XVII box

2K 186 11
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.




Dengam berlarian, ketiganya menghampiri Dessy yg sedang duduk merapalkan banyak doa di kursi tunggu IGD



"Ci Desy....... gimana?" Azizi berteriak menghampiri Desy dengan masih sangat ngos2an


"Didalem, masih ditanganin dokter.... Shani jerit2 nelfon katanya perutnya sakit, gue langsung samperin dia ke apart.. dia mau tlp lo katanya lo lagi ada meeting penting"







lalu mereka menunggu dengan panik di depan ruangan dimana Shani sedang di periksa,

tak lama dokterpun keluar


"Keluarga pasien atas nama Shani Indira?"

"Saya dok.." Azizi mengangkat tangannya, lalu berdiri menghampiri dokter tersebut. disusul Gracia dan Desy

Sementara Christy hanya duduk menyimak tak jauh dari sana



"Pasien masih harus dirawat secara insentif, alkohol memang sensitif untuk kehamilan apalagi usia muda.. Sepertinya pasien mengonsumsi terlalu banyak alkohol.. untungnya janin dalam kandungan cukup kuat dan baik2 saja" dokter itu menjelaskan secara mendetail


"Maksudnya gimana dok" Desy mencoba bertanya dengan tegar



"Iya.. pasien sedang hamil, usianya masih sekitar 5 mingguan lah paling"






Duaaaar






bumi gonjang-ganjing!








Bagai ditusuk ribuat pedang, Gracia yg mendengar itu seketika mematung. air matanya menetes tanpa aba2, tubuhnya seakan melayang tak menapak. fikirannya kalut.. Kepalanya berdenyut kencang tak terima dengan kenyataan yg baru saja ia dengar







Seketika tubuhnya luluh ke lantai, ia berjongkok dengan menyandar pada dinding tembok lalu menjambak kasar kepalanya sendiri. Gracia menangis pilu



"enggak.... gak boleh" Lirih Gracia begitu terluka










Tak jauh berbeda, Azizi yg berada di sampingnya terlihat mengepalkan tangan menahan emosi yg meluap. gemertak rahangnya terdengar nyaring tak terkendali

"Zoy.... kalem Zoyy" Christy menghampiri Azizi dan mencoba menenangkan






Dessy pun segera mendekat pada Gracia dan mencoba menenangkan Gadis malang itu tanpa mampu berucap dengan mencoba menahan pergerakan tangan Gracia yg melukai dirinya sendiri.









Tak bisa lagi membendung emosinya, Azizi pergi begitu saja meninggalkan tempat itu

Tak mau hanya tinggal diam melihat kekacauan yg terjadi, Christy mengejar Azizi dan mempercepat langkahnya menyusul.








kini hanya ada Gracia dan desy disana, dokter telah berlalu beberapa detik lalu




"Ayok Gre... masuk dulu liat keadaan Shani" Ajak Dessy lalu menarik pelan lengan Gracia untuk bangkit



Gracia hanya menurut lemah, belum sempat melangkah. keduanya dikagetkan dengan teriakan Shani dari dalam

Gracia segera menghambur cepat masuk kedalam ruangan

"Aaaaaa... mati aja brengsek..... Lo harusnya mati, kenapa masih bertahan brengsek" Shani berteriak sambil memukul perutnya dengan anarkis



DARK CHOCOLATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang