XII.i Sisi Lain

81 7 103
                                    

Di tengah gemuruh ledakan, asap mengepul memadati pelabuhan timur sebuah pulau. Kekacauan tengah terjadi, api berkobar di mana-mana, suara ledakan tak surut sedikitpun, bangunan-bangunan roboh satu per satu menyisakan puing.

Tak lupa sorak dan teriakan orang-orang yang tengah berada di medan, berjuang keras demi setitik harapan tanpa peduli rasa sakit serta pengorbanan, meski nyawa sendiri menjadi taruhan.

Suspector melompat dari kepulan asap, di sisi lain dua pria berdiri menodongkan senjata mereka masing-masing.

Pria tua itu menatap bola kristal di tangannya, dia tersenyum simpul sebelum berkata,

"Kita kedatangan tamu."

Cahaya hijau menyala dari dalam perahu tepat di belakang Suspector, tidak lama setelahnya tanaman tumbuh darinya. Mengakar pada perahu itu, serta menjalar memenuhi setiap sisi.

Sebenarnya Suspector sangat ingin menemui tamu yang datang, ia tak lain ialah Edi. Akan tetapi, saat ini dia sedang sibuk berurusan dengan sebuah tim yang merepotkan, tim dua dengan anggota seorang penyihir dan petarung. Dua lawan satu, tidak adil bila dilihat.

Namun, kenyataannya pertempuran ini tidak bisa dibilang imbang, lebih tepatnya berat sebelah ke sisi Suspector. Ragus dan Zhong sendiri sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyerang, tetapi tidak ada luka gores sedikit pun di tubuh Suspector. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan keduanya, pengalaman serta usia dari Suspector sendiri.

Dari ratusan serangan yang diluncurkan, bahkan sempat bertukar serangan baik sihir maupun fisik. Satu-satunya yang mengalami luka adalah Zhong dan Ragus, keduanya penuh lebam serta goresan. Belum lagi kondisi keduanya telah mencapai batas, mereka bisa tumbang kapan saja.

"Tuan-tuan, maaf mengganggu. Bolehkah saya membantu?

Sepasang bola mekanik melayang tidak jauh dari Suspector, tiba-tiba cahaya merah menyala darinya lalu menembakkan sinar laser. Seketika kabut hitam mengelilingi Pria itu, tembakan laser tertahan di sana.

"Tidak kusangka kamu akan ke sini," Suspector menanggapi tanpa berpaling, "Seharusnya sejak awal kamu melepaskan diri, dan mengapa tidak menemani anak itu?" lanjutnya menimpali.

Dark Power meluncur begitu saja menerjang Profesor, beruntung sebuah hologram tercipta dan menahan serangan itu.

Rupanya terdapat sepasang bola mekanik lain di sekitar Profesor.

Profesor menghela nafas panjang, beruntung teknologinya mampu bersaing dengan anomali di Gate ini. Jika tidak, entah apa yang terjadi padanya sekarang. Pria itu sempat mempersiapkan beberapa hal bila terjadi kendala, salah satunya ia telah menyiapkan beberapa peralatan sebelum mengunjungi Gate.

Saat ini, perlengkapan Profesor berupa sepuluh robot mekanik berbentuk bola, dan beberapa alat pendukung yang mungkin ia perlukan nanti, serta peralatan bahan suku cadang untuk berjaga-jaga.

Profesor memegang kacamata, melihat analisa data yang tercantum pada sistem di layar kecil itu.

"Saya tidak menduga anda akan menyadarinya."

Pria itu cukup terkejut Suspector bisa menyadari rencana Profesor, beruntung ia memilih tidak asal mengambil keputusan.

Ada kemungkinan dirinya langsung tertangkap saat itu juga. Bagi Profesor Suspector adalah orang pertama yang harus di waspadai setelah Blash.

"Anggap saja saya ikut bertaruh pada rencana anda." lanjutnya memberi provokasi.

Suspector tertawa mendengar itu, ia melancarkan serangan tiga arah kepada Profesor, Zhong, dan Ragus sekaligus.

Dimensi O'clock -Adventure In Pararel World- (Re-upload)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang