.
.
.
.
.
.Warning 18+
Malam yang gelap, hanya ada setitik cahaya bulan di ujung atas sana. Meski hanya sedikit, namun samar2 sinarnya merambat dari jendela menuju kamar seorang gadis yang sedang berbincang ria di atas kasur dengan seseoang di sebrang sana
"Maaf ya, tadi temen2nya Zee kesini.. pada mabar papji tuh.. Rusuh banget, trus aku ikutan aja nimrung" Ucapnya berusaha merendah, berharap seseorang di sebrang sana itu memaklumi
"Kamu marah ya?.. maaf deh, aku lupa ngabarin kamu karena keasikan sama mereka.. maaf" Lanjutnya lagi seraya menarik nafas panjang, seolah ia benar2 menyesal
"Iya gpp sayang, yauda kamu tidur gih.. istirahat udah malem" Jawaban dari manusia di telpon yg terhubung itu
"Bener.. kamu gak marah?" tanya Shani lembu
"Engga kok sayang.. aku ngerti, yauda sana istirahat" titahnya lagi pada Shani, lalu hanya di jawab deheman dari Shani. setelah say godbay akhirnya Shani menutup sambungan telfon itu,
"huuhhh...." Shani membuang nafas kasarnya, lalu melihat pada layar ponselnya. jam menunjukan pukul 03:10 dini hari, iyapun melempar pelan ponselnya ke sembarang arah di kasur. beranjak menuju kamar mandi guna membersihkan diri sebentar
Sekembalinya Shani dari kegiatan tadi, ia di kagetkan dengan kehadiran Azizi yg sedang duduk memainkan ponselnya di atas kasur Shani
"Zee... kebiasaan ngagetin aja.." Seru Shani seraya tersentak kaget
"Ci, tatering bentar dong.. aku mau telfon kak Gre"
"Hah.. ngapain? belum ada 10 menit orangnya ngelangkahin kaki dari sini Zee.. udh di tlp aja" Shani melotot tak percaya, pasalnya Gracia dan kawan2nya itu baru saja pamit untuk pulang. dan diantarkan Azizi ke lobby apartemen
"Ish..iniloh Ci, dompetnya Kak Gre ketinggalan.. takutnya nyariin, aku mau kasih tau" jawab Zee seraya menunjukan sebuah dompet saku berwarna cokelat itu pada Shani
"Hah?" Shani masih syok tak percaya, bisa2nya Gracia meninggalkan benda berharga seperti ini
"Hah ho ha ho doang... lama" Azizi langsung menyambar hp milik Shani yg tergeletak di atas kasur, lalu melakukan panggilan telfon pada nomer yg sebelumnya ia simpan dengan nama Gracia itu. Alih2 meminta tatering ia malah nelpon langsung pake hp Shani
"Halo Kak Gre... ini aku Zee" beo Azizi saat panghilannya direspon oleh Gracia
"Oh iya kenapa Zee?"
"Kak... ini dompet Kak Gre ketinggalan di sofa"
"Waduh.. tolong simpan dulu aja Zee, aku udh mau nyampe lampu merah blok m.. mager kalo balik lagi"
"Oh, okedeh Kak... hati2 ya" Azizi tersenyum lega
"Iya Zee" jawab Gracia lalu ia memutuskan sambungan telfon itu dari sebrang sana
Azizi bangkit dari posisinya, melempar dompet yg ia pegang itu pada Shani, lalu Shani reflek menangkapnya.
"Cici taroin ya..besok kan sekolah offday, kalo sama aku nanti lupa naro atau hilang hehe" Azizi berlari pelan keluar kamar, sementara Shani menatap tak berkedip pada benda di tangannya
Penasaran. Itulah yg Shani pikirkan seraya terus melihat sidompet tadi sambil membolak balikannya
"Bodo ah gue kepo" Ucapnya lalu membuka dompet saku itu, didalamnya hanya ada beberapa lembar uang berwarna merah yg terlipat rapih, 3 kartu Atm dengan berbeda2 nama bank, kartu pelajar, Card apartemen dan Kartu parkir sekolah. Atensinya terfokus pada kartu pelajar yg tertera nama dan foto Gracia disana
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK CHOCOLATE
Acak"Aku tau, Sangat tau. Bahkan saat kamu memilih tidak mau tau, Apa boleh buat? Aku tetap mau tau!", - Shania Gracia "Terserah," - Shani Indira