Riuh penonton acara meramaikan hari itu, di bawah teriknya matahari, dua kubu yang saling kontra satu sama lain bersikeras meyakini bahwa satu dari mereka benar.
"Anjir Teh, lo jelas jelas tadi kena sama gue. Malah playing victim mulu dodol" Rigel berkata gemetar menahan kesal dengan tangan yang ia eratkan.
*Teh / Teteh : panggilan untuk perempuan yang lebih tua
*A' / Aa : panggilan untuk laki laki yang lebih tua"Apa sih, udah kali kalah mah. Tadi kan kamu ga kena banget sama aku, ya ga kerasa lah"
Ucapan pengelakan itu sontak membuat tim hadangan X IPA 2 tak terima, jelas jelas sudah kena tetap saja denial.
Belum sempat Rea membuka mulut untuk ikut berselisih, panitia osis bagian hadangan buru buru berkata membuat gadis itu menggertakkan giginya.
"Udah udah tadi ga kena kok, kalian seri kan. Kita satu permainan lagi buat jadi penentuan. Kelas 11 IPS 2 yang main."
"Lah kok? Suit lah Teh, masa kaya gini sih?"
Rea menahan Sahara untuk tidak berkata lebih banyak lagi, ia menarik mereka sedikit mundur lalu berbisik.
"Panitia itu Teh Mauren, satu kelas sama lawan main kita. Ga heran kalo dibela gitu"
Rigel menoleh kaget ke arah Rea, "Pantes aja monyet"
"Maaf ya, punya gue tadi ga ke itung pas masuk" Gebby menundukkan kepalanya membuat Sahira menepuk pundak temannya itu pelan.
"Bukan salah lo"
Pertandingan itu dimulai kembali, X IPA 2 sudah sangat kewalahan sebab sebelum ini mereka memenangkan pertandingan dengan X IPS 1 dahulu, lalu dilanjutkan melawan kakak kelas mereka dengan batas waktu istirahat hanya 5 menit. Juga adanya pertengkaran tadi pun sangat menguras energi mereka.
Rea, Rigel, Sahara, Sahira, Gebby juga Abim yang terpaksa ikut karena tadi Zea beralih lomba.
"TEH ZURA KENA"
Teriakan Gebby sontak mengalihkan atensi mereka, Zura melotot kaget akan itu.
"Ih engga, aku ga kena kok"
Gebby menatap dengan wajah kesal bukan main, "Jelas jelas lo kena Teh, mau ngelak gimana lagi sih?"
"Udah lah kamu ga usah bohong mulu"
"Lah?"
Mauren menatap anak kelasnya sedikit khawatir, "Udah udah, lanjut lagi aja"
"Lo sampah kalo ngebela yang salah" Rea membisik penuh penekanan ketika Mauren melewati barisannya.
Permainan kembali berlanjut, semua kecurangan itu terus ditutupi. Tak ada guru yang mengawasi membuat mereka leluasa bermain curang maupun jujur sekalipun.
BRAK
"ADUH NYET"
"MANG ABIM SIA KUNAON"
*Lo kenapa
"GAPAPA BRO, AI EM FAIN"
Permainan berakhir dengan dimenangkan oleh XI IPS 2, Selisih 1 dari mereka dengan pemain yang terus diganti. X IPA 2 menerima walau sedikit kecewa, mereka tak bisa mengganti pemain tapi kelas XI IPS 2 yang notabennya satu kelas dengan panitia pun leluasa menggantikan pemain satu demi satu.
"Gapapa gapapa"
Rigel terkekeh mendengar ucapan Sahira, "Gapapa gapapa padahal hati pengen teriak bangsat"
Rea menoleh pada Abim yang terus memegang kakinya.
"Kenapa Bim? Tadi lo jatoh lumayan keras ya?"
"Gapapa Re, santai aing mah"
KAMU SEDANG MEMBACA
TroubELEVEN [og]
Novela Juvenil"Kelas tanpa solidaritas itu cuma ampas" --- Kilas balik akan mulainya pertemanan mereka dari awal MOS sampai menginjak kelas XI akan dimulai. Mulainya pertemanan, persahabatan, jalinan asmara, bah...