Happy Reading 💙
Vote dulu guys!
Nggak bisa up 2 part seperti permintaan kalian. Tapi bagian ini aku panjangin.
***
"Sekarang baru percaya sama aku kalo pertunangannya nggak pernah batal?"
Langga melihat wajah cantik Ayla sedang mentertawakannya. Dia mendengus kesal, lantas memalingkan muka dari gadis itu.
"Jadi sekarang gimana?"
"Gue bakal buat dia cepat pergi," jawab Langga yang tanpa melihat wajah Ayla.
Sudah dua jam berlalu tapi Langga masih tidak bisa meredam emosinya karena Chiara.
Langga tidak suka melihat Chiara yang tersenyum menantangnya, dia juga sangat benci saat mendengar Chiara mentertawakannya.
Dan Langga paling benci dirinya sendiri. Karena tidak bisa melupakan semuanya.
"Pakek cara aku? Dengan buat dia jatuh cinta?" tanya Ayla.
"Dengan cara gue."
Ayla senang mendengarnya. Dia menyelipkan tangan di lengan Langga. Bersandar dengan manja seperti yang selalu dilakukannya jika berdua saja dengan Langga.
Ayla ingat tiga tahun yang lalu Daniel pernah bilang, Langga akan menyatakan perasaannya setelah mereka lulus SMP. Ayla sudah menunggu, dia bahkan berdandan sangat lama saat hari kelulusan mereka.
Namun, yang ditunggu tidak kunjung mengatakan apa-apa. Bahkan sampai sekarang pun status mereka belum berubah.
***
"Ah sial," umpat Langga. Dia langsung berbalik saat sadar siapa yang baru keluar dari kamar mandinya.
Alis Chiara berkerut melihat tingkah Langga. Dia pakai baju lengkap apa yang membuat cowok itu harus berbalik seperti itu.
Berbicara tentang kamar mandi, kebetulan saat Chiara datang kamar mandi di ruang tamu sedang direnovasi. Harusnya sih sudah bisa digunakan kemarin, tapi air yang tidak keluar menjadi masalah baru sekarang.
Tadi malam saat menangis sendirian di dalam kamarnya. Sekitar pukul 11 malam Chiara mendengar Langga pulang.
Iya dia menangis karena ada kata-kata Langga yang tidak bisa dilupakan dan itu sangat menyakiti hatinya.
"Lo jam berapa pulang? Kenapa tidur di rumah?" Chiara bertanya seolah tidak tahu.
Yang ditanya bersikap cuek, berjalan ke lemari baju, menyiapkan seragam sekolah dan meletakkan di kasur.
"Bukan urusan lo," jawab Langga saat berjalan ingin ke kemar mandi. Secara terpaksa dia harus melihat Chiara.
Chiara menghela napas dan menggeleng. "Ditanya baik-baik juga."
Gadis itu memilih pergi ketika Langga sudah menghilang di balik pintu kamar mandi. Dia kembali menoleh karena mendengar pintu yang kembali dibuka.
"Bilang sama Mama lo nggak perlu pergi sama gue," kata Langga yang berdiri di ujung pintu.
Chiara bersikap cuek. "Bilang sendiri," ucapnya sambil menutup pintu kamar Langga.
Dua detik setelahnya tahu-tahu Langga sudah membuka pintu lagi, kali ini cowok itu mencegah Chiara yang akan masuk ke kamarnya.
"Kenapa lo nguji kesabaran gue banget? Nggak bisa lo langsung pergi aja? Nggak susah kan buat lo cari banyak orang buat jaga rumah lo?" Cowok itu mengomel lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGGA
Teen Fiction"Nyokap lo yang mati, Bokap lo yang koma kenapa gue yang kena sialnya? Kenapa gue diminta buat tunangan sama lo!" "Mati aja Chiara, lagian nggak ada yang sedih kalo lo yang pergi." "Ingat! Kalo bokap lo nggak mati, lo aja yang mati!" Langga kesal ka...