V box

2.7K 186 1
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sesampainya mereka di Apartemen, Gracia mengarahkan Zee menuju kamar Aya, mata Zee membelalak takjub atas apa yg ada didalamnya.

"Buset..apa2an nih om Aya alat perangnya lengkap semua gini!" Celoteh Zee saat mengamati seksama kamar milik Aya tersebut, disana terdapat banyak alat2 game seperti set lengkap monitor 4d, komputer gaming, serta kursi gaming dan semua hal2 yg berbau game ada disana

" Yallah kamar impianku.. huhu... " Celetuknya lagi dengan komuk yg lawak parah (lo bayangin aja sendiri kmuknya Zee klo lagi random)

"Sok dinikmati, pake aja semua anggep aja rumah sendiri Zee" Kata Gracia lalu tersenyum kecil

"Ah gak ah Kak.. Gak enak sama yg punya" Zee sontak kaget akan penuturan Gracia

"Engga Zee, semua ini kita emang pake bareng2.. kamu boleh kok bebas.. Aya gakan marah, konsepnya memang dia setting kamar kayagini itu buat seneng2 juga" papar Gracia menjelaskan, berharap manusia rendom dihadapannya itu tak sungkan untuk bertingkah se-apa adanya mungkin tanpa perasaan takut2 atau segan

"Dah ya, Aku ke kamarku dulu mau bebersih.. Cici kamu nanti tidur dikamar aku aja, gakan mungkin juga dia bisa tidur disini" Gracia mengamati sekitarnya, lalu melangkah ke arah lemari

"nih baju sama handuk disini, ambil aja.. pokoknya anggep rumah sendiri ya.. Dah, aku duluan!" ucapnya lagi sembari membukakan lemari untuk memperlihatkannya pada Zee, lalu ia pergi keluar

Gracia melangkah ke arah ruang tengah dimana Shani berada, dilihatnya Shani yg sedang duduk memainkan ponselnya itu. lalu ia berjalan menghampiri, diambilnya tas selempang berukuran sedang berwarna hitam yg tergeletak disamping Shani. lalu mngaitkannya pada pundaknya

"Ayok.. aku mau bersih2 dulu" Ajaknya seraya mengulurkan tangan pada Shani

"Ge.. biar aku ja, tas aku berat banyak bebawaannya" Pinta Shani, ia merasa tidak enak pada Gracia

"Enggak kok.. Udah ayok cepet" Ucapnya lagi, lu Shani meraih juluran tangan Gracia dan berjalan mengikuti arah langkah perempuan bergigi gingsul dihadapannya itu, tanpa melepaskan genggaman tangannya. Gracia menunjuk ke kasur King size mewah berukuran besar miliknya, lebih tinggi dan besar juga sangat mewah di banding milik Shani dikamarnya.

"Istirahat, Zee bilang kamu lagi gak enak badan kan?" ia mendudukan Shani disana, lalu menatap lembut pada sosok bidadari dihadapannya ini

"Kamu kurusan sumpah, jangan telat2 makan ya.. jangan keseringan begadang juga.. harus pinter jaga diri Shan, Harus sayang sama diri kamu sendiri" lirih Gracia masih dengan tatapan hangatnya

"Udah makan belum tadi??" ucapnya lagi seraya mengus pelan surai halus milik Shani, terpaku dengan oerlakuan yg Gracia berikan sejak tadi, Shani hampir saja meloloskan butiran bening di pelupuk matanya, Tak mau kondisinya ini disadari oleh Gracia, segeranya ia memalingkan pandangan ke sembarang arah lalu menyeka samar air matanya

"Oh kayagini ya rasanya diperhatiin, ditanya, disayang2" batin Shani tatkala usapan lembut Gracia di rambutnya masih mengalun lemah

"Udah Ge.. tadi sebelum kalian dateng aku baru kelar makan bareng temen aku" ucapnya yg sudah berani menatap gadis dihadapannya, sedang Gracia hanya mengerutkan keningnya keheranan

"Ada, Ci desy temen aku.. temen kuliah, kita juga satu kerjaan.. dia nginep dari kemarin di tempat aku, tadi kita bikin nasgor dulu di apartemen sebelum dia balik" jelas Shani yg mengerti arti kerutan itu

"Oh, yauda aku bebersih dulu ya.. kamu istirahat, abis ini aku mau ada kerjaan dulu sebentar" Ucapnya lalu bangkit melangkah menuju kamar mandi, sebelumnya ia menarik pelan handuk yg tergantung di samping lemari, baru beberapa detik, pintu kamar mandi kembali terbuka.. Shani dibuat kaget karenanya

DARK CHOCOLATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang