Happy Reading 💙
Vote dulu yuk!
***
Chiara kembali ke ruang tengah, ikut tidur bersama anggota keluarga yang lain. Tidak berdekatan karena Chiara mengambil posisi paling ujung, dekat tembok yang membuat lebih banyak jarak. Tadi ada ibu Langga di sampingnya, tapi setelah wanita itu pergi karena dipanggil suami kini dia hanya sendiri.
Chiara membuka matanya, mengintip keadaan yang tiba-tiba hening padahal tadi masih mendengar suara orang mengobrol. Ternyata semua orang sudah tidur. Sedangkan dia tidak bisa tidur karena tempat yang asing.
Dia memejamkan mata kembali, memaksa tidur walaupun harus berpura-pura.
"Lo bisa tidur kayak gitu?"
Suara itu membuat mata Chiara kembali terbuka, saat melihat Langga, dia langsung mengubah posisi berbaringnya jadi duduk.
"Nih pakek." Langga menyodorkan bantal dan selimut yang memang dia bawa untuk Chiara. Karena gadis itu pergi bersamanya, jadi Langga merasa punya tanggung jawab untuk memastikan si tuan putri ini bisa tidur.
"Lo mau balik ke atas?" tanya Chiara, seakan melarang padahal Langga sendiri belum mau pergi. Tapi dia membiarkan saja Chiara berpikir seperti itu.
"Di sini aja. Sama gue." Chiara meminta, matanya memikat Langga untuk melihat dengan lekat dan cara gadis itu menepuk-nepuk tempat di sampingnya membuat Langga tidak berkedip.
Begitu sadar, Langga langsung mengalihkan pandangan. Bersikap seperti melihat sekitar, padahal dia sendiri bingung dengan yang sedang dilakukan.
"Mama gue mana emang?" tanya Langga, dia tidak mau terlihat bingung. Tidak mau juga mengiyakan permintaan itu dengan mudah.
"Tadi dipanggil Om."
Langga lalu duduk di samping gadis itu. "Ya udah lo tidur." Dia menyuruh.
Chiara merasa senang jadi dia spontan tersenyum. Begitu ingat yang dikatakan Langga di balkon membuat wajah itu datar kembali.
"Oh ya lupa, lo nggak mau liat senyum gue." Chiara menyindir, menggerutu sebal sambil melirik cowok di sampingnya. Tapi yang disindir sudah sibuk dengan ponsel. Bukan Langga tidak mendengar, hanya saja dia berpura-pura tidak peduli.
Chiara memposisikan bantal di bawah kepalanya. Membuka selimut untuk menutupi tubuhnya hingga sampai dada, kemudian berbaring.
"Lo nggak tidur?" tanyanya pada Langga.
"Lo tidur aja. Gue nanti."
"Di atas? Di kamar yang tadi?"
Langga menoleh, menutup game di ponselnya yang baru dibuka.
"Itu kamar masa kecilnya Papa, barang lo gue taruh di sana. Nanti kalo mau apa-apa lo ke kamar itu aja."
"Tau, pas minta kotak P3K Tante udah bilang. Gue disuruh tidur di situ juga."
"Terus kenapa lo malah di sini? Kenapa nggak naik ke atas?"
"Pikir aja masa tidur sekamar sama lo."
Langga tersenyum lebar mendengar kata-kata itu.
"Kenapa? Takut gue apa-apain," ujarnya, tiba-tiba saja ingin menggoda gadis yang masih terjaga itu.
"Diam deh," balas Chiara. Dia cepat memejamkan mata, menarik selimut hingga menutupi setengah wajahnya.
Langga tidak tahu, dia hanya merasa senang sekarang. Tangannya bergerak mengikuti keinginannya untuk lebih mengganggu Chiara. Dia menarik selimut itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGGA
Teen Fiction"Nyokap lo yang mati, Bokap lo yang koma kenapa gue yang kena sialnya? Kenapa gue diminta buat tunangan sama lo!" "Mati aja Chiara, lagian nggak ada yang sedih kalo lo yang pergi." "Ingat! Kalo bokap lo nggak mati, lo aja yang mati!" Langga kesal ka...