Update buat nemenin malam minggu lagi 🤗
Happy Reading 💙
Bacanya pelan-pelan aja ya biar terasa banyak. Karena bagian ini memang agak singkat dari biasanya.
***
Waktu itu alasan mengapa Langga mencium pipi Chiara, karena dia ingin mencari jawaban atas perasaannya.
Langga masih bingung dengan rasa gugup yang dia rasakan setiap kali berhadapan langsung dengan Chiara. Dia ingin tahu apa arti dari kegugupan yang dirasakan itu.
Dia padahal sudah mempersiapkan segalanya, tapi ketika berhasil mencium pipi gadis itu. Jantungnya malah berdebar semakin kuat. Kalau saja waktu itu dia tidak langsung melarikan diri, mungkin Chiara bisa melihat kegugupan dari sorot matanya.
Namun lagi-lagi saat itu Langga menyangkal, dia tidak mau mengakui rasa gugup itu berasal dari rasa sukanya.
Lalu di malam itu, Ayla mencium pipinya. Gadis itu mengaku suka padanya.
Langga pernah mengklaim bahwa dia menyukai Ayla. Itu setidaknya berjalan dari masa kanak-kanak hingga sekolah menengah pertama.
Tapi malam itu dia tidak merasa apa-apa. Jantungnya tidak berdebar seperti saat berhadapan dengan Chiara.
Padahal Langga ingin menyangkal, bahkan sudah berpikir untuk langsung menyambut perasaan Ayla. Tapi saat itu yang dia pikirkan malah Chiara.
Detik itu Langga tahu, hatinya memang sudah tertuju pada Chiara. Melihat Ayla sekarang nyatanya tidak semenarik dulu.
Kenyataan itu membuat Langga merasa bersalah, dia seperti telah mengkhianati Ayla. Lalu semua rasa marah itu dia lampiaskan pada Chiara yang menurutnya sumber dari semua kesalahan.
Dia tidak ingin menyukai Chiara, dia ingin menyambut perasaan Ayla saja. Namun kalau sudah hati yang bicara Langga bisa apa. Pada akhirnya dia kalah juga. Langga harus mengakui, yang dia inginkan Chiara, bukan Ayla.
Ketika keputusan itu datang dia sudah siap jika harus menyakiti perasaan Ayla. Namun tidak menyangka semuanya akan menjadi jauh lebih rumit.
Ayla tidak mudah menerima.
"Kamu suka Chiara? Apa itu masuk akal?"
Ayla berkomentar seperti itu usai dia memberi tahu segalanya. Sorot mata gadis itu tampak menahan marah.
"Kamu lagi bercanda ya? Nggak usah bercanda kayak gini, Lang, aku nggak suka."
"Ay, gue bicara jujur, itu yang gue rasain sekarang. Gue nggak mau perjodohan sama Chiara batal, gue suka dia."
"Suka?" Ayla memotong cepat. "Alasannya apa kamu bisa bilang suka dia? Apa yang Chiara punya yang aku nggak punya. Atau apa kelebihan Chiara yang bisa nandingin aku?"
"Ay, tolong ngertiin gue."
"Kamu yang harus ngertiin aku!" Gadis itu hilang kesabaran dan membentak keras. Detik itu membuat Langga bungkam. Bagaimanapun dia tahu kesalahannya dan dia bisa mengerti mengapa Ayla menjadi semarah sekarang.
"Kamu pikir dengan bilang kayak gini udah baik banget? Kamu nggak mikirin gimana perasaan aku ya? Kamu rela nyakitin hati aku cuma karena Chiara?"
"Aku nggak mau tau. Pokoknya kamu itu cuma punya aku. Kamu nggak boleh suka sama Chiara karena kamu punya aku. Dari dulu kamu punya aku!"
Ayla melempar paper bag ke arahnya yang berisi oleh-oleh liburan. Gadis itu baru saja pulang, setengah jam yang lalu dia dihubungi, diminta untuk mengambil oleh-oleh yang Ayla bilang punyanya berbeda dari oleh-oleh yang akan diberikan pada Raka, Daniel juga Alvan. Gadis itu membelikan khusus untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGGA
Teen Fiction"Nyokap lo yang mati, Bokap lo yang koma kenapa gue yang kena sialnya? Kenapa gue diminta buat tunangan sama lo!" "Mati aja Chiara, lagian nggak ada yang sedih kalo lo yang pergi." "Ingat! Kalo bokap lo nggak mati, lo aja yang mati!" Langga kesal ka...