Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-
"Oppa! Kau tidak mau bangun juga?"
Gadis cantik berambut pendek itu hampir menyerah, membuang tenaganya di pagi hari hanya untuk membangunkan sang kakak.
Kim Mingyu, lelaki jangkung itu terus bergelung dengan selimutnya.
"Yak! Bukannya hari ini kau bilang ingin menghadiri-"
"Diamlah, Minseo," erangnya malas. "Aku baru tidur satu jam asal kau tahu saja,"
Minseo berdecak sinis, "Heol! Uri-oppa yang selalu menyangkal perasaannya ini habis menangis semalaman,"
Mingyu langsung bangkit, melotot tidak terima.
"Siapa yang kau bilang menangis semalaman?!"
Minseo menunjuk wajah kakaknya. "Kau."
"Aku hanya menangis sedikit. Itu pun karena film sialan yang kau rekomendasikan itu! Satu menit pun tidak sampai, bodoh. Aku tidak tidur karena semalaman bermain game!"
Minseo tertawa geli, "Jadi bagaimana? Sebentar lagi persidangan Casey eonni akan dimulai, kan?"
Mingyu terdiam sejenak, kemudian menatap adiknya.
"Mau taruhan?"
"Apa?"
Minseo berkerut tak mengerti dengan senyuman misterius sang kakak.
...
Cahaya matahari pagi yang menyeruak dengan begitu tiba-tiba, terasa sedikit menyakitkan.
Lalu mau tak mau, terpaksa untuk membuka mata.
Jaehyun, terbangun dengan erangan kecil, seolah tidak terima tidurnya terganggu.
Siluet yang perlahan namun pasti, seseorang yang membuka jendela.
Rambut panjang kecokelatan tergerai dengan sedikit berantakan.
Juga cahaya matahari sudah sepenuhnya menerangi ruangan kamar.
Hingga ia melihat dengan jelas, wanita itu, tersenyum kecil kearahnya.
Cassandra.
"Maaf mengganggu tidurmu, tapi.. ini sudah hampir terlambat, kalau tidak segera maka-"
Casey yang menggantungkan ucapannya.
Hari ini.
Pengganti waktu sebelumnya yang gagal.
Benar, kenyataan yang harus di hadapi.
Persidangan perceraian.
Melihat Jaehyun yang hanya terdiam, lelaki itu duduk seperti termenung.
