XI.iii Melarikan diri i

86 9 42
                                    

"Syukurlah kalian baik-baik saja."

Mereka terkejut bukan main, melihat seorang bocah berdiri di ujung lorong. Tidak ada seorang pun yang menduga kedatanganya, bahkan Suspector belum menyadari itu.

Dia mengacungkan sebuah tongkat emas ke depan.

"Aku datang untuk menyelamatkan kalian." lanjutnya.

Profesor tersenyum simpul melihat kehadiran bocah itu, ia tidak menduga radar miliknya tidak bisa mendeteksi lokasinya.

"Edi!" teriak Liyonna lantang.

....

"Bintang utama kita datang rupanya." kesal Ty, dia mencabut jarum yang tertancap pada sulur.

Entah dari mana datangnya, akar rambat menghalangi serangan Wanita itu. Kemungkinan datangnya dari cahaya silau sebelumnya, dan dipastikan Edi lah pelakunya.

"Tapi usahamu sia-sia, ..." dia menyingkirkannya  tanaman yang mengganggu,

"Kalian semua akan ku tangkap!" lanjutnya cepat, lalu ia menerjang kembali.

"Gunakan itu sekali lagi, Edi." perintah roh.

"Baik, Kin." balas Edi, lalu dia mengayunkan tongkatnya dan keluar cahaya hijau lagi.

Cahaya itu melayang kemudian berubah wujud menjadi akar rambat menghalangi aksi Ty.

"Benda ini mengganggu." kesal Ty, dia merasa dipermainkan oleh tanaman rambat.

Namun, hal itu belum cukup untuk menghentikan Ty, wanita itu dengan mudah menyingkirkannya.

"Sebaiknya mencari tempat lain yang lebih menguntungkan." Kin berseru pada Edi.

Lorong sempit ini menghambat pergerakan mereka, terlebih dia tahu jika seisi kapal telah ditandai oleh Ty.

"Tapi, Kemana?" tanya Edi,

"Yang penting kita keluar dulu dari perahu ini." balas Kin cepat.

Belum sempat Edi bereaksi, Ty sudah tiba di depan bocah itu. Beruntung Kin cukup sigap menepis serangan Ty. Meski roh itu menyatu dengan senjata, tongkat itu bisa ia gerakkan sesuka hati, tentunya selama partnernya Edi tidak menolak aksinya.

Aksi Kin tidak berhenti di sana, ia berputar untuk menolak Ty menjauh serta menjaga jarak. Dengan begitu ia bisa menyiapkan teknik, energi hijau mengalir dan menyebar menyelimuti ruangan.

Akar, dahan dan ranting tumbuh mengiringi, dalam sekejab lorong itu berubah menjadi gua belantara. Ty yang menjadi pusat terperangkap oleh lebatnya akar dan dedaunan, ia hanya bisa menyaksikan ketiganya melarikan diri.

"Menyebalkan!" kesal Ty.

Energinya meluap-luap hingga menutupi wanita itu, dalam amarahnya memancarkan kekuatan yang selama ini terpendam.

Tanaman yang menjebak Ty perlahan layu dan lapuk, bahkan lingkungan di sekitar turut terkena efeknya. Dalam bayang wujud wanita itu mengalami perubahan, berubah menjadi sesosok makhluk yang tidak semestinya ada.

***

Edi terlempar hingga tubuhnya terperosok beberapa meter, tidak jauh darinya Ty menatap tajam bocah itu. Wujudnya sekarang berubah, kulitnya bersisik putih.

Sorot mata wanita itu begitu mengintimidasi dengan pupil mata bak ular, sesekali lidah panjang Ty turut menjulur menambah kesan binatang melata itu.

"Tidak kusangka bocah sepertimu bisa memaksaku dalam wujud ini." ujar gadis reptil itu.

Dimensi O'clock -Adventure In Pararel World- (Re-upload)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang