11

340 39 2
                                    

Build terkejut saat melihat isi amplop yang Bible berikan. Ini bukan hanya banyak, tapi sangat banyak. Bahkan, Build menghitung ulang hingga berkali-kali untuk memastikan bahwa dia tidak salah hitung. Namun, jumlahnya tetap sama. Dengan kecepatan penuh, Build segera mencari nama Bible di kontak ponselnya.

"Iya?"

"Sepertinya kau salah memberi amplop. Ini terlalu banyak."

"Tidak. Itu amplop yang benar."

"Kenapa banyak sekali?"

"Anggap saja bonus dariku."

"Tidak tidak. Bonus pun, tetap terlalu banyak. Kau tidak sedang menghinaku, kan?"

"Untuk?"

"Ha?"

"Untuk apa aku menghinamu? Apa untungnya bagiku?"

"Yaaa agar kau bisa menertawakanku."

"Apa menertawaimu bisa membuatku kaya? Lebih bahagia? Atau berumur panjang?"

"Ck, kau ini!" Build kehilangan kata-kata. Dia tidak tau bagaimana harus membalas Bible.

"Ajari Ta dengan baik. Itu saja tugasmu. Selebihnya, tidak perlu kau pikirkan."

Usai mengatakan itu, Bible memutus sambungan telepon secara sepihak. Build kesal dan memaki ponselnya yang tak bersalah.

"Kau kenapa?" Apo baru saja masuk kamar dan disambut dengan makian. Meski dia tau makian itu bukan untuknya, tetap saja dia terkejut.

"Apo! Kau sudah pulang?" wajah kesal Build berangsur menghilang.

"Hn... tepat saat kau memaki seseorang di ponselmu. Eh, ponselmu baru?" Apo yang baru menyadari itu langsung menerjang Build. Merampas ponsel di tangannya, lalu membolak-balik ponsel itu. "Gila! Ini keluaran terbaru. Kau dapat uang dari mana?"

"Minggir dulu. Kau menindihku," Build berusaha mendorong Apo yang hampir menindih seluruh tubuhnya.

"Ckckc, jadi kau punya uang banyak, tapi pura-pura miskin?" Apo memandang Build dengan tatapan menghakimi.

"Siapa bilang aku punya uang banyak? Aku memang miskin!" Build merebut ponselnya lagi.

"Lalu itu? Apa?" Apo masih memberikan tatapan menyelidik.

"Itu dari bosku," Build hanya menjawab santai.

"Ha? Bosmu? Laki-laki 25 juta?" kini bukan hanya pandangan menghakimi. Apo sedang menguliti tubuh Build dengan mata tajamnya.

"Jangan berpikir macam-macam," Build melayangkan satu jitakan yang sukses membuat Apo mengaduh.

"Kau benar-benar di luar dugaan. Bilang tidak suka, tapi ketagihan. Ouch!" kali ini jitakan Build lebih keras.

"Jaga bicaramu! Kau pikir aku semurah itu?" tangan Build sudah siap untuk menjitak lagi.

"Kau tidak murah. Kau mahal. Selain 25 juta, dapat pekerjaan, kau masih juga dapat bonus ponsel. Wow!" Apo makin mengejek.

"Coba katakan lagi!" kali ini mereka tengah saling mengejar seperti Tom&Jerry. Saling tertawa dan mengejek. Setidaknya, malam ini mereka bisa tertawa lagi.

.

.

.

###

"Ble, kau masih marah padaku?" Bas membuka suara setelah lama keduanya terdiam. Saat ini mereka masih di ruang rapat di kantor. Baru saja mereka menyelesaikan rapat dengan beberapa klien dari luar negeri. Setelah semua keluar, Bas sengaja tetap tinggal agar dapat bicara berdua saja dengan bos sekaligus sahabatnya ini.

Is It Ok?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang