Bagian 16. Antara 1 dan 2

52 23 2
                                    

Pembagian rapot alias penentu ranking disini dimulai, Deano sesekali mengusap gusar wajahnya. Bagaimana jika ia kalah lagi?

Para wali wali murid silih berdatangan. Ayah Deano tentu sudah ada di dalam, sudah siap.

X IPA 2 berdiri di depan kelas mereka dengan ribut. Rea terus menatap Deano dengan nanar, ketakutan mereka selalu timbul disaat seperti ini. Ia menghampiri Deano yang tengah duduk bersama Gebby, Fara dan Bagasdi.

"De?"

"Iya Re, santai aja" Ujar Deano dengan wajah tak meyakinkan.

Rea menatap kesal, memukul bahu Deano pelan. "Muka lo yang ga santai anjring"

Deano terkekeh, sedang Gebby seketika diam. Dirinya sepertinya tak se asik Rea yang bisa membuat Deano tertawa seperti itu.

Rea mengetahui situasi, ia berdiri dan pergi. Sebelumnya juga menyapa terlebih dahulu.

Milan datang merangkul Rea, "It's ok, everything will be fine"

"MAMA DIMANA? BIAR OWEN KESANA"

"YA AMPUN MA, KOK JAUH BANGET. SEBENTAR OWEN LARI."

"IYA IYA OWEN JALAN"

Seruan seseorang yang sedang menelepon itu membuat atensi fokus, Lowen berlari ke arah parkiran. Mamanya tersesat katanya.

"Ngarereuweas wae anying eta budak" Rasyid mengusap dadanya, masih terkejut akan teriakan Lowen di sampingnya

*Ngagetin mulu anying itu bocah

"Dek, bener ini 10 IPA 2?" Seorang wanita cantik bertanya, menepuk bahu Rasyid.

Rasyid menoleh, 'Gile cakep banget'.

"Iya tan, eh kak. Bener itu 10 IPA 2" Ujarnya berseri sebelum seseorang dari belakang wanita itu memanggil.

"Ibu ih lama, kakak nyariin kesana malah udah disini"

Sahara mengomel, dirinya lelah sudah berlari tapi Ibunya malah sudah disini. Apalagi juga mengobrol dengan Rasyid. Garis bawahi, Rasyid orang yang sedang ia jauhi.

Rasyid yang masih mencerna pun masih sangat kaget, 'Kirain teteh teteh, ternyata calon mertua'.

"Kakak bawel ah, Ibu masuk dulu. Terimakasih ya dek" Ujar Ibu Sahara sambil menepuk bahu Rasyid dan bergegas masuk.

"Lo ngapain ngobrol sama ibu?"

"Ibu lo nanya doang Har, btw itu beneran Ibu lo?"

Sahara menoleh terheran, apa yang Rasyid maksud?

"Ya ibu gue lah"

"Oke deh"

"Lo kenapa sih?"

"Engga mang"

"Mang?"

"Yang"

"Yang?"

"Engga, friend"

"Oke"

Rasyid mencebikan bibir, dan menyuruh Sahara untuk duduk di kursi tempatnya. Ia menjadi berdiri.

Mereka semua menunggu hasil, ada yang berharap ada juga yang 'yaudah lah'.

Bu Nafisah datang dengan bertumpuk piala dan kotak hadiah ditangannya.

"Punya saya semua itu Bu?" Bagasdi menyahut disahut tertawaan semua orang.

"Punya aing itu mah Gas" Celetukan Abim semakin membuat yang lain tertawa.

TroubELEVEN [og]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang