BAB 20 : Pesan Asing

515 59 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


_______________

Jam 11 malam, Riko baru menyelesaikan belajarnya, mulai dari mengerjakan tugas sekolah maupun dari tempat lesnya, menyelesaikan beberapa soal untuk melatih materi yang telah ia cerna, mengecek jawaban yang salah dan sungguh, harusnya itu semua cukup melelahkan baginya, tapi ia malah belum dihampiri kantuknya sama sekali. Jadi, ia memutuskan mengganti buku pelajarannya dengan buku catatan rahasia yang hanya boleh diketahui oleh dirinya. Isinya tentang berbagai spekulasi terhadap tersangka pelaku yang telah menerornya.

Riko mengamati sekali lagi catatan-catatannya dan seketika otaknya tiba-tiba terasa buntu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Riko mengamati sekali lagi catatan-catatannya dan seketika otaknya tiba-tiba terasa buntu. Ia pun berakhir menjatuhkan kepalanya di atas meja. Helaan napas panjang mengisi kamarnya yang kosong.

"Gimana kalau bahasa inggris disalah-salahin itu disengaja?" gumamnya.

Meski sedikit demi sedikit Riko mendapatkan petunjuk, tetap saja rasanya masih banyak yang kurang. Ia harus memikirkan bagaimana caranya untuk memastikan poin-poin yang masih terisi dengan simbol tanda tanya. Setelah semuanya jelas, Riko akan langsung melabrak dan membuka kedoknya habis-habisan!

Waktunya tersisa 7 hari lagi sebelum D-Day itu datang. Riko masih tidak tahu apa rencana orang itu, jadi ia harus bergerak dengan cepat.

"Oke!" Dalam sekali hentakan, Riko meluruskan tubuhnya. "Gue harus mulai selidiki semuanya!"

***

Hari kamis yang sendu, menurut Raka. Namun, cuaca itu yang ia suka untuk latihan futsal. Tidak terlalu panas, juga tidak terlalu dingin.

Raka begitu lihai menguasai bola sampai beberapa teman timnya berdecak kagum. Kata sebagian dari tim futsal, dia adalah Darta ke-2. Mantan kapten futsal yang paling melekat untuk seluruh anggota tim. Jujur, mereka merasa kehilangan Darta, terutama soal kepemimpinannya. Namun, meski disebut Darta ke-2, Raka masih merasa tidak pantas untuk menjadi kapten. Padahal banyak yang menunjuk dirinya.

Memang aneh Raka disebut Darta ke-2 setelah mengingat Darta kerap kali mengganggu Raka tanpa alasan yang jelas. Namun, sebelum Raka, Dartalah yang keberadaannya sangat disanjung oleh tim futsal dan ditakuti oleh tim lawan. Kemudian karena Rojali---Ayah Darta tidak mengizinkan anak itu bergabung dalam fustal lagi, akhirnya ia mencari pelampiasan kekesalan dengan cara yang salah.

D-DAY : Raka dan SuaranyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang