15. Acara Arisan

14.5K 1.6K 680
                                    


Happy Reading 💙

Maaf agak lama alasannya udah aku kasih tau beberapa waktu lalu ya 😊

Vote dulu guys!




***

Ada yang berubah sejak malam itu. Setidaknya Chiara bisa merasa tenang saat berbicara dengan Langga. Cowok itu tidak lagi tiba-tiba emosian dan marah-marah yang tidak jelas.

Alasannya juga karena Chiara jarang bertemu Langga di rumah. Karena hari pertandingan sudah dekat Langga jadi lebih sibuk dengan tim basketnya. Setiap hari cowok itu menghabiskan waktu sampai sore untuk latihan. Pulang ke rumah selalu malam. Jadi untuk mereka berkomunikasi sangat jarang.

Chiara melihat ke depan pintu saat mendengar Langga baru saja memanggilnya dari luar.

Dia mengalihkan pandangan ke tempat jam dinding. Memastikan kalau sekarang belum malam dan benar memang masih pukul 4 sore. Tapi mengapa cowok itu sudah di rumah.

"Kenapa?" tanya Chiara, sedikit berteriak agar Langga di luar bisa mendengar.

"Keluar dulu bentar."

Chiara beranjak dari meja belajar. Dia diam saja saat sudah membuka pintu. Menunggu cowok itu mengatakan sesuatu.

"Lo harus gantiin nyokap gue datang ke acara arisan di rumah Bu RT."

"Loh kok?" Gadis itu cepat menggeleng. "Gue nggak mau," tolaknya cepat. Mendengarnya saja sudah membuat Chiara merasa horor.

"Nyokap gue yang suruh."

"Yang bener."

"Ya bener," balas Langga cepat. "Gue baru inget sebelum pergi nyokap gue ada suruh."

Chiara tidak merespons.

"Kata nyokap gue, hari ini dia yang narik. Jadi nggak boleh nggak datang, nanti bisa diganti sama yang lain, terus nyokap gue harus nunggu bulan depan lagi."

"Tapi kan gue nggak tau, nggak ngerti acara ginian. Lo aja yang pergi."

"Gue kan cowok."

"Lo bisa minta tolong sama Ayla. Suruh dia gantiin nyokap lo."

"Ayla pergi liburan. Nggak di sini."

"Nyokapnya juga nggak ada?" Fakta itu membuat Chiara tertarik. Untuk berapa alasan mampu membuang sedikit keraguan yang ada pada dirinya. Membuatnya berpikir untuk mengiyakan keinginan ibu Langga.

"Hm, ikut pergi."

Chiara belum menjawab. Masih sibuk berpikir. Membayangkan apa yang akan terjadi jika dia benar-benar pergi menggantikan posisi ibu Langga. Dan hanya membayangkannya saja sudah membuat Chiara takut.

Dia sungguh tidak mau melakukannya.

"Lo siap-siap nanti gue antar," kata Langga yang membuat Chiara kembali melihat. Cowok itu sedang membujuk dengan wajah memelas. Kentara sekali karena sedang butuh.

"Nanti gue jemput juga. Hubungi aja," kata Langga lagi.

"Nanti kalo ada yang tanya gue siapa, harus jawab apa?" Chiara mengabaikan, lebih penting buatnya menanyakan hal pasti yang akan terjadi saat di sana nanti.

"Nggak akan ada yang tanya, satu kompleks ini udah tau lo calon istri gue. Nyokap gue udah ngumbar sana-sini dari tiga tahun yang lalu." Langga begitu meyakinkan.

"Paling nanti ditanya kapan nikahnya, lo jawab aja nanti habis lulus."

Dan setengah jam setelahnya Chiara benar-benar berakhir di antara para ibu-ibu. Dia memang sudah tinggal lebih dari seminggu di rumah Langga. Tapi tidak satu pun dia tahu wajah-wajah para tetangga di sana. Jadi sekarang rasanya campur aduk.

LANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang