___________
Riko paling tidak suka memakai baju berwarna dan mencolok yang bukan stylenya sama sekali. Dia lebih suka hoodie hitam atau warna gelap lainnya, kemeja atau kaos juga tak masalah asalkan warnanya gelap dan berukuran besar. Namun, demi kelancaran rencananya hari ini, dia harus menggunakan kaos yang pas di tubuhnya berwarna diamond blue dan celana jeans putih. Lengkap dengan masker putih, kaca mata bulat, dan laptop di depannya.
Hari ini cafe lebih ramai dari biasanya---mungkin karena tanggal merah, dan Riko pikir ia telah memilih waktu yang tepat. Ia duduk di paling pojok dengan segelas kopi dan toast. Riko baik-baik saja dengan toast, tapi tidak dengan kopi. Baru menyentuh bibirnya sedikit, rasa pahitnya seperti langsung menyeruak ke tenggorokan yang menjadikannya sedikit terbatuk kecil.
Riko mencoba fokus pada laptopnya ketika seseorang masuk dan duduk pada meja yang telah menjadi tujuannya sejak masuk. Orang itu duduk di salah satu bangku dengan pandangan yang seperti sedang mencari seseorang. Celingak-celinguk dalam beberapa kali. Ia mencari si pengirim pesan yang mengajaknya bertemu di cafe depan sekolah jam 11.
Sementara si pengirim pesan itu tengah memudarkan identitas aslinya. Dia bersembunyi dibalik kaos diamond blue, masker, kacamata dan juga laptop.
"Oke, Raka datang...," gumamnya, lalu fokus lagi pada laptop.
Riko bisa melihat Raka menghela napas, mungkin lelah menunggu dan akhirnya pergi untuk memesan minuman. Setidaknya sebelum pergi, ia harus membawa sesuatu.
"Milkshake Choco Milo," gumam Riko. Persis seperti yang Raka ucapkan kepada barista. Padahal Riko tak dapat menjangkau suaranya.
Kemudian Raka pergi, sekitar lima belas menit kemudian, seharusnya selanjutnya adalah Nona. Dan sesuai perkiraan Riko, Nona datang tepat seperti yang telah ditawarkan. Ia memesan kopi dan hanya bertahan lima menit sebelum menggerutu dan langsung pergi keluar dari sana.
Orang ketiga adalah Surya, tapi dia tidak datang. Maka dengan begitu, Riko menghapus Surya dari daftar tersangka.
Orang ke-4 yaitu Ratu juga tidak kunjung datang. Kemudian, orang ke-5 yang Riko tidak harapkan kehadirannya, ia justru menampakkan diri.
"Lo ngapain ke sini, Nata?" bisik Riko sambil mengawasi Nata yang duduk di salah satu kursi. Jaraknya lumayan jauh dengan Riko.
Riko memandangi punggung itu dengan perasaan yang rumit. Kecewa dan marah bercampur.
"Jadi, lo juga ada niat ngehancurin gue, Nat?"
Riko mengirimkan pesan ke lima orang itu dengan janji jam temu yang berbeda-beda. Tujuannya adalah dia hanya ingin memperkuat kesimpulannya. Jika mereka memang punya niat dan rencana untuk menjatuhkan Riko, maka seharusnya mereka akan tertarik untuk datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
D-DAY : Raka dan Suaranya
Teen FictionRaka dan Riko itu ditakdirkan kembar. Namun, itu tak menjadikan bahwa segala aspek dalam kehidupan mereka sama sebagaimana wajah mereka. Mereka memang sama, tapi ruangan mereka seolah berbeda. Ruang yang paling terang adalah ruang milik Riko. Ruang...