Keduanya memilih untuk berkeliling, tujuan utama ialah menuju alun-alun kota. Menurut Profesor tempat itu cocok untuk mencari informasi, mengingat biasanya pusat kota pasti ramai akan penduduk. Meskipun, Profesor sudah tahu keadaan pulau ini semenjak mengecek radar bila tidak ditemukan tanda kehidupan.Dia tetap memaksa mencari, setidaknya Pria itu sudah berusaha. Tidak ada salahnya mencoba, bukan?
Kendati hal itu, Profesor juga ingin mencari tahu sesuatu. Radar di arlojinya menunjukkan sebuah perahu berlabuh di sisi barat, sisi lain kota --mereka menepi di sisi utara.
Profesor menduga ada sesuatu yang menyebabkan kejadian ini, pasalnya sebelum mereka menepi masih ada beberapa titik di sekitar pulau. Namun, setelah itu --tepatnya selepas Edi sadar dari kendali 'Mind Control' semua titik di kota ini menghilang.
Semua titik di pulau itu lenyap begitu saja, mungkinkah sejak awal keduanya sudah masuk perangkap?
"Prof, kenapa di sini sepi sekali?"
Edi berseru di samping Profesor, Pria itu segera sadar dari lamunannya. Dia menoleh mendapati alarm bahaya dari kacamata bulatnya, segera Profesor mengecek arlogi.
Terdapat beberapa titik tambahan di sekitar mereka, dua diantaranya sedang menuju ke arah mereka. Terlebih warnanya merah, berarti musuh.
"Ini berbahaya," batin Profesor.
Keduanya tidak mungkin menemui bahaya secepat ini, ditambah Edi belum memiliki pengalaman. Satu-satunya langkah terbaik ialah menghindari masalah, sebisa mungkin untuk tidak menarik perhatian.
Profesor segera meraih lengan Edi dan menggenggam erat, lalu menariknya menuju arah berlawanan.
"Ikuti saya!" perintahnya panik.
Edi yang terkejut dengan tingkah Profesor yang tiba-tiba lantas bertanya, "Prof, ada apa?!"
"Kita harus segera menjauh dari area kota, segera!" sambarnya cepat.
"Tapi, Kena---"
"Nanti saya jelaskan, yang terpenting kita harus menyelamatkan diri dahulu. Sebelum terjadi sesuatu---"
Duar....
Belum selesai Profesor berbicara, ledakan terjadi tidak jauh dari mereka, asap tipis mengepul menunjukkan jalur peluru. Prof segera mencari dari mana asalnya, dia juga melirik arloji untuk melihat lokasi mereka di radar.
Terlihat seorang pemuda dengan rambut jabrik memegang sebuah bazoka, berjongkok di atap balkon sebuah bangunan.
"Waaahhh.... Rupanya masih ada penduduk di sini." cuitnya dengan gaya khas rock.
"Sepertinya yang dikatakan Tuan Suspector, akan ada orang yang datang."
seorang berjubah coklat lusuh muncul dari belakang pemuda itu, wajahnya tertutup hodie dengan tangan bersedekap. Dari suaranya dia seorang gadis.
"Kamu benar, Ty. Yeah.... Saatnya bersenang-senang."
"Siapa kalian!" teriak Profesor, dia berusaha mengulur waktu selagi memikirkan cara untuk melarikan diri. Sesekali dia mengamati titik lain yang sedang mendekat.
Menurutnya tidak mudah untuk melarikan diri dari keduanya, mengingat mereka mampu bergerak begitu cepat. Atau mungkin alat Profesor terlambat mendeteksi pergerakan keduanya?
Belum lagi, Profesor tidak mengetahui statistik dari keduanya. Akan merepotkan bila terjadi pertempuran sekarang, dia belum menyiapkan alatnya. Sementara Edi terlihat ketakutan di sampingnya, bocah itu meringkuk dalam pelukan Profesor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimensi O'clock -Adventure In Pararel World- (Re-upload)
FantasíaSAMPUL SEMENTARA (by pinterest) Tulisan dalam tahap perbaikan, secepatnya akan dilakukan update dari chapter awal. Garis besar cerita tetap sana, hanya gaya penulisan dan frasa dalam teks. Mulai Re-Upload-; bisa baca ulang dari awalnya ya Kehilangan...