"Ku dengar Zee dan Ty sudah dikalahkan. Apakah itu benar?"
"Tidak kusangka kabar itu sudah sampai di negeri barat. Fufufu."
Sekelompok orang tengah melakukan perbincangan jarak jauh menggunakan sihir, di tengah ruangan seorang pria duduk di atas kursi singgasana. Ia melihat sembilan layar transparan yang menyala di atas meja dengan sebuah bola kristal.
"Sudahlah, lagipula mereka adalah tim paling lemah." ucapnya membalas oboral orang di balik layar itu.
"Bukankah Suspector juga memanggil Abysal Reactor? Bagaimana mungkin bisa terkalahkan."
"Aku hanya memanggil yang terlemah dari mereka." Suspector menimpali.
Dia melirik layar lain, "Setidaknya tujuan kita telah tercapai, terlebih anak itu benar-benar ada di sana." sambungnya.
Semua orang segera sadar maksud dari perkataan Suspector, tujuan utama para Destroyer belum bisa tercapai selama ke enam serpihan belum ditemukan.
Sementara dalam ramalan Pria itu, bocah dalam ramalan yang akan mengumpulkannya. Hal ini sudah terbukti dengan serpihan pertama, Trust Pieces telah Edi peroleh.
"Kalau begitu, berikutnya bocah itu akan ke tempatmu, Ki." seorang samurai gagah berbicara setelah lama diam.
Hal itu membuat yang lain juga sadar, kali ini pria dengan tudung yang menimpali, "Setelah tempat Ki dia akan ke tempat kalian Lu dan Bu." ujarnya yang diakhiri dengan tawa.
"Cukup!" seorang bocah yang mirip Dwi duduk berbicara, membuat semua segera diam tertunduk.
Dua belas orang yang hadir dalam pembicaraan itu seolah begitu menghormati bocah itu.
"Kita tidak sedang membicarakan isi ramalan Suspector, ada hal lain yang ingin kita bicarakan." ucapnya.
Siluetnya dalam balik layar seperti melihat sekeliling, dia memperhatikan anak buahnya yang hadir dalam acara itu.
"Lagi-lagi dia tidak datang." kesalnya melihat sebuah layar yang gelap, pertanda orang yang dihubungi tidak merespon.
"Tuanku, Zero sedari awal selalu membangkang. Perlukah kita menyingkirkannya?" seseorang mencoba merayu Dwi, tetapi dibalas dengan gelengan kepala.
Zero, bagi Dwi atau Blash lebih tepatnya merupakan karya pertama setelah Supector. Memang dia tidak mau menuruti perintahnya, tetapi selama perilaku Zero masih bisa ditoleransi itu tidak masalah.
Lagipula, keberadaan Zero sudah dipastikan dalam ramalan Suspector. Orang paling bebas itu akan memberi pengaruh keberhasilan terbesar pada rencana mereka, menjadi penentu yang menggerakkan seseorang.
"Bee, daripada mempermasalahkan Zero lebih baik kamu dengarkan tugas yang akan kuberikan untuk mu." Suspector mulai berucap, dia memberi tahu jika perbincangan kali ini berhubungan dengan tugas Bee dan Boo sebagai tim pembunuh.
Seperti yang telah mereka dengar jika tim Zee dan ty telah dikalahkan. Tetapi satu-satunya yang tewas hanya Zee.
Ty diketahui telah lepas dari kendali Blash, yang berarti jiwa wanita itu telah kembali seperti semula. Bukan masalah besar jika ia sadar, tapi kesadaran dari Ty tetap ada dalam tubuh itu. Hal ini berarti Tyffania yang dikenal sekarang mengetahui rencana para Destroyer.
Tugas yang diberikan kepada Bee dan Boo ialah untuk membunuh Tyffania, jangan sampai dia ikut campur lebih jauh dalam rencana mereka. Belum lagi, Supector melihat jika Tyffania akan mengganggu di masa depan.
"Apapun yang terjadi, kalian harus berhasil membunuhnya." titah Suspector.
Sesaat setelah perintah Suspector, layar Bee dan Boo segera menghitam begitu mereka menerima misi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimensi O'clock -Adventure In Pararel World- (Re-upload)
FantasySAMPUL SEMENTARA (by pinterest) Tulisan dalam tahap perbaikan, secepatnya akan dilakukan update dari chapter awal. Garis besar cerita tetap sana, hanya gaya penulisan dan frasa dalam teks. Mulai Re-Upload-; bisa baca ulang dari awalnya ya Kehilangan...