06. Hari Pertama Sekolah

19.5K 1.7K 1.2K
                                    

Happy reading 💙

Vote dulu dong!



***

Pagi ini Chiara berjalan tanpa ditemani sang sopir. Baju yang dia kenakan bukan lagi setelan jas seperti kemarin. Chiara datang dengan seragam sekolah.

Pukul tujuh kurang, biasanya dijam segini Chiara sedang menghirup udara pagi dari balkon kamar. Tapi kali ini dia sedang berjalan di lorong sekolah untuk sampai ke kelasnya.

Asing, itulah yang Chiara rasakan sekarang. Ada keinginan untuk kembali ke rumah, tapi disatu hal Chiara ingin melakukannya.

Chiara datang tidak terlalu pagi, jadi ketika sampai, kelas sudah ramai. Semua anak di kelas IPA 2 menatapnya penuh heran. Kemudian menatap kagum saat melihat nama pengenal di seragam Chiara.

Lagi pula sekolah sudah dibuat heboh dengan cerita dari anak OSIS tentang Chiara yang membuat kepala sekolah dan para guru ketakutan.

“Gue nggak ada perkenalan. Cukup panggil Chiara kalau mau berteman.”

Chiara mengakhiri sesi itu dengan langsung duduk di bangku paling belakang.

***

"Chiara ke sekolah." Daniel berjalan terburu-buru, mendekati tiga temannya yang sudah duduk di tribun lapangan basket.

Raka tertarik, dia langsung mengecek jam yang melingkar di tangannya. Begitupun dengan Alvan, cowok itu melakukan hal yang sama.

"Berarti bakal ada rapat lagi," kata Raka.

Alvan juga berpikir seperti itu, sudah siap kalau tiba-tiba dipanggil lagi ke ruang guru. Penasaran apa yang akan dilakukan Chiara kali ini.

"Bukan, dia masuk sekolah. Pakek seragam kayak kita." Daniel menggeleng saat merasa salah bicara. "Maksud gue pakek seragam anak cewek ya kali pakek celana kayak kita."

Raka jauh lebih tertarik dengan fakta itu.

"Di kelas mana? Kelas kita lah pasti, anaknya pintar dari dulu."

"Lo emangnya nggak merasa aneh? Setelah hampir tiga tahun nggak pernah ke sekolah, terus tiba-tiba dia mau sekolah."

"Mungkin lagi mau aja. Lagian sekolah punya dia jadi nggak aneh kalo tiba-tiba kayak gini."

"Kalo punya bokap lo terus dia buat seenaknya, itu baru nggak wajar," tambah Raka yang sengaja meledek Daniel. Lagian si Daniel ini suka berpikir yang tidak seharusnya mereka pikirkan.

Daniel berdecak tidak senang. Bukan saatnya bercanda, dia sedang serius membahas soal Chiara.

Ada yang aneh dari cewek itu, dia sangat yakin.

"Kenapa harus sekarang saat sekolah tinggal 3 bulan lagi? Kalo gue jadi dia sekalian aja nggak masuk sampe akhir, ngapain capek-capek pergi ke sekolah berbaur sama murid-murid yang dia nggak pernah kenal."

Raka mulai malas meladeni jiwa kepo Daniel.

"Kalo lo penasaran banget tanya langsung sama dia sana."

"Ogah banget. Nanti dikira gue sok asyik, sok akrab karena dia pemilik sekolah." Daniel langsung duduk di samping Langga yang sangat asyik dengan game di ponselnya. Menaruh peduli dengan pembicaraan mereka pun tidak.

"Hubungan lo semua nggak baik sama dia?" tanya Alvan jadi penasaran dengan reaksi Daniel tadi.

"Sama Chiara maksud lo?" Raka menggeleng singkat. "Ya gitu."

Raka kemudian menjatuhkan perhatiannya pada Langga.

"Jadi Ayla beneran dipindahin ke kelas lain sama Chiara?" tanyanya.

LANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang