Bagian 38. Zeaden.

42 21 12
                                    

"Ze, aing kirimin nomor manéh ke si Aden ya," ujar Shaka dengan pandangan tertuju pada handphone yang ia pegang.

Zea yang merasa jika Shaka berbicara padanya pun menoleh heran. Ia mengambil botol minumnya, membukanya dan bertanya terlebih dahulu sebelum ia teguk.

"Hah? Aden saha?"

"Jayden. Sepupu si Zaidan itu"

PPFFTHH

Semburan air yang diminum Zea membuat Shaka berjengkit kaget dan bergerak sedikit menjauh dari jangkauan Zea.

"KUNAON SIA ZE"

Zea menggeleng, "Enggak, jangan dikirim gak papa. Dia udah punya kok nomor gue"

Ucapan Zea membuat Shaka memicing jahil. Tak mungkin tak ada apa-apa jika sampai memiliki nomor satu sama lain.

"Anjay Jea sukanya adek kelas nih ya"

"BERISIK LO TIANG"

Pertengkaran itu menjadi tontonan anak-anak yang mengikuti ekstrakurikuler basket hari itu di lapangan. Memang biasa, IPA dua jika tidak ribut tidak seru.

***

Zea membawa kertas formulir itu dan memberikannya pada Jayden yang sedang berdiri di depan pintu kelasnya dengan pandangan fokus pada handphone yang ia pegang.

"Nih"

Jayden tersenyum menanggapi dan segera menyimpan ponselnya pada saku, "Makasih Teh, btw gue mau minta maaf soal OSIS it-"

"DIEM"

Belum sempat Jayden menyelesaikan ucapannya, Zea spontan membekam mulut Jayden agar berhenti berbicara.

"Jangan ngungkit itu lagi ya adek kecil. Itu udah lama banget" Ucap Zea dengan senyum masamnya sembari melepas lagi bekaman yang ia berikan.

Jayden menegak ludahnya, ia ikut tersenyum canggung.

"Maaf Teh, gue gak akan lagi ngungkit tentang os-"

"DEN DIEM AH"

"MAAF"

Entah bagaimana jadinya, mereka kini berakhir makan di kantin kelas 11. Jayden terus melirik Zea yang sedari tadi hanya diam sambil memakan bakso yang sedari tadi sudah mereka pesan.

"Teh"

"Apa?!" sungut Zea membuat Jayden mengelus dadanya sabar.

"Lagi PMS kah" gumamnya dengan suara kecil.

Kini Zea menghentikan makannya dan menatap Jayden datar.

"Kalau iya emang kenapa? Masalah? Kalau gak suka pergi aja sana. Jangan mancing emosi atau rumah lo gue rudal!"

"Buset kedengeran" Jayden terkekeh dan menggaruk kepalanya yang tak gatal setelah mendengar penuturan Zea yang dipenuhi emosi.

"Lucu amat si Teh"

Zea mengangkat sebelah alisnya heran, "Gue gak lagi ngelucu ya anjir"

TroubELEVEN [og]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang