BAB 25 : D - 3, Clue Terakhir

894 77 2
                                    

_____________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________

Pagi ini, Riko tidak menemukan benda-benda aneh lagi di lokernya selain tulisan D-3 yang seperti biasa ditulis di kertas sticknote bening dan ditempel pada bagian depan pintu lokernya. Kemudian, di bagian dalam pintu loker, ia menemukan satu sticknote lagi yang berwarna cream. Isinya juga masih sama seperti sebelumnya. Berisikan sebuah petunjuk yang dari awal sampai sekarang masih belum bisa Riko pahami.

Clue - 4 : D-Day is About Bereavement

Di sana sendirian. Kamu akan sendirian. Nikmatin saja, bukankah kamu menyukainya?

Sendirian. Kamu suka kan?

Iya kan?

__________

Riko mencabut semua sticknote itu dari sana, meremasnya, dan menolak untuk memberikan waktunya hanya untuk memikirkan semua petunjuk tak jelas dan aneh itu. Sayangnya, itu hanya akan menjadi sebuah niat di dalam hatinya. Pada akhirnya, tetap saja ia tak tenang. Tetap saja perhatiannya kembali pada sebuah pertanyaan tentang apa yang sebenarnya sedang menunggunya dalam tiga hari ke depan?

Sekali lagi Riko berusaha mengendalikan pikiran dan perasaannya. Ia bergegas membawa gumpalan kertas di tangannya kemudian membuang mereka ke dalam tempat sampah. Begitu mudah ia melakukan hal tersebut. Namun, sulit sekali membuang semua pikiran buruknya sebagaimana ia membuang sampah tadi. Bertepatan dengan itu suara Nata tiba-tiba menginterupsi. Padahal mereka terpisahkan oleh jarak selebar satu ruang kelas, tapi suaranya yang menggelegar berhasil menyentuh pendengaran Riko dengan mudah.

"RIKO! Anda sedang apa di sana?!"

Riko hanya menggelengkan kepala kemudian hendak beranjak masuk ke dalam kelas. Namun, sebelum itu, seseorang tiba-tiba menahan pundaknya.

"Apa lagi, Nat-"

Bukan Nata. Karena sekarang laki-laki itu sudah menghentikan langkahnya ketika jaraknya sudah hampir mencapai pintu kelasnya. Nata dan Riko terpaku di tempat masing-masing.

Kehadiran Darta ke kelas mereka dan bahkan telah berdiri di hadapan Riko benar-benar mengejutkan sekaligus mengundang keheranan.

"Raka mana? Gak masuk? Jangan salah paham, gue nyari Raka dengan maksud baik."

"Di UKS," jawab Riko cepat. Rasanya ingin segera masuk kelas karena matanya terasa berat. Ia telah menahan kantuknya sejak perjalanan menuju sekolah. Kehilangan beberapa jam tidur memang tidak menyenangkan. Terlebih lagi, dia tidak tahan menjadi sorot perhatian.

D-DAY : Raka dan SuaranyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang