Bagian 02. Struktur kelas

137 40 49
                                    

Tempat duduk yang awalnya dipilih murid kini berbeda dan membuat kelas sedikit ricuh sebab adanya penataan ulang tempat duduk.

Pov tempat duduk baru:

"Bu kenapa diginiin sih tempat duduknya" Sahira mengeluh walaupun tetap mengikuti perintah gurunya untuk pindah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bu kenapa diginiin sih tempat duduknya" Sahira mengeluh walaupun tetap mengikuti perintah gurunya untuk pindah.

"Suka suka ibu lah, cepat duduk sana, Sahara"

Sahira mendelik, "Saya Sahira bu, bukan Sahara"

"Ah iya itu sama aja lah"

Sahira kembali ingin protes namun Teresa menghentikan pergerakannya.

"Udah"

"Ih kok jauh sama Deano!" Gebby melihat tempat duduk barunya dengan cemberut.

Melihat itu Zea mendorong kepala temannya itu pelan.

"Lo cuma kehalang si Fara doang goblok"

Yang dituju hanya menghela nafas, lalu berbisik lumayan keras kepada Fara.

"Far nanti sekali kali gantian tempat duduk ya, gue traktir di kantin dah."

Zea bergidig sambil berbalik ke tempatnya.

"Ih dasar Gebby anying" ucapnya lirih.

Sedang Bagasdi dan Oktarea sedari tadi tak henti mempermasalahkan tempat duduk itu, kebetulan bu Nafisah sedang keluar sebentar jadi mereka bisa leluasa bertengkar.

"Lo di depan please Re, gue tebengin lu sebulan dah"

"Gue bisa bawa motor! Gamau ah anjir. Terima nasib aja kenapa sih"

"Re lo ga tega sama gue? Gue duduk di depan guru banget anying ngke hese kalo mau nyontek"

*nanti susah.

Plak!

Rea menampar bahu Bagas lumayan keras, dirinya sudah di puncak kekesalan ditambah hari ini adalah hari pertama dia mens.

"Lo bisa ga sih jangan rudet, kalo udah ditentuin kaya gitu yaudah terima aja. Bagus lo maksa maksa kaya tadi?" Rea memarahi Bagas dengan suara tegasnya, membuat satu kelas yang tadinya ricuh berubah menjadi hening.

"Iya maaf, gue kan cuma-"

"Ah jangan protes lagi, duduk!"

Bagasdi mendudukan dirinya dengan cepat dan menatap ngeri Rea sembari mengusap bahunya yang terasa perih.

Kelas masih hening.

Prok prok prok

"Mantap Okta! Abis ini kita harus temenan, gak mau tau." Rigel tepuk tangan dengan senyuman yang menampakan giginya.

Zaidan bergidig, "Untung jauh dia sama gue"

***

Bu Nafisah sudah kembali ke kelas dan mengucapkan banyak patah kata yang Sahara tak yakin pasti kalau ia mendengarkan semuanya. Rasa kantuk terus menghampiri Hara, baru saja ingin menelungkupkan kepalanya tetapi malah dikejutkan oleh tepukan yang lumayan keras dari orang dibelakangnya.

"AH HIRA" Teriakan spontan itu mengundang seluruh pasang mata ke arahnya.

Bu Nafisah yang juga kaget pun bertanya.

"Ada apa Sahara?"

Sahara yang kelimpungan pun hanya menggelengkan kepalanya lalu benar benar menelungkupkan wajahnya ke bawah meja sambil terus menyumpah serapahi adik kembarnya yang telah membuat ia malu setengah mati.

'Dasar Sahira brengsek"

Sedangkan Sahira hanya menatap polos saudarinya karna pada dasarnya ia hanya ingin meminjam tipe-ex.

Kegiatan berlanjut, Bu Nafisah mengusulkan akan menyiapkan struktur kelas. Dirinya mengambil spidol lalu menuliskan jabatan jabatan di papan tulis.

Wali kelas:
Nafisah Rosean

Ketua kelas:

Wakil ketua kelas :

Sekretaris :

Bendahara 1 :

Bendahara 2 :

Semua murid terlihat was-was, mereka enggan menjadi inti kelas. Tapi Bu Nafisah terus menelisik satu persatu lalu bertanya.

"Siapa yang mau jadi ketua kelas?"

Hening, tidak ada yang ingin menjawab.

"Abdul tuh bu" Habsi berteriak menyarankan disusul riuh persetujuan orang orang.

Bu Nafisah tersenyum, "Oke. Ketua kelasnya Deano, wakil ketuanya Habsi ya"

"Lah kok saya bu" Habsi panik sebab tak ada terpikirkan bahwa dia akan menjadi wakil ketua kelas. Sedangkan Dean hanya pasrah, menjadi ketua kelas seolah memang job dirinya di sekolah dasar sampai sekarang.

"Udah, ibu ga nerima penolakan"

Guru muda itu menuliskan nama Deano dan Habsi berurutan membuat orang yang menjadi wakil ketua kelas itu menghela nafas frustasi.

Wali kelas:
Nafisah Rosean

Ketua kelas:
Deano Abdul Fajri

Wakil ketua kelas :
Habsi Syawali

Sekretaris :

Bendahara 1 :

Bendahara 2 :

"Yang jadi sekretaris sama bendahara ibu tunjuk aja ya"

Murid murid itu memalingkan tatapannya, tak ingin beradu mata dengan sang guru.

"Sekretaris Sahira. Bendahara satu Rigel, kedua Gebby" Final ucapan Bu Nafisah tak bisa mereka elak lagi.

Wali kelas:
Nafisah Rosean

Ketua kelas:
Deano Abdul Fajri

Wakil ketua kelas :
Habsi Syawali

Sekretaris :
Sahira Abilla Seanni

Bendahara 1 :
Rigel Nebula Luna

Bendahara 2 :
Gebby Grestine

"Nah udah ya, semoga kalian bisa bertanggung jawab sama jabatan yang kalian punya sekarang"

"Iya bu.." Ucap mereka pasrah, ya bagaimana tidak pasrah? menjadi inti kelas karna paksaan?

Dean dan Gebby terkecuali. Dean yang sudah terbiasa dan oke oke saja, juga Gebby yang malah senang karna ada Dean disana.

***

Tbc.

TroubELEVEN [og]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang