Petikan gitar juga gemercik air dari arah luar membuat suasana kelas yang juga dipenuhi oleh aroma pop mie menyatu menjadi satu.
Shaka melantunkan nyanyian yang didengar oleh seluruh penghuni kelas dalam diam. Menghayati tiap lirik yang dibawakan dengan indah. Jujur saja Shaka ini seperti tak pernah memakan gorengan. Lagu An art gallery never as unique as you akan selalu menjadi pemenang bagi Shaka dan juga mereka.
"'Cause I wanna look at you when we are apart
'Cause you're not just a human being, you are art"Shaka menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan, ia melirik ke arah Milan yang sedang merapikan kembali dasinya. Cantik.
"So darling, darling don't be scared
'Cause even if I look everywhere
Your colors caught my eye
And you're my favorite sight to see""Ajiakh mang Shaka ku aing colok eta panon geura" [Ajiakh mang Shaka sama gue tusuk aja dah itu mata]
Habsi berkata disusul tawa Abim menggema mendominasi. Shaka yang menjadi obrolan pun memberikan jari tengah pada kedua temannya itu, dan kembali menoleh pada Milan disertai senyuman tulus yang tercetak jelas.
"Lagunya buat waifu aing alias Teh Milan Meliandra cihuy"
"CHUAKS MANG SHAKA"
"Alah alah"
"Aduh Milan jangan salting gitu dong"
"Gue diem ya Rigel, fuck you"
Ucapan Shaka benar benar semakin membuat keadaan ricuh, jam kosong di pembelajaran terakhir memang seru. Dikarenakan guru rapat dadakan namun mereka tak diizinkan pulang sebelum waktunya pun membuat semua anak anak SMAN Elang 24 hanya tinggal menunggu bel pulang ataupun hujan reda.
Milan membalas tatapan Shaka tajam dan mengalihkan pandang menjadi membaca novel yang kebetulan ia pinjam kemarin dari perpustakaan.
Bagasdi tak perduli dengan keadaan itu, ia meloncat mendekat ke arah Shaka dan meraih alat musik gitar itu untuk beralih menjadi berada di pangkuannya.
Jreng
Suara satu petikan gitar rasanya cukup membuat Abim tertawa keras, tawa yang ikut menular pada semua orang. Lelaki kelewat receh ini patut diberikan jempol kalau soal tertawa. Bahkan hal kecil saja bisa ia tertawakan.
"Anying jreng jreng jreng kayak upin Ipin"
"Apa sih Bim babi"
Bagasdi menendang kaki Abim pelan, membuat lelaki itu semakin mengeraskan tawanya. Bagasdi hanya bergidig ngeri dan memulai nyanyiannya.
"Mimpi adalah kunci
Untuk kita menaklukkan dunia
Berlarilah tanpa lelah
Sampai engkau meraihnya"Lirik yang sungguh familiar dalam telinga membuat mereka sontak menyanyikan bersama. Suara gitar, deras hujan juga lantunan musik yang mendominasi membuat kelas seakan dilingkup hangat.
"Laskar pelangi
Takkan terikat waktu
Bebaskan mimpimu di angkasa
Warnai bintang di jiwa"1... 2... 3...
"Menarilah dan terus tertawa
Walau dunia tak seindah surga
Bersyukurlah pada Yang Kuasa
Cinta kita di dunia
SelamanyaCinta kepada hidup
Memberikan senyuman abadi
Walau hidup kadang tak adil
Tapi cinta lengkapi kita""EH WOY"
Teriakan Rasyid membuat mereka berhenti dan menoleh kepada lelaki itu.
"Apaan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TroubELEVEN [og]
Teen Fiction"Kelas tanpa solidaritas itu cuma ampas" --- Kilas balik akan mulainya pertemanan mereka dari awal MOS sampai menginjak kelas XI akan dimulai. Mulainya pertemanan, persahabatan, jalinan asmara, bah...