🐇TOA-School Harem 3🐇

7.3K 1.7K 67
                                    

JANGAN SIDER AAAAAAAAAAAAA!! Vote diawal atau diakhir chapter, jangan lupa!

200 vote dan 70 komen ayoo🏃

Happy Reading

Perjalanan mereka dibawa menuju sebuah hutan yang jauh dari daerah perkotaan, pasalnya Airan bertanya pada hantu-hantu sekitar sekolah dan juga Roh ke 3 nya.

Dalam mobil Nichol, mereka ber 5 melakukan perjalanan.

"Tadi kata Runja, rumah itu ada di daerah hutan, dekat sungai kan Ja?"

Runja mengangguk, dia duduk dibelakang bersama Amel dan Lihan.

Kursi depan ada Junan dan Zian, kursi tengah ada Nichol, Savior dan Airan.

"Iya, kebetulan saat itu aku diculik tapi mataku gak ditutup, cuma aku gak bisa ngeliat rupa si pelaku, soalnya ketutupan topeng gitu."

"Menurutmu, tinggi pelaku seberapa?" tanya Airan lagi.

"Kira-kira setinggi Zian."

"Begitu ya, apa di rumah itu, kau dikurung bersama yang lain?"

Runja menggeleng pelan "Enggak, saat aku dibawa kesana, udah banyak mayat, dan lagi mayat Amel dan Lihan udah agak membusuk. Kayanya mereka duluan diculik dibanding aku."

Airan menatap kearah Lihan dan Amel, keduanya lalu menjelaskan.

"Amel diculik di hari Jum'at Kak Airan, terus Amel di kurung di ruangan yang bau darah, Amel disiksa baru dibunuh."

"Kalau Lihan?"

"Saya diculik dihari minggu, saat saya pulang dari toko buku, sebelum sampai disana saya udah disiksa di mobil, mata saya dicongkel dan lidah saya dipotong."

Airan sampai sesak mendengarnya, dia menunduk pelan lalu menghela napas panjang.

"Apa kata mereka?" tanya Nichol pelan.

"Amel diculik dihari jum'at, Lihan diculik dihari minggu dan disiksa selama perjalanan menuju rumah itu,"

"Dan Runja diculik dihari selasa, dan dihari Senin juga ada yang diculik." sahut Junan datar.

Dia menyimpan dendam besar pada pelaku penculikan ini, membuat Runja kehilangan kembarannya yang sangat Runja sayangi.

Savior sendiri tidur, dia masih belum terbangun sejak tubuhnya digunakan roh di sekolah tadi pagi.

Mobil mereka sudah memasuki jalan aspal yang kanan kirinya dipenuhi pepohonan lebat, sangat sepi dan sunyi.

"Nona, saya akan menyiapkan benda tajam di tas anda, gunakan sebagai senjata."

Airan mengangguk, dia menatap hutan dan langit sore yang mulai menggelap.

"Belok kanan." celetuk Runja.

"Belok kanan, Zian."

Zian dengan patuh membelokan mobil mereka ke arah kanan, memasuki jalanan yang bukan aspal lagi.

Transmigrator of Antagonis [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang