12. Selalu Ayla

15.3K 1.4K 1.5K
                                    

Vote dulu guys!

Happy Reading 💙

Aku suka baca komen, silakan penuhi komen kamu di setiap baris ya 🤗




***

Alis Chiara berkerut menemukan Langga yang tampak sibuk di dapur. Cowok itu mengabsen semua rak dari kabinet atas sampe bawah. Entah apa yang sedang dicari.

Chiara membiarkan, berjalan ke tempat kulkas. Mengeluarkan botol minum dan menuangkan air dingin ke gelasnya.

Pranggg!!!

Tubuh Chiara terperanjat, refleks menoleh ke sumber suara. Tapi yang baru menjatuhkan panci tampak tidak peduli.

"Sebenernya lo mau ngapain?" tanya Chiara. Jika dibiarkan tampaknya cowok itu akan menghancurkan dapur dan besoknya Agni akan mengomel sepanjang hari.

Langga tidak menjawab, berjalan ke arah kulkas yang membuat Chiara harus sedikit bergeser. Cowok itu mengeluarkan satu bungkus mie instan, lalu dengan santainya melewati Chiara begitu saja.

Benar-benar menganggap Chiara tidak ada di sana.

Langga mulai sibuk menaruh air ke dalam panci.

"Itu udah kebanyakan." Chiara mencegah sebelum air di dalam panci semakin penuh.

Namun, Langga tidak peduli.

"Mau gue masakin aja?" tawar Chiara.

Langga menoleh, tatapan cowok itu tampak kesal.

"Lo bisa pergi aja."

Karena diusir, Chiara pergi tanpa mengatakan apa pun. Tapi sepertinya Langga tidak membiarkan Chiara pergi begitu saja. Baru dua langkah Chiara menjauh cowok itu sudah mengajak bicara lagi.

"Emangnya cewek manja kayak lo bisa masak?"

"Seenggaknya gue tau nggak perlu pakek air sebanyak itu buat masak mie satu bungkus."

Niat hati ingin meremehkan Chiara. Malah dia yang berakhir diam. Langga mematikan api kompor. Kemudian menoleh pada Chiara yang belum pergi.

"Ya udah masakin," kata cowok itu.

"Hitung-hitung lo ngebabu di rumah gue, udah numpang jangan bersikap kayak tuan putri," sambung Langga lalu melewati Chiara begitu saja.

Namun suara menyebalkan itu kembali terdengar di telinga Chiara.

"Gue nggak mau mienya lembek," ucap Langga yang berdiri di depan pintu.

"Cabenya 7, nggak kurang nggak lebih."

"Telurnya gue nggak mau kuningnya pecah."

Chiara mengabaikan, mulai mengurangi air di dalam panci dan menghidupkan api kompor.

"Lo nggak dengerin gue?" Suara Langga terdengar kesal karena diabaikan.

Chiara menarik napas dan mengembusnya. Lantas berbalik dan tersenyum manis.

"Ada lagi request nya?" tanyanya juga dengan nada yang lembut.

Langga terlihat ingin tersenyum. Tapi dengan cepat menutupinya dengan kembali memerintah.

"Antar ke kamar gue. Lengkap sama minuman dinginnya."

Setelah itu Chiara bisa mulai memasak dengan tenang, karena kali ini Langga benar-benar pergi.

Di rumah yang terbilang besar itu Agni hanya memperkerjakan dua ART. Walaupun menyediakan kamar untuk para pekerja Agni tidak mengharuskan untuk menginap. Wanita itu akan menggunakan jasa sampai sore hari, setelah itu dibolehkan pulang dan kembali esok pagi.

LANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang