Bagian 21. Satria Lily

45 23 11
                                    

Sekitar kurang lebih tiga minggu berlalu sejak kejadian porak hari itu, libur akhir semester tentu menjadi kesempatan besar bagi mereka untuk merayakan malam tahun baru entah bersama pasangan, teman, ataupun keluarga.

Lily menatap bosan layar komputer yang tengah Satria mainkan di hadapannya. Ia sesekali melahap keripik di meja diam diam walaupun pasti ketahuan.

"Babeh"

"Hmm"

"Besok udah mau sekolah ya"

"Hmm"

"Nanti gue berangkat sama lo, Beh?"

"Hmm"

"Ham hem ham hem mulu kayak Nisa Sabyan" Lily berkata kesal karena jawaban Satria yang tengah fokus terhadap permainannya membuat ia semakin bosan.

Lelaki itu menghentikan permainannya dan beralih menggapai gelas berisi minuman dan menegaknya cepat sebelum berucap.

"Bacot ah, mau nginep apa pulang?"

"Nginep! Mau tidur sama bunda"

"Yaudah" Satria menjawab singkat dan kembali duduk di kursinya. Namun atensinya teralihkan pada ponsel Lily yamg terus berbunyi nyaring.

"Bunyi mulu, siapa dah?"

Lily mengambil ponselnya dan mengaktifkan mode jangan ganggu segera. Membuat Satria semakin menatap curiga pada gadis dihadapannya.

"Siapa Ly?"

"Bukan siapa siapa, lupain aja"

"Bilang"

Perubahan nada pada suara Satria membuat Lily menahan nafasnya sejenak karena takut. Gadis itu menggelengkan kepalanya keras keras dan berlari ke arah kamar Bunda Satria, meninggalkan Satria seorang diri dengan pemikiran berkecamuk curiga.

***

Seperti yang Lily pikirkan, hari pertama sekolah menjadi hari pertama ia mendapat tatapan sinis dan iri kembali dari para pemuja Satria. Sekumpulan orang mereka berdua lewati namun tak diindahkan.

"Satria cakep banget, jadi pacarku sini"

"Cocoknya sih jadi cowok gue ya ini mah"

"GILA MY SATRIA IS BACK"

"Ga liat Satria sebulan haus banget tolong"

"SATRIA MINIMAL KASIH USERNAME IG DONG"

"Satria ganteng gitu masa jalan sama tu bocah mulu sih?"

"Kiw 08 berapa bang"

Dan masih banyak lagi perkataan menggelikan yang membuat Lily meringis mendengarnya. Ia menatap Satria yang jauh lebih tinggi darinya, lelaki itu hanya menampilkan wajah tanpa ekspresi seperti biasa. Seolah tadi hanyalah angin lalu bagi dirinya.

"Babeh seleb"

Perkataan Lily membuat mereka terkekeh geli di sela langkahnya menuju kelas. Namun seruan dari arah belakang tentu membuat keduanya menoleh.

"Pacaran mulu lo berdua"

"Pala lo pacaran" Satria menoyor kepala Bagasdi pelan, namun dibalas reaksi berlebihan dari pria itu yang membuat Lily tertawa melihatnya.

Bagasdi menegakkan kembali badannya dan sedikit mencondongkan diri ke arah Lily untuk sekedar menjadi lebih dekat dengan gadis itu.

TroubELEVEN [og]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang