Last box

2.4K 165 7
                                        

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.











derap langkah seorang wanita dengan helsnya yg berirama mengetuk tiap inci lantai murmer sebuah paviliun bernuansa klasik, gelapnya malam hanya ditemani hembusan angin yg melambai menerbangkan tiap helai anakan rambut si empunya. tatapannya tajam dan menusuk, tujuannya jelas dan pasti. untuk apa ia datang ke tempat ini












pergerakkannya semakin menjadi kala di ujung teras sana terlihat beberapa orang berbadan kekar sedang menjaga seorang pria paru baya yg lengannya masih menggunakan stap blam khas orang luka patah tulang (perbancoklat), duduk di kursi goyang kayu, sambil mengesap beberapa kali benda yg dilinting anak buahnya dengan manual itu











sesampainya disana, wanita itu mengikat rambutnya asal lalu menengadahkan tangan kanannya pada lelaki paru baya itu meminta sesuatu yg tengah dijanjikan sebelumnya




"Mana? sesuai kesepakatan ya... Setelah gue berhasil bunuh Shani dan anaknya, maka 75% saham PT. Harlan utama jadi milik gue" tukasnya begitu tegas sambil bertenggang pinggang





















"Hahahha.... dasar wanita licik, bertahun2 jadi budak setianya Gracia, sekarang menggonggong dihadapan orang yg paling dibenci tuannya demi memperkaya diri.... Hahhaha..... kasian Gracia, bahkan teman yg paling ia percaya pun mengkhianatinya"




Lelaki itu tak hentinya terbahak lantang, sedang si wanita hanya tersenyum remeh lalu menggidikkan bahu acuh







"Perduli setan.... Gracia itu tolol, apalagi kalo udah kenal cewek, makin2 tololnya...gue capeklah.... Dalam hidup gue, kalo sesuatu hal udah gak menguntungkan lagi..udh cukup sampe disitu aja.... lagian, sama Gracia gue banyak ngalah dan gak dapet apa2.. mau jadi apa gue nantinya? capek bos hidup miskin, kaya raya adalah tujuan gue.. dan Gracia udah gak bisa kasih gue itu setelah kenal Shani, si beban parasit yg menggantung ke Gracia dengan keluarganya.. semua Gracia, apa2 Gracia yg biayain... kalo gue ttp bertahan yg ada gue malah gak punya apa2 ujungnya"







Sisca dengan gaya bicaranya yg khas mendeskripsikan semua unek2nya di hadapan pria tua dihadapannya


tawa renyah semakin menggelegar dari si pria itu














"Gue yg kerja mati2an buat bangun proyek itu, Shani yg dapet hak semua sahamnya... What the fuck! Lo fikir gue bisa diem aja?.... udah cepet mana yg harus gue tandatangan, gue gamasalah lo ambil semua hak waris proyek itu setelah Shani dan anaknya mati.. gue megang perusahan lo juga udh cukup buat nikmatin hidup... jadi kita sama2 untung kan? "





Tukasnya lagi, lalu pria itu mengangguk menyetujuinya



" Nih... saya sudah akomodasikan 80% saham harlan utama atas nama kamu, setelah acara berkabung ini selesai, mega proyek itu akan jatuh ke tangan saya selaku wali dari Gracia karena kepemilikan 15%saham disana" Pria itu sumringah kala membayangkan kini impiannya menjadi pemilik mega proyek itu terwujud














"Tapi sebelumnya, kamu harus pastikan kematian Shani dan anaknya itu murni kecelakaan.. jangan sampe lengah" tekan Harlan di kalimat terakhirnya, Sedang Sisca hanya tersenyum yakin dan mengangguk mengiyakan













"Santai.... semuanya aman" Jawabnya dengam sangat yakin

















Sisca lalu mengambil kertas bermap coklat di hadapannya lalu membaca setiap bagian incinya dengan sangat detail






DARK CHOCOLATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang