XV.iii Pengorbanan

17 3 25
                                    

Zhong telah selesai mengisi energi, dia melesat bersiap memukul dahi makhluk itu. Duakh... hantaman keras terdengar disertai ledakan yang turut bergantian, makhluk itu terjungkal hingga jatuh terlentang.

....

Begitu Abyssal Reactor terjatuh, tanaman segera mengambil alih dengan melilit tubuh makhluk raksasa itu. Benang elektrik Profesor pun turut serta menahan gerakannya.

"Sekarang bagaimana cara ntuk menghancurkan inti ini?!"

Zhong bertanya, dia memukul-mukul permata merah di dada Abyssal Reactor hingga membuat bunyi-bunyian.

Trang... trang... trang....

Ketahanannya begitu kuat sampai-sampai pukulan Zhong tidak mampu menembusnya, belum lagi dari ketebalan benda itu terlihat begitu tebal. Keras dan kuat, begitulah penilaian mereka.

Abyssal Reactor tiba-tiba saja berhenti melawan, teriakannya juga turut terhenti. Mata merahnya padam, tetapi tidak dengan rona merah di tubuhnya.

Seketika permata di dadanya menyala terang diikuti garis-garis di sekitar yang juga semakin terang. Dari sana muncul makhluk merah aneh.

"Makhluk apa ini!" panik Zhong yang dikerumuni karena berada paling dekat dengan permata.

Makhluk merah dengan bentuk abstrak tidak tentu, mereka mampu merubah bagian tubuh sesuka hati untuk menyerang ataupun bertahan.

Sebuah kemampuan pertahanan diri dari Abyssal Reactor ketika dia tidak sanggup bertahan lebih lanjut, makhluk itu akan muncul untuk melindungi inti tubuhnya.

Makhluk itu lemah, tetapi ketika hancur akan berubah menjadi cairan lengket yang sulit untuk dilepaskan.

"Menjijikkan sekali!"

Zidan tak hentinya mengumpat, cairan itu memenuhi area hingga kesulian untuk bergerak.

"Sebaiknya kita menjauh dari tempat ini." Ragus mengusulkan.

"Tidak!" sanggah Zidan cepat.

"Kita sudah sejauh ini, tinggal sedikit lagi." imbuhnya, dia masih berusaha melawan banyaknya jumlah makhluk aneh yang terus bermunculan.

"Lagi pula kesempatan ini tidak akan datang untuk kedua kali."

"Itu benar."

Zhong ikut menambahkan, padahal dia kesulitan bergerak karena pria itu menyerang dari jarak dekat dan paling banyak terkena cairan merah kental.

"Lihat saja mereka, makhluk ini berusaha melepaskan Abyssal Reactor." tambah Zhong.

Makhluk itu memang menjadi pertahanan terakhir Abyssal Reactor, meski begitu mereka juga berusaha untuk melepaskan tubuh utama dari jeratan tanaman rambat dan tali elektrik.

Pergerakan mereka berpusat pada dada, lokasi inti tubuh Abyssal Reactor berada. Selain itu, mereka juga muncul di titik lain menuju tempat tanaman dan menara suar yang mengunci tubuh utama.

"Kalau begitu, sebaiknya kita mencegah mereka."

Profesor turut menimpali, ia melihat menara terdekat sudah dalam bahaya.

Pada akhirnya, setelah perdebatan yang panjang mereka memilih untuk berpencar. Zidan dan Zhong akan terfokus untuk menghancurkan intinya, sementara Ragus, Edi dan Profesor melindungi titik yang di serang oleh Mini Abyssal Reactor.

....

"Mereka semakin menjengkelkan saja!" kesal Zidan.

Dia merubah meriam kembali ke wujud logam, lalu ia mengambil potongan kayu dan ia ubah menjadi sepasang senapan kayu. Zidan berlari sambil menembak gerombolan berlendir itu. Begitu tiba di titik Permata, ia membuat meriam lagi dari logam sebelumnya.

Dimensi O'clock -Adventure In Pararel World- (Re-upload)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang