"Pararunten akang teteh, Zea cantik is back!" Zea berseru sembari memasuki kelas. Dan dilihatnya hampir semua sudah hadir.
"Rajin amat kalian jam segini udah di sekolah"
Teresa yang mendengar perkataan gadis yang sedang menyimpan tasnya pada meja itu pun hanya memutar bola matanya malas.
"Belegug sia mah anying, ini udah jam tujuh kurang"
*Bodoh
Ucapan itu hanya dibalas cengiran oleh Zea.
"Untung lo yang kedua terakhir, Ze" Sahut Rendra yang berada di belakangnya.
"Lah emang siapa yang paling terakhir?"
"YA SI RAJA TELAT ZAIDAN LAH, SIAPA LAGI?"
Dengan serentak mereka menjawab, sudah tak heran lagi dengan perilaku teman kelasnya yang satu itu.
"Tidak ada kata terlambat dalam mengejar ilmu bro" Ujar Zaidan setelah selangkah memasuki kelas tepat pada waktu lonceng berdering dengan tatapan kesal pada semua yang ada disana.
"ALAH MANG IDAN KUMAHA?"
*Gimana
"Iya bener sih bener, tapi lo telatnya ga ngotak anjir mana tiap hari"
Sorakan itu membuat Zaidan menggerutu kesal sambil berjalan menuju tempat duduknya.
Deano hanya menggeleng gelengkan kepala lalu teringat sesuatu saat ia membuka buku paketnya.
"Eh sekarang matematika ya?"
Ucapan itu sontak membuat semua fokus dalam kelas tertuju pada perkataannya. Beberapa ada yang terkejut dan beberapa juga terlihat biasa saja.
"HAH MATEMATIKA? ANJING GUE BELUM NYATET PELAJARAN"
"Oh, iya"
"Baru minggu pertama udah di bombardir matematika anjir"
"MUAK GUA"
"KOK LO GA NGASIH TAU DARI KEMAREN SIH, DUL"
Rasyid bersungut saat sibuk mencari buku matematikanya pada tas.
"Saya udah ngechat kamu, Cid. Tapi kamunya kan ga aktif"
"Hah iya kah?"
"Iya"
Dengan nada yang terkesan sabar, Deano membalas ucapan Rasyid.
"Udah udah ah berisik bener" Rea berseru sembari berkutat pada buku dan handphone di hadapannya.
"Bodo amat, jangan belajar aja lah udah"
Ajak Satria yang dihadiahi lemparan tipe-x dari Rigel yang berada di sampingnya.
"Aduh"
"Lo mah sesat, Sat" Teriak Habsi dari arah depan. Dan dibalas lemparan tipe-x Rigel tadi.
"Setidaknya kalau manggil orang itu yang lengkap tot"
"TIPE-X GUE SAT BANGSAT"
***
"Gel mau ikut beli mie ayam ga?"
Habsi dengan niat yang sudah kuat pun memberanikan diri mengajak Rigel untuk ke tempat makan itu. Dirinya mendapat informasi dari kakak kelasnya yang lain.
"Yang di seberang itu, Si?"
Habsi mengangguk membuat Rigel melirik ke arah Rea.
"Gue udah di ajak sama tu anak kesana"
KAMU SEDANG MEMBACA
TroubELEVEN [og]
Teen Fiction"Kelas tanpa solidaritas itu cuma ampas" --- Kilas balik akan mulainya pertemanan mereka dari awal MOS sampai menginjak kelas XI akan dimulai. Mulainya pertemanan, persahabatan, jalinan asmara, bah...