O5: Ingαtαn Beberαpα Wαktu Lαlu

275 55 29
                                    

Bantu vote nya teman-teman ^^

📜ꦿ📜ꦿ📜ꦿ



INGATAN BEBERAPA WAKTU LALU



📜ꦿ📜ꦿ📜ꦿ

"Asu-asu jadi kalian kecelakaan?!"

Kedua pria berperawakan berbeda yang baru saja di bentak kasar itu menggaruk tengkuk. Tidak tau harus bagaimana karna kenyataannya memang seperti itu, Kahes dan Dewa terkena sial saat menuju kerumah Jenggala malam tadi.

Motor Vespa kuning ngejreng milik Dewa sudah hancur sebelah, menabrak pagar pembatas saat sebuah mobil melintas memotong jalan di depannya. Untunglah hanya luka ringan, sama-sama di bagian lutut dan pada Dewa ada sedikit goresan ngilu di jarinya.

Tidak ada korban jiwa dan pengendara mobil yang menyerempet mereka sudah meminta maaf yang sebesar-besarnya hingga nyaris sujud saat mengetahui kalau Dewa adalah anak dari bosnya,  serta membayar biaya rumah sakit meskipun hal itu sebenarnya tidak perlu, dia sedikit di mintai keterangan oleh polisi.

Sekarang mereka duduk sambil diberi tatapan garang dari Gala yang sedari tadi memelototi mereka. Oke, mereka tau alasan munculnya kemarahan dari pria itu.

"Tapi kami baik-baik aja, kan? Untung---"

"Apanya yang untung kalau motor lo udah jadi rongsokan begitu?!" sela Gala.

Gala duduk di depan mereka, "Gw udah larang kalian buat kerumah tapi kalian ngotot, giliran gw biarin liat?! Liat akibatnya gimana! Alhamdulillah karna  kalian masih bisa nafas sampai sekarang, gimana kalau kalian jatuh dari jembatan terus hanyut?!"

Kahes berdecak, "apaan sih, Ga---"

"Gua khawatir bego!" Pemuda itu memotong ucapan sahabatnya dengan cepat. "Gua nunggu kalian semalaman, khawatir kalian kenapa-napa, kalian nggak ada kabar, dan gua kayak orang tolol cuman mondar-mandir di kamar."

"Kenapa nggak ada yang mau usaha ngasih kabar ke gua?"

Kajes merogoh sesuatu di dalam lacinya, mengeluarkan dua ponsel yang sudah retak di mana-mana. Gala memicingkan mata, dia kenal dua benda itu, yang satu milik Kahes, benar-benar sudah hancur, Gala sendiri bingung kenapa benda pipih itu tidak berubah menjadi kepingan-kepingan. Sedangkan yang pecah hanya tengahnya saja milik Dewa.

"Kenapa bisa separah ini sih astagaa." Matanya terbelalak, tak percaya dengan pemandangan di depan matanya.

"Kalau hp gua kelindes ban mobil, kalau punya Dewa keinjek lututnya sendiri. Ya Lo tau kan sifat iPhone tuh kayak gimana, rapuh kayak hati mamanya Chanu" jelas pemuda itu tabah.

Pemuda lain yang merasa namanya di sebut lantas menoleh dengan tajam, setajam silet baru sampai-sampai mereka bertiga meneguk ludah kasar, terutama Nadesh dan Dewa. Mereka berdua memang sudah sering melihat wajah julid Gala yang kadang bikin sakit hati, tapi tak pernah tatapan pemuda itu semengintimidasi tatapan Chanu.

Ditatap seperti itu membuat mereka merasa menjadi manusia paling keji di dunia yang tak patut diperlakukan baik.

Sempat diam beberapa saat sambil terus menatap Chanu, waktu terasa begitu lama untuk berganti ke detik selanjutnya sebelum Chanu kembali memalingkan muka.

Pak!

"Aduh! Sakiitt! Ini lukanya belum kering loh, Gal!" Kahes mengadu tidak tahan lantaran lututnya di gampar oleh Gala.

Dewa yang melihat itu segera menjauhkan lututnya dari jangkauan Gala. Jaga-jaga.

"Mulut lo minta di setrika tau nggak?! Udah berapa kali lo?!" Gala melotot bukan main, tangannya terkepal menahan nafsu untuk menjambak rambut Kahes.

Lament of Lavender Petals Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang