Bagian 14. Ujian sekolah

54 25 6
                                    

Penilaian akhir semester dimulai, para siswa siswi ambis terus belajar mati matian demi mendapat nilai yang memuaskan, contohnya saja Deano. Sejak dimulai PAS ini dirinya semakin terlihat sibuk akan diri sendiri, ditambah masuk organisasi kesiswaan yang membuatnya semakin sulit mengorganisir waktu.

"Jam pelajaran pertama PAI, yang nilainya kecil ini mah agamanya patut dicurigakan"

Abim yang dasarnya selalu mendapat nilai kecil di mata pelajaran agama menatap nanar kertas ujian setelah mendengar perkataan teman antar bangkunya dari kelas IPS. Adlen.

"Aing Islam beneran asli" gumamnya lirih.

Ujian dilakukan dengan mencampurkan antar kelas. Dari kelas 10 sampai 12 tanpa terkecuali.

Zaidan yang berjarak 3 bangku dari Abim berkata pelan, "Sini gue contekin Bim"

Ucapan Zaidan tentu dibalas senyuman lebar oleh Abim sebelum dirinya menatap datar lelaki itu setelah Zaidan mengatakan kalimat berikutnya.

"Satu soal, gocap"

"Mending bayar cepe ke si Abdul"

Orang orang disekitar mereka menggeleng geleng heran. Murid X IPA 2 yang mendapati 1 kelas adalah

Abim, Zaidan, Deano, Gebby, Fara

Bagasdi, Habsi, Rigel, Sahira

Sahara, Rea, Satria, Lowen, Zea

Lily, Milan, Shaka

Rendra, Teresa, Rasyid

"Duh, Abdul ngapain jauh amat si anying duduknya. Gue jadi susah nyontek" Keluh Abim di sela berjalannya ia dengan teman lainnya.

Gebby memukul bahu Abim, "Mau enaknya aja lo"

Zaidan memicingkan matanya ke arah Gebby.

"Lo juga nyontek Fara tadi, kita diem aja"

Gebby membulatkan matanya, ia rasa dirinya sudah cukup aman dalam melakukan sesuatu. Namun nyatanya ia tetap terciduk juga.

"Udah udah udah lupain aja, kita ke kantin sambil nungguin temen-temen yang lain" Gebby mengalihkan percakapan.

Istirahat memang sudah dimulai sejak dari tadi, pembelajaran itu tak berlangsung lama dengan hanya beberapa mata pelajaran saja. Mereka tiba di kantin yang ternyata Shaka Milan dan juga Lily sudah ada di sana

"Anjay Shaka udah dateng aja" ujar Abim sambil mendudukkan dirinya di samping temannya itu.

"Siapa sih lu sok akrab"

Mendengar perkataan, itu Abim pura-pura menunjukkan wajah terkejutnya. "Teganya Shaka"

Setelah abim duduk di samping Shaka, Gebby dan Fara mendudukkan diri mereka di samping Milan dan Lily. Deano tidak ikut, sebab ia bergegas pergi ke perpustakaan setelah pelajaran usai.

Ricuh riuh dari pintu kantin mengalihkan semua atensi orang-orang yang ada di sana. Abim mengenali orang-orang itu, mereka adalah Huda si ketua futsal dan Habsi juga Bagasdi.

"A' anjing sepatu gue itu A'"

"LEMPAR BANG"

"TANGKAP GAS"

"BAGASDI DONGO AH"

"AHAHAHAHA"

Huda dan Bagasdi tertawa puas melihat Habsi yang berteriak marah ketika mereka mengambil sepatunya.

"JANGAN DI KANTIN JUGA KALO MAU RIBUT"

Rigel datang dari arah belakang dan memukul kedua kepala belakang Habsi dan Bagasdi, ia tentu tak berani melakukan kepada Huda.

TroubELEVEN [og]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang