Malam ini Hinata mengumpulkan anak-anak di ruang keluarga.
"Kenapa bund??"Boruto bertanya dengan lembut. Laki-laki itu mencoba memahami Hinata.
"Kamu dan Sarada akan ke mansion kalian besok"
"Apa!!"Boruto dan Sarada kaget.
"Nggak mau bunda!!Boruto nggak bisa!!"laki-laki itu menolaknya.
"Bunda memerintah kamu,bukan menawarimu. Nggak ada negosiasi"nadanya tak terbantahkan.
"Tapi,bund, biarin lah,kita di sini dulu, seenggaknya sampek keadaan bener-bener membaik"Sarada menolak secara halus. Lagian dia juga merasa tidak enak,hari kematian Naruto baru berlalu,masa dia sudah harus pergi dari mansion ini.
"Nggak bisa,sayang. Kamu dan Boruto tetap harus tinggal di sana"Himawari cuma bis diam menyaksikan perdebatan ini.
"Terus nanti gimana sama bunda??"Boruto menatap tidak tega pada ibunya.
"I am fine!! Boruto. you have nothing to worry!!!"Hinata mencoba meyakinkan mereka. Dan sebenarnya dia jug mencoba meyakinkan dirinya sendiri.
"Please, Boruto"tatapan terlihat memohon.
"Oke!!"dengan berat hati,Boruto setuju.
"Thanks"
~UCHIHA SARADA~
Pagi ini keluarga Uzumaki sedang sarapan bersama. Boruto dan Sarada akan melakukan pindahan nanti siang sepulang sekolah saja. Hari ini adalah hari terakhir ujian,tapi tidak untuk yang mempunyai hutang susulan,jadi ujian Sarada dan Boruto akan berakhir besok. Karena mereka kan bolos untuk nikahan kemaren.
"Bund!!"panggilnya.
"Hmm??"Hinata menata menantunya dengan raut wajah bertanya-tanya.
"Emm...Sarada boleh nggak pakek motor itu??"tanyanya ragu-ragu.
"Lah setiap hari kan,kakak pake motor "Himawari heran.
"Iya sih Him,tapi maksud kakak kali ini bukan motor yang itu,tapi motor yang mahar"
Ucapan Sarada berhasil membuat dirinya jadi pusat perhatian.
Hinata tersenyum"itu sudah milikmu, Sarada...itu sudah menjadi hak mu...semua mahar dari suamimu, adalah milikmu. Kamu bisa pakek semuanya. Bunda percaya sama kamu. Dan untuk motor.... silahkan kamu tidak perlu ijin untuk memakainya. Pakailah, kuncinya akan bunda ambilkan nanti"
"Ngerepotin!!"Boruto bermaksud mencibir. Tapi semua tidak memperdulikan omongan laki-laki itu.
*******
Sarada benar-benar datang ke sekolah dengan motor baru itu. Para warga sekolah tidak heran sih,secara Karin sebagai mama dari Sarada,orang kaya. Tapi mereka belum tu aja,kalo Karin sudah mengusir gadis itu tanpa memberi sepeserpun,dan hanya motor serta hp yang Sarada bawa dari rumah itu. Karena barang tersebut sangat Sarada perlu,jika saja tidak,maka Sarada juga akan meninggalkannya.
"Ku tuliskan kenangan tentang,caraku menemukan dirimu,
Tentang apa yang membuat ku mudah,berikan hatiku padamu""Telah habis sudah,cinta ini,
Tak lagi tersisa,untuk dunia
Karna tlah ku habiskan,sisa cinta ku hanya untukmu"gadis itu melompati beberapa lirik lainnya."Bila habis sudah,waktu ini,
Tak lagi berpijak,pada dunia,
Telah aku habiskan,sisa hidupku hanya untukmu"dia melompati beberapa lirik lagi.Saat dia sudah berada di depan loker dia segera mengambil seragam dan berganti. Tidak lagi seperti dulu,kini lokernya normal. Sudah tidak ada yang membullynya lagi. Tapi tetap saja kadang masih banyak siswa siswi yang terang-terangan masih menatapnya dengan raut wajah yang kentara sekali tidak suka padanya. Tapi Sarada mah,masa bodo.
~UCHIHA SARADA~
"Sar!!"panggil Chocho. Saat ini mereka semua sedang berkumpul di kantin.
"Hmm??"Sarada mendongak dengan mulut penuh pentol siomay.
"Pulang,jalan kuy!!"ajaknya.
"Ikut dong,ikut!!!"Yodo mengabaikan tatapan tajam dari Shikadai yang duduk di sampingnya. Pasalnya tadi laki-laki itu mengajaknya jalan sepulang sekolah,tapi dia langsung menolaknya dengan jutek.
Sarada buru-buru menelan siomay nya"gue nggak bisa!!"tolaknya.
"Lhah,kenapa??"Chocho tampak bingung.
"Ada urusan!!biasa lah...orang penting!!"gadis itu dengan bangga mengesampingkan poni rambutnya,dengan alis naik turun,dan senyum menyebalkan.
"Ikut aja deh Sar!!pliisss!!"Yodo baru ingat, tenang urusan yang Sarada maksud. Dan dia ingin Sarada tetap ikut dengan mereka,bukan terus-terusan bekerja sepulang sekolah. Dia sangat menginginkan sekali untuk Sarada bisa menikmati masa mudanya selaku remaja-remaja lain.
"Nggak bisa!!"Sarada menggeleng dengan tatapan sulit pada Yodo.
*******
Sarada mencoba berjalan dengan kuat. Perempuan itu menegakkan kepala dan pandangannya. Mencoba kuat dengan pemandangan di depannya-sang suami yang sedang bergandengan dan bermesraan dengan pacarnya.
"Kuat Sar!!!jangan tumbang!!"tiba-tiba Yodo datang dari belakang dan langsung merangkul pundaknya. Mereka berjalan bersama,di susul Chocho yang juga ikut merangkulnya.
Sarada tersenyum"hari Minggu mainnya ke rumah Rati,
Rati punya adek baru,yang namanya Sari,
Gak popo loro ati,
Penteng Ojo bunuh diri"Dan tawa ketiganya menggelegar. Tanpa sadar mereka jalan berangkulan dan menyalip semua orang,termasuk pasang itu-yang kini sedang menatap punggung mereka yang mulai menjauh.
"Ccuuuuuiihh motor baru Yod!!"Chocho menatap Yodo, menyindir Sarada. Sarada hanya senyum sambil geleng-geleng. Sedangkan Yodo,gadis itu malah mengernyit heran, melihat motor baru Sarada itu.
'dari mana Sarada dapet uang,bisa beli motor ini??'batinnya bertanya-tanya.
"Kenapa Do??"Sarada sudah harap-harap cemas dengan ekspresi Yodo. Yodo kemudian menatap perempuan itu dengan pandangan,yang hanya mereka yang tau artinya. Sedangkan Chocho sibuk mengagumi motor baru berwarna putih itu.
Mereka masih saling tatap. Perlahan tangan Yodo merogoh saku seragamnya. Mengambil hp, kemudian mengetikkan sesuatu.
Ddrrtt!!
Sarada mengambil hpnya yang bergetar,tanda pesan masuk.
YoDOLOR👭👭
Nanti malem gue tunggu di rumah pohon.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Uchiha Sarada
Teen FictionUchiha Sarada Sarada itu jadi antagonis di mata orang-orang. Banyak orang yang benci dia. Nakal, berkelahi, balapan,dan lain sebagainya. Itulah hari-harinya. Sarada itu terlihat angkuh dan sombong. Banyak orang yang nggak tau kehidupannya. Yang oran...