Bagian 03. Upacara

117 36 5
                                    

Bandung, Sman Elang 24' 06:29 AM

Riuh gaduh suara murid murid di pagi hari yang cerah namun tak secerah hati mereka. Dimana hari ini adalah hari senin hari yang paling di benci semua murid.

BRAK!

Pintu terbuka, menampakan seorang gadis dengan pakaian rapih membuka pintu keras dengan kakinya.

"HELOO GUYS SELAMAT PAGI" Rigel membuka pintu gusar yang dibalas tak kalah keras oleh Sahara dan Rasyid.

"PELAN PELAN ANJING RUSAK TUH PINTU"

"BERISIK LO RIGEL, GUE LAGI DAGDIGDUG NIH"

"Waalaikumussalam Rigel, pagi" Deano membalas halus.

"BERISIK LO BERDUA GA TAU APA GUE LAGI SENENG" Rigel berdecak karna pagi nya yang cerah ini dirusak Sahara dan Rasyid.

"Udah napa lo bertiga sama sama berisik, mending liatin tuh atribut lo lo pada. Udah lengkap belum?" Sahut Zea yang sedari tadi jengah melihat pertengkaran mereka bertiga.

"Udah udah, ayo pada ke lapangan. Tadi udah di suruh sama bapak ibu guru" Lerai sang ketua sambil tersenyum melihat kelakuan teman teman baru nya yang sangat absurd

***

KRIINGGG!!🔔

Lonceng berbunyi nyaring seiringan dengan pengumuman menggema di setiap penjuru sekolah.

"AYO SEMUANYA PADA KUMPUL DI LAPANGAN, UPACARA AKAN SEGERA DI MULAI!."

"Asu males banget gue, mana ga bawa topi lagi. Sial emang"

Teresa berjalan malas sambil menarik lengan Milan. Sedangkan orang yang ditarik hanya pasrah.

"YANG MERASA ATRIBUT NYA KURANG, MAJU KEDEPAN"

Teriakan petugas petugas upacara itu ke setiap jajaran kelas, mencari orang orang yang kurang disiplin akan kerapihan.

"Woy Sa, kedepan sana gih. Atribut lo ga lengkap. Lo juga Ndra sana sana" Usir Rea saat melihat atribut Teresa dan Rendra yang kurang.

Upacara sudah dimulai, semua murid sudah rapih berbaris sesuai kelasnya

Saat upacara di mulai ada salah satu siswa berjalan santai dari arah gerbang sambil menenteng tas nya.

Seorang guru piket yang melihat tentu tak akan diam saja, ia menghentikan orang itu.

"Hei kamu, diam disitu. Jam segini baru datang, kemana saja?"

"Sorry Pak, saya kesiangan, hehe. Izinin saya ngikutin upacara ya, Pak?"

Zaidan berbicara santai, mencoba membujuk dengan memasang wajah sedikit melas walau dalam hati sudah rusuh sendiri.

"Ini baru pertama sekolah dan kamu sudah kesiangan. Gimana nantinya? Sudah kamu ikut masuk ke barisan yang di depan, sana"

Titah sang guru kepada Zaidan. Dirinya hendak protes namun urung ketika melihat hampir semua atensi terfokus padanya.

"Ck ah"

Zaidan berdecak lalu berjalan pasrah ke arah barisan depan.

***

"Huh, emang goblok tuh bapak bapak. Lama amat ngasih amanat" Keluh Bagasdi sambil mengibas wajahnya dengan topi yang dia pegang.

"Derita.. derita.." Timpal Gebby sembari berjalan lunglay kearah bangku nya.

"Eh, pelajaran pertama apa?"

Tanya Sahira ketika sudah mendudukan diri di bangkunya.

"Gak tau, gue ga nyatet jadwal pelajaran" Ucap Abim saat melihat Sahira mengeluarkan alat tulisnya.

"Eleuh eleuh, bego sia mah bim malah te nyatet. Teu niat sakola?"

*Bego lo bim malah ga nyatet, ga niat sekolah?

Kata Rasyid sambil melihat kebelakang tepat pada bangku Abim.

"Bacot sia Acid" Abim spontan melemparkan topi di genggamannya yang dibalas pula lemparan dari Rasyid.

"Heh, udah lah anjir ribut mulu"

Sakha menengahi agar tidak ada keributan selanjutnya, males dia tuh denger kebisingan.

Dan setelah itu semuanya diam karna guru fisika datang dan mulai pelajaran..

***




Tbc

TroubELEVEN [og]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang