Fiksi semata!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Drrrrttt....
Drrrrttt......
"Halo"
"Halo Kak Gre, Kakak dimana? ini aku udah dikelas baru nyampe"
"Sama nih baru nyampe juga, tunggu kita kesana Zee"
"Ok...." lalu sambungan telfon itu terputus
___
Gracia dan dua temannya masuk kedalam ruangan kelas yg masih lumayan sepi, hanya ada beberapa siswa disana. mengingat KBM masih akan start sekitar 30 menit lagi, ini masih sangat pagi
"Kamu gpp Zee?" tanya Sisca seraya menangkup lembut kedua pipi Azizi
"Aduh sakit Kak.. jangan dipegang" Rengeknya begitu kesakitan
Tadi saat sebelum Azizi berangkat menuju sekolahnya, ia mengabari Gracia perihal apa yg tengah terjadi semalam terhadapnya dan Shani. Sontak Gracia merasa khawatir dan panik, ternyata bukan cuma dia yg kena tamparan maut itu, tapi Zee juga.
Gracia juga menceritakan bahwasannya Shani datang beberapa menit yg lalu dan melakukan hal yg sama kepadanya. Azizi mengerti karena diapun tau hal itu akan terjadi mengingat saat ia bangun tidur tadi pagi Shani pamit untuk menemui Gracia dengan sangat terburu2, matanya memerah seperti menahan emosi, tampak sekali bahwa Kakak kesayangannya itu sudah menahan diri semalaman.
"Udah kalian tenang ya, nanti biar gue yg bantuin jelasin ke Ci Shani" Usul Sisca saat melihat kondisi kedua temannya hanya murung dan diam
______
Malam yg dingin, hujan deras mengguyur ibukota sejak tadi sore hingga saat ini, waktu menunjukan pukul 12:25 Dini hari
Seorang perempuan berparas cantik bak bidadari sedang terisak di sudut lorong kecil sebuah basement, langkahnya pelan dengan tergontai menuju luar area parkir
diraihnya benda pipih yg bergetar disaku kecil samping tas yg ia kenakan
"Halo"
"Iya Shan kenapa tlp?maaf tadi gak keangkat, lagi makan" suara permpuan dari sebrang sana
"Des, bisa jemput gue gak?" ucapnya begitu pelan diselangi suara isak yg tertahan
"Heh monyet lo dimana sekarang?!!" nada suara Desy berubah panik dan bergetar tatkala menyadari sahabatnya itu sedang dalam keadaan tidak baik2 saja
"Gue di Hotel berry, jemput plis.. gue tunggu di basement"
"anjir... iyaiya, tuggu disitu jangan kemana2!" Desy langsung menutup telfonnya dan bergegas menemui sahabatnya itu
Sementara Shani dengan masih terisak, tubuhnya luluh ke lantai tak kuasa lagi menahan semua beban yg baru saja ia alami
Tangisnya pecah saat matanya menatap panggilan yg masuk bertuliskan "My Zee"
Panggilan itu berlangsung berulang kali, namun Shani belum sanggup meresponnya.
____
Di dalam mobil, Desy mengemudi dengan kecepatan pelan menuju kediaman Shani
"Shan.. cerita sama gue lo kenapa? muka lo babak belur Shan!" tanyanya kepada gadis disampingnya yg masih menangis sendu sepanjang perjalanan

KAMU SEDANG MEMBACA
DARK CHOCOLATE
Random"Aku tau, Sangat tau. Bahkan saat kamu memilih tidak mau tau, Apa boleh buat? Aku tetap mau tau!", - Shania Gracia "Terserah," - Shani Indira