Happy Reading 💙
***
Langga masih tidak mengerti dengan kedua orang tuanya. Masalahnya sejak kapan dia akan dijodohkan dengan Chiara. Yang dekat dengan ibunya selama ini bukan Chiara tapi Ayla. Jika memang ada perjanjian antara keluarganya dengan Pak Aditama. Harusnya Ayla yang dijodohkan padanya bukan Chiara.
“Kenapa Papa sama Mama maksa Langga nerima sesuatu yang Langga nggak suka! Udah berapa kali Langga bilang, Langga nggak mau dipaksa berjodoh sama Chiara. Kalo memang Papa mau pilihin jodoh buat Langga, jodohin aja Langga sama Ayla. Lagian anak Om Tama bukan cuma Chiara. Jodohin aja Langga sama Ayla." Langga kembali memprotes saat jam makan malam. Lagi pula dia sangat keberatan mana mungkin akan diam saja.
“Jangan mendebatkan hal ini terus dengan Papa, Langga. Chia anak yang baik dan ini memang sudah Papa sepakati dengan Pak Tama,” jawab Bara. Sudah tiga hari mereka terus berdebat dan sejujurnya Bara sangat lelah menanggapinya.
“Papa buat seenaknya gimana Langga nggak protes. Ini hidup Langga, ke depannya Langga yang bakal jalanin bukan Papa. Langga bilang nggak mau, apa susahnya buat Papa dengerin Langga.”
“Langga!” Agni menegur keras. Wanita itu menjatuhkan sendok dan garpu ke piring, menimbulkan bunyi yang memaksa Langga diam.
“Kamu tidak bisa diam? Kita lagi makan malam dan kamu terus membuat Papa kamu mendebatkan masalah itu?”
“Makanya batalin pertunangannya biar Langga nggak bahas ini lagi.”
“Tidak akan!” lontar Agni seperti sebuah peringatan agar anaknya berhenti.
Langga bukan dalam fase akan mendengarkan perintah sang ibu. Rasa kesal karena tidak pernah didengar membuatnya memutuskan pergi dari rumah.
***
Dari kecil Langga sudah terbiasa menceritakan keluh kesahnya kepada Ayla. Buat Langga, Ayla bukan hanya sekadar teman, atau gadis yang dia sukai. Tapi tempat ternyaman untuknya bercerita.
Ayla adalah pendengar terbaik untuk setiap cerita yang dia bawa.
Satu-satunya yang belum Langga ungkapan dengan jujur hanya perasaannya. Dia masih belum berani untuk memberi tahu perasaannya pada Ayla. Gadis yang sudah bertahun-tahun menjadi tetangganya. Karena memang rumah mereka hanya berselisih dua rumah.
Langga duduk di teras rumah, tidak masuk ke dalam karena Ayla hanya sendirian. Ibu gadis itu sedang di rumah sakit, menemani ayah Ayla sekaligus ayah Chiara yang terakhir kali dikabarkan koma.
"Tante sama Om masih belum mau batalin perjodohannya?" tebak Ayla. Memperhatikan wajah Langga yang datang tanpa gairah membuatnya mengerti apa yang masih mengganggu pikiran lelaki itu.
Langga menggeleng lemah. Dia sudah melakukan protes selama tiga hari. Baik ibu maupun ayahnya tidak ada yang peduli. Ketika dia pulang nanti, keduanya akan bersikap biasa saja. Seolah tidak ada yang salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGGA
Teen Fiction"Nyokap lo yang mati, Bokap lo yang koma kenapa gue yang kena sialnya? Kenapa gue diminta buat tunangan sama lo!" "Mati aja Chiara, lagian nggak ada yang sedih kalo lo yang pergi." "Ingat! Kalo bokap lo nggak mati, lo aja yang mati!" Langga kesal ka...