Happy Reading 💙
***
Chiara mengalihkan pandangan dari siaran televisi saat melihat keberadaan Langga yang baru saja pulang.
Paper bag di tangan cowok itu berhasil mencuri perhatiannya lebih lama. Hingga tanpa sadar terus memandangi dan langsung mengalihkan pandangan saat Langga ikut duduk di sampingnya.
10 menit berlalu keduanya sama-sama diam. Hanya memandang ke arah televisi, seolah sedang fokus menikmati siaran, padahal tidak sama sekali.
"Chia, gue bukannya nggak mau minta maaf."
"Hm?" Chiara menoleh, keningnya berkerut karena tidak bisa mendengar suara Langga dengan jelas. Kemudian dibuat bertambah bingung saat Langga mengambil remot TV dari tangannya.
"Gue kecilin dulu volumenya," kata Langga. Cowok itu mengarahkan remot pada televisi di depan mereka yang membuat Chiara juga ikut memperhatikan, termasuk saat Langga meletakkan remot di tengah-tengah mereka seolah menjadi seperti pembatas.
Berapa detik suasana di antara mereka kembali hening karena Langga seperti sengaja memberi jeda sebentar.
Kemudian cowok itu kembali menoleh, kebetulan Chiara memang sedang meneliti wajah itu, jadi pandangan keduanya langsung bertemu.
Chiara bisa melihat sorot mata itu kini menatapnya sangat serius. Seperti mengharuskan dirinya untuk fokus mendengarkan.
"Gue sadar banget kesalahan gue sama lo banyak. Selama kita kenal dari kecil gue nggak pernah baik sama lo." Langga mulai membuka obrolan, sebuah kalimat yang memaksa Chiara kembali mengingat kejadian tiga tahun yang lalu.
Chiara sudah mengenal Langga sangat lama. Walaupun cowok ini tidak pernah menyambut dengan baik kehadirannya. Sejujurnya Chiara tidak pernah mengklaim Langga cowok yang jahat. Karena sebenarnya wajar-wajar saja kalau cowok itu tidak menyukai keberadaannya. Lagi pula Langga sudah mengatakan secara terang-terangan. Hanya dirinya saja yang tetap keras kepala, berusaha selalu mendekat sambil terus berharap diberi sambutan hangat.
Tapi tiga tahun yang lalu, di rumah sakit waktu itu Langga sangat jahat. Disaat dia tidak tahu alasan mengapa cowok itu marah dan dalam kondisi dirinya yang sedang tidak baik-baik saja. Lalu mengapa Langga mengatakan semua kalimat yang menyakitkan hatinya.
"Bukannya gue nggak mau minta maaf, sejujurnya gue bingung mau mulai dari mana." Diam sebentar, Langga lalu berucap pelan. "Sekaligus malu."
"Malu kenapa?"
Langga kembali menjeda. "Karena udah lama, gue ngerasa salah karena baru sadar sekarang."
Chiara tidak membalas, memberikan waktu sepenuhnya untuk Langga berbicara.
"Di rumah sakit tiga tahun yang lalu, padahal gue tau kondisi lo lagi nggak baik-baik aja. Tapi gue nggak mau peduli. Terus hari nyokap lo meninggal, lo datang minta tolong gue buat hubungi Ayla, tapi gue juga nggak mau peduli. Sebelum itu, selama kita kenal, gue juga nggak pernah mau peduli sama lo. Belum lagi setelah lo balik, berapa kali gue juga masih jahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGGA
Teen Fiction"Nyokap lo yang mati, Bokap lo yang koma kenapa gue yang kena sialnya? Kenapa gue diminta buat tunangan sama lo!" "Mati aja Chiara, lagian nggak ada yang sedih kalo lo yang pergi." "Ingat! Kalo bokap lo nggak mati, lo aja yang mati!" Langga kesal ka...