Bagian 00. Prolog

431 51 61
                                    

"Kelas tanpa solidaritas itu cuma ampas"

"Lagak lo begitu, ada jejak lo ga buat kelas ini? Minimal berguna"

***

"Gue suka sama lo, Deano. Kurang gue apa sih?"

"Maaf"

***

"Jangan pernah lo anggep kita temen kelas lagi kalo gini ceritanya"

***

Tempat yang semulanya bersih berubah penuh tepung dan air, ricuh sudah. Gadis itu mengambil satu botol berisi minuman kemasan dan membukanya lalu menyiramkan pada seseorang di depan kakinya yang sedang dipegangi oleh teman temannya yang lain.

"Orang kayak lo ga pantes nginjek kaki di sekolah ini. Tau diri dikit lah bego."

Keadaan makin ricuh setelah muncul seorang lelaki yang berteriak sambil berlari mendekat.

"BERHENTI LO BANGSAT"

***

Riak air danau memantulkan cahaya cahaya lampu gemerlapan.

"Janji buat rahasiain ini?"

"Janji"

***

Pukulan demi pukulan terus ditujukan kepada pemuda yang juga membalas tak kalah keras.

"Kalo lo gak ngelakuin itu, semuanya ga bakal kaya gini"

"Gue ga salah anjing, kalian itu yang egois"

***

"Apa harapan lagi buat kelas kita?"

***

"Terimakasih dan maaf, kesalahan saya memang fatal. Saya minta maaf"

***

"Gue bangga ada disini, setidaknya ada kebahagiaan walaupun cuma 2 tahun. Hehe"

***

"Kita berhasil, kan?"

Yang ditanya hanya tersenyum, senyuman yang membuat semua orang menangis seketika.









Tbc.

TroubELEVEN [og]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang