"Berbagi bukan karena mampu, tapi mau. Banyak orang mampu tapi gak mau dan banyak orang mau tapi ngusahain diri biar mampu. Semua tergantung mindset."
- The Bruiser '14.
______
36. [2] Berbagi
Rombongan motor di minggu pagi benar-benar membelah jalanan Bandung. Tidak untuk menyalip mengebut atau sebagainya. The Bruiser berjejer rapi dengan Rendra berkendara di paling depan sedang Satria berada di paling belakang untuk memastikan anggotanya aman.
"SEMUA AMAN?" Rendra berteriak dan menoleh sekilas ke arah belakang
"AMAN BOS!"
Rendra mengangguk dan mengacungkan jempol kirinya, tanda bahwa ia mengerti. Lalu sepersekian detik lelaki itu berkata pada earphone yang menghubungkan langsung dengan Satria di belakang.
"Beh belakang gimana?"
"Aman."
"Ok, lo lurusin yang lain ke jalan. Gue ke panti"
"Sip"
Mereka dibagi menjadi dua, Rendra membawa sebagian itu ke panti, diikuti Shaka, Rasyid, Deano dan Habsi yang memakai mobilnya. Sedangkan Satria membawa terus maju ke jalan. Bersama Denis, Bagasdi, juga Fabio yang turut memakai mobil untuk membawa semua barang.
"ORANG YANG KEMARIN KEBAGIAN PANTI, IKUT GUA"
Rendra mengarahkan mereka untuk mengikutinya masuk ke wilayah panti asuhan yang kemarin sudah ia dan Satria datangi terlebih dahulu.
Selagi masuk, mereka melihat banyak anak-anak berlarian. Rendra tersenyum tipis, hatinya hangat. The Bruiser yang ikut ke panti tentu saja dengan penampilan berbeda, mereka memakai baju cerah tanpa ada unsur gelap. Mungkin beberapa orang ada yang memakai celana hitam, tapi tak ada sobekan juga.
Habsi menepikan mobilnya yang berisi banyak barang juga makanan.
"Assalamualaikum, Bu Heni" Rendra terlebih dahulu menyapa Ibu panti yang kebetulan sedang berada di luar dan langsung mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam.
"Eh A Rendra ya? Masuk sini A." Ajaknya ramah.
Rendra tersenyum dan mengangguk, lalu mengajak semua teman-temannya untuk ikut masuk bersamanya.
Mereka memasuki panti dengan ceria, membuat beberapa anak panti langsung merasa akrab dengan mereka. Apalagi dengan Habsi, Shaka dan Rasyid yang memang gampang bersosialisasi.
"Cil, Aa bawain Lego nih. Mau ga?"
Anak lelaki yang dipanggil 'Cil' itu sedikit memberontak dalam gendongan Habsi, "Aku Alif A! Bukan cil!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TroubELEVEN [og]
Ficção Adolescente"Kelas tanpa solidaritas itu cuma ampas" --- Kilas balik akan mulainya pertemanan mereka dari awal MOS sampai menginjak kelas XI akan dimulai. Mulainya pertemanan, persahabatan, jalinan asmara, bah...