___________
Ada cerita berupa komedi dan tragedi di hari senin.
Pertama-tama, mari mengetahui bagaimana kejadian komedi itu terjadi.
Pagi itu Raka sedang menuju kelasnya setelah dari kantin ketika Pak Joko dengan raut muka masam tengah mencuci tangannya pada wastafel yang memang sengaja disediakan di koridor depan perpustakaan. Ekspresi wajah yang sama ketika Raka tahu bahwa meja Pak Joko menjadi tempat pembuangan pup kucing Raka. Bahkan di tempat yang sama juga Raka menemukan Pak Joko dan wajah kesalnya kala itu. Kejadian masa lalu yang lucu.
"Assalamu'alaykum, kenapa lagi, Pak? Kok merengut, gitu."
"Wa'alaykumussalam, meja saya diberaki kucing lagi. Jangan bilang perbuatan kucing kamu lagi Raka?" Pak Joko mendelik mengawasi.
Raka meneguk ludah. "E-enggak, kok, Pak. Bapak jangan langsung nuduh gitu, ya, Pak"
"Beneran, ya. Awas aja kamu kalau ketahuan bawa kucing lagi."
"Hehe, iya, Pak. Kalau gitu saya ke kelas ya, Pak. Assalamu'alaykum."
Raka mempercepat langkahnya sambil berdoa agar kejadian yang dulu pernah dialami tak terulang lagi. Namun, fakta bahwa Sisi tak ada di dalam tasnya membuatnya panik seketika. Luar biasa, dia lupa meresleting tasnya!
Niatnya tadi adalah menarik sedikit resleting tasnya, tak ingin ia biarkan rapat sepenuhnya karena khawatir menghambat masuknya oksigen untuk Sisi. Namun, dia malah melupakan niatnya itu.
Raka menanyai satu per satu temannya yang ada di kelas. Namun, reaksi mereka sungguh tidak pernah Raka harapkan. Yah, sebenarnya dari awal memang Raka tak harusnya menanyakan hal itu pada mereka. Toh, mereka semua hampir membenci dirinya.
"Lagian lo ngapain bawa kucing lagi ke sekolah?"
"Ngerepotin aja deh."
"Entar kalau pup di kelas lagi, gimana?"
"Gue masih terngiang-ngiang baunya, gila."
Untuk menjawab itu semua, Raka mengucapkan, "Tinggal panggil aja gue selaku Papanya. Gue yang bersihkan, oke?"
Memang kepercayaan diri Raka itu kadang masuk dalam kategori mengkhawatirkan. Bisa dilihat dari jawabannya barusan.
Kenapa Raka membawa kucing?
Alasan pertama adalah karena dia kesepian. Kemudian pagi tadi, Sisi terus mengekorinya. Kemana pun ia pergi, Sisi selalu ada di dekatnya. Seolah-olah ia tak ingin ditinggalkan. Dengan alasan itu, ia memasukkan Sisi ke dalam tasnya dan membawanya ikut bersama ke sekolah. Kali ini Raka tak mau ceroboh seperti yang pernah ia alami. Di mana ia ketahuan membawa Sisi ke sekolah dan berakhir mendapat surat peringatan dari BK.
Namun, lagi-lagi Raka tak dapat menghindari kecerobohan tersebut. Ditinggal ke kantin sebentar, Sisi sudah menghilang. Hal tersebut pada akhirnya menempatkan Raka pada semak-semak di belakang sekolah. Tempat terakhir pencariannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
D-DAY : Raka dan Suaranya
Dla nastolatkówRaka dan Riko itu ditakdirkan kembar. Namun, itu tak menjadikan bahwa segala aspek dalam kehidupan mereka sama sebagaimana wajah mereka. Mereka memang sama, tapi ruangan mereka seolah berbeda. Ruang yang paling terang adalah ruang milik Riko. Ruang...