40. Uchiha Sarada

231 27 11
                                    

Dilema. Aku tidak bisa melepaskan satu perempuan,tapi aku juga punya tanggungjawab terhadap perempuan lainnya

Uzumaki Boruto

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_


Boruto termenung. Dirinya baru saja sampai di rumah dan selesai mandi. Setelah memarkirkan motornya di dalam garasi,Sarada langsung masuk tanpa menunggu Boruto,dan saat Boruto melihat kamarnya, ternyata kosong, sepertinya Sarada sudah kembali ke kamarnya sendiri.

Boruto beralih berjalan menggeser pintu kaca balkon. Membawa kursi kayu yang tersedia mendekat pada pagar pembatas balkon. Lalu mendudukkan dirinya di sana. Mata samudranya memandang langit malam dengan sang candra yang bertahta terang di temani dengan beribu gemerlap-gemerlip bintang. Berbeda sekali dengan suasana hatinya yang sedang gelisah dan dilema.

"Aarrrggghh!!"mengacak rambutnya. Dan dengan kasar bangkit masuk ke dalam kamar.

~UCHIHA SARADA~

Sekarang di sini lah Boruto. Sedang berdiri di depan pintu kamar istrinya,dengan tangan kanan yang mengambang bebas,ragu untuk mengetuk.

Boruto memejamkan matanya. Meyakinkan hati. Lalu nekat mengetuk pintu itu pelan. Ketukan pertama,tidak ada sahutan dari dalam. Ketukan kedua, beserta panggilan,juga tidak mendapatkan jawaban. Lalu ketika tau pintu tidak terkunci,dia membuka pelan, sedikit.

Mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Dan Lazuardinya berhenti di satu titik,di mana seseorang bermukena navy sedang berdiri menghadap kiblat. Sarada sedang sholat.

Mata itu tidak bisa beralih dari pemandangan menyejukkan tersebut. Sesak mendadak menghujam dadanya. Mata biru itu, memanas kemudian berkaca-kaca. Tangan kanannya meraba dadanya,yang di sana terletak,sebuah jantung yang degupnya sulit di hitung dalam setiap detik. Rasa apa ini??? kenapa Sarada bisa membuatnya seperti ini?? sebelumnya dia tidak pernah merasakan getaran ini dengan gadis manapun termasuk juga Sumire. Lalu, kenapa dia merasakan rasa ini pada Sarada??saat melihat Sarada menyanyi di panggung, rasanya tidak separah ini. Hanya ada mata yang terpana,hati yang sedikit menghangat,dan jantung yang berdetak cepat. Lalu sekarang?!! rasanya,,,,lebih dari itu. Entahlah,dia bingung untuk hanya sekedar mendeskripsikannya. Dia tidak tau perasaan apa yang sedang hinggap di hatinya. Dia tidak mengerti,perasaan apa ini?!

Melihat Sarada sholat, dirinya tertegun. Sudah berapa lama dia tidak menghadap sang ilahi?! seketika,dia merasa kecil. Sekarang dia sadar,bahwa dirinya juga tidak lebih baik dari Sarada yang selalu dia hina.

Menutup pintu perlahan. Dan melangkah kembali ke kamarnya.

~UCHIHA SARADA~

Selesai salam,Sarada bergegas melepas mukena nya,dan menuju pintu kamar, kemudian membukanya. Sarada mengerutkan keningnya. Kosong??. Tidak ada siapapun di sana. Tadi dirinya mendengar ketukan dan suara seseorang memanggilnya. Dia tau,dia mengenali suara siapa yang memanggilnya tadi. Tapi dia kemana sekarang??

Sarada menjatuhkan tubuhnya pada kasur empuknya. Matanya menerawang ke langit-langit. Pikirannya melayang terbang kemana-mana. Tiba-tiba tangannya meraba di atas perutnya. Air matanya luruh seketika. Dirinya kembali teringat kejadian menjijikan itu. Bagaimana jika membuahkan hasil?!

"Shhh"tangannya memegang kepalanya yang berdenyut.

"Aarrrggghh!!!!"dia berteriak kesakitan. Kejadian itu terus terngiang jelas dalam memori.

"Hiks hiks!!!gue kotor!!hiks hiks!!"dia mengusap-usap tubuhnya sendiri. Merasa bahwa dirinya sudah kotor.

Bayangan kejadian menjijikan itu terus terlihat dan terbayang"AARRRGGGHH!!!!"dia berteriak. Menarik selimut dan bersembunyi di dalamnya.

Uchiha SaradaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang