Aku kira di misi ini, vote bakal stabil, taunya sama aja, berharap sider bakalan vote kayanya kesalahan besar.
Yaudalah ya, vote diawal atau diakhir chapter, jangan lupa.
200 vote dan 70 komen, gak penuh, gak update.
Happy Reading
Malam pertemuan yang dimaksud adalah malam dimana para anggota Mafia lain berkumpul untuk berebut akan benda-benda yang dilelang, benda-benda gelap.
Benda yang tak bisa dijual sembarangan, bisa Narkoba, senjata, obat-obatan, racun maupun data diri seseorang.
Airan datang bersama Gibran, mereka menyamar dengan topeng dan wig, karena identitas para anggota Mafia sangat dirahasiakan.
Airan menyamar sebagai laki-laki, dia melilit dadanya agar rata, karena yang semua orang tau, penerus keluarga Laksmana adalah Laki-laki.
Jadi disini, Airan menyamar sebagai laki-laki.
Tinggi badan Airan hampir sama dengan Gibran, jadi orang yang ingin menargetkan Gibran mungkin bisa terkecoh.
Apalagi mereka kembar.
"Tetap disebelahku." Airan menggenggam erat tangan Gibran agar tidak terpisah.
Mereka memasuki sebuah ruangan besar, seperti stadion bola tapi bedanya dibawah itu bukan lapangan, melainkan panggung besar.
Airan mendapatkan tempat duduk dibagian bawah, tak lama semua orang mulai masuk satu per satu.
Airan sempat melihat keberadaan Viola dan Junia, walau mereka memakai topeng serta wig, bola mata mereka begitu menjelaskan segalanya.
Mereka juga melihat Airan, sempat ingin mendekat namun tubuh mereka masih dikendalikan.
"Kak, kita harus bisa mendapatkan Air Mata Keabadian." bisik Gibran.
"Aku tau." Airan memakai wig hitam pendek, topeng yang menutupi bagian mata sampai pangkal hidung.
Untuk kebawahnya, tetap terlihat biasa.
Keduanya fokus mendengarkan orang di panggung sana, Pelelangan sudah dimulai, Airan tak akan mengangkat papan nomor sampai benda incarannya dikeluarkan.
"Sebenarnya, aku bukan ingin melelang, aku akan merebut paksa. Karena itu harta warisan Keluarga Laksamana, sudah seharusnya kita mendapatkannya lagi." bisik Airan diselingi seringai lebar.
Dan lagipun, banyak disini musuh keluarga Laksamana, mungkin dia bisa mengurangi dari 350 target, jadi 100 an.
350 target yang dimaksud adalah pengkhianat serta musuh keluarga Laksmana, Airan sudah mengingat semuanya.
Sebagian, mungkin sekitar 100 orang ada disini, Airan bisa menghabisi mereka.
Aira menekan earphone ditelinganya yang tertutup rambut, lalu berbisik.
"Cyo, di jam 11, buat ledakan yang sudah kita siapkan."
Licyo menyahut dari sambungan, dia duduk di atap gedung sebrang gedung pertemuan gelap itu, Licyo sudah menggunakan item khusus dari ruang waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrator of Antagonis [End]
FantasiMenjadi seorang penyintas yang bertugas sebagai penolong pihak Antagonis, dia selalu merubah takdir Antagonis yang tak adil, tapi semua itu selalu melenceng dari rencana nya. Airan, pasti akan bermasalah dengan salah satu tokoh dalam dunia yang dia...