Bayangan masa lalu kembali menghantui, ingatan masa lalu yang selama ini terpendam perlahan timbul. Jiwa muda yang tertidur kini telah terbangun dari mimpi panjang.
Kepingan demi kepingan tersusun menjadi sebuah memori, kejadian kelam lima tahun silam terbayang dalam mimpi.
Wanita itu bertetiak histeris begitu mengingatnya kembali, sesekali ia meneriakkan nama seseorang.
"Zidan... Zidan... Zidan!"
....
Lolongan panjang menjadi penutup mimpi buruk bagi wanita itu, ia terbangun dengan kedua tangan menengadah langit.
"Zidan!!!"
"Akhirnya dia bangun Edi." Liyonna berseru bahagia ketika melihat Ty telah sadarkan diri.
Pandangan wanita itu mengerjab untuk sesaat, ia melihat sekeliling tempat yang asing baginya. Seingatnya mereka berada di sebuah bangunan altar bersama puluhan orang terikat, termasuk pria yang ia seru dalam mimpi. Ingatan itu berakhir ketika Ty merasuki tubuhnya, kini tersisa potongan gambar dari jiwa asing tersebut.
"Dimana aku? Siapa kalian? Apa yang terjadi pada Zidan setelah itu?!" tanya wanita itu, tidak tanggung-tanggung ia menanyakan pertanyaan beruntun pada kedua pemuda asing di depannya.
Kin berbalik, dia masih menguasai tubuh Edi. Tatapannya memberi intimidasi pada Ty, tetapi wanita itu tidak menyadarinya sama sekali karena perbedaan jiwa yang bersemayam.
"Aku tidak bisa menjawab semua pertanyaanmu itu." balasnya.
"Selain itu, kelihatannya kamu sudah sadar kembali dari pengaruh injection." lanjutnya.
Ty di beri sebuah air dengan beralaskan daun talas. Air khusus yang diekstrak dari bunga sebelumnya, mampu mempercepat pemulihan.
"Terdapat Tiga hal yang akan aku sampaikan, sebelum kembali ke alam roh."
Pertama, Ty saat ini berada lima tahun setelah tragedi terjadi. Kedua, jika seandainya Zidan juga mengalami injection.
Ada kemungkinan pria itu berada di tempat lain, mengingat lima belas kelompok destroyer tersebar di berbagai penjuru dunia.
Ketiga, Kin meminta Liyonna untuk menyampaikan pesan pada Edi. Yakni selesaikan proses selanjutnya, karena mereka masih dalam keadaan genting.
Abysal Reactor tidak lama lagi akan bergerak, belum lagi Zee belum dikalahkan hingga saat ini. Dua bunga yang tersisa akan diperlukan untuk prosesnya, sisanya Kin itu berharap Edi mampu menyelesaikan masalah ini.
Begitu Kin menyampaikan tiga pesan penting, ia segera keluar dari tubuh Edi. Edi terlihat menutup mata, lalu cahaya hijau keemasan keluar dari tubuh bocah itu.
Sesaat kemudian, tubuhnya tumbang dan terjatuh ke tanah.
....
"Jadi namamu Tyffania Terra Nix 3, seorang putri dari Terra Castle di negeri utara itu?!"
"Cukup panggil saja Tiffania, gelar itu tidak berarti lagi sekarang."
"Ta-tapi kan, kamu tetap seorang putri."
Liyonna tidak henti-hentinya terkejut setelah mendengar kisah Tifania, meski ia juga turut prihatin akan negerinya. Sudah lama tragedi itu terjadi, tidak ada yang tahu seperti apa nasib negeri itu sekarang.
Setidaknya wanita itu bersyukur masih bisa hidup. Artinya, Tifania mendapatkan kesempatan kedua oleh Dewa.
Lima tahun lalu, selang beberapa hari dari fenomena langit gelap, Terra Castle mendapat serangan semalam penuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimensi O'clock -Adventure In Pararel World- (Re-upload)
FantasySAMPUL SEMENTARA (by pinterest) Tulisan dalam tahap perbaikan, secepatnya akan dilakukan update dari chapter awal. Garis besar cerita tetap sana, hanya gaya penulisan dan frasa dalam teks. Mulai Re-Upload-; bisa baca ulang dari awalnya ya Kehilangan...