Pak Duda

Part Two

Jaemin memandang takjub bangunan mewah di depan matanya itu, seperti nya itu bukan rumah melainkan istana yang sering ia tonton di tv.

"Maaf tuan? Ada keperluan apa anda kesini?"

Jaemin tersentak "eh, saya ingin mengantarkan kue"

Pak satpam lantas mempersilahkan Jaemin masuk. Dan mengantarkan Jaemin bertemu dengan kepala maid di mansion itu

"Eh nyonya"

Seorang laki-laki cantik keluar dari rumah dengan menggendong anak kecil. Wajahnya sangat cantik dan badannya juga ramping, Jaemin jadi ingat mama nya yang juga cantik dan ramping

"Pak Kim? Ada apa?"

"Maaf nyonya, laki-laki ini ingin mengantarkan kue pesanan nyonya"

Taeyong, Jung Taeyong menoleh dan mendapati jaemin sedang menatap dirinya tanpa berkedip. Taeyong gemas dengan laki-laki itu lantas ia menghampiri jaemin

"Hei?"

"Eh!"

Taeyong terkekeh melihat wajah terkejut anak itu. Sedangkan bocah di gendongan nya juga tertawa melihat reaksi Jaemin

"Ini dari winwin?"

"I-iya nyonya"

Taeyong tersenyum "pak Kim tolong bawa box kue ini ke dalam dan simpan di kulkas. Bilang pada bibi ahn untuk menyiapkan makanan dan minuman"

"Baik nyonya " pak Kim langsung mengambil box dari tangan Jaemin dan membawanya masuk.

"Siapa namamu?"

"Nakamoto Jaemin"

Taeyong terkejut "kau anaknya winwin dan yuta?"

"Iya"

"Astaga pantas saja kau sangat cantik "

Jaemin tersipu malu saat di puji oleh orang secantik Taeyong, menurut nya ia tak begitu cantik berbeda dengan taeyong yang bak Dewi Aphrodite

"Ayo masuk, pasti jauh ya? Kau naik apa ke sini tadi?" Tanya taeyong tangannya dengan lembut menarik Jaemin untuk masuk

"Saya naik taxi nyonya"

"Jangan memanggilku nyonya, aku buka nyonya mu. Panggil saja bubu"

"Eh? Memang tidak apa-apa?"

"Tidak, memang kenapa? Semua teman-teman anakku juga memanggil ku bubu"

Jaemin tersenyum kikuk tapi ia malah salah fokus saat balita di gendongan taeyong melihatnya sedari tadi. Ia jadi salah tingkah sendiri

"Jie, kenapa diam saja?" Tanya taeyong heran biasanya anak berumur 2 tahun ini sangat aktif mengoceh hingga Taeyong lelah menghadapi ocehannya

"una" ucap Jisung pelan dan lirih

Taeyong tentu tidak mendengarnya dan menggiring Jaemin masuk ke dalam.

"Duduklah, bolehkah bubu titip Jisung? Bubu ingin ke kamar mandi sebentar"

Jaemin mengangguk ragu dan menerima Jisung. Setelah kepergian taeyong, Jaemin malah gugup sendiri memangku balita berpipi chubby itu

"Una"

Jaemin menunduk "ha?"

Jisung tertawa gemas dan memainkan pipi gembil jaemin dengan tangan gempal nya. Apalagi ada satu gigi yang menyembul lucu dari balik tawa Jisung

"Hihihi gemas" pekik Jaemin

Jisung tertawa senang saat melihat senyum Jaemin yang sangat manis, apalagi dengan gigi rapinya yang sangat cantik.

"Jadi anak manis, siapa namamu" tanya Jaemin tapi tak di jawab oleh Jisung.

Jisung baru bisa menyebutkan kata seperti Dy, cucu, mam dan Una.

Saat sedang bermain dengan Jisung, ada seorang maid datang sambil membawa minuman dan juga camilan untuk Jaemin.

"Silakan tuan"

"Eh, bibi boleh nana tanya?"

"Boleh tuan"

Jaemin cemberut "jangan panggil aku dengan sebutan tuan, bibi. Aku tidak terbiasa, panggil saja Jaemin atau Nana oke?"

Bibi tersenyum "baik, jadi Nana ingin tanya apa?"

Jaemin tersenyum senang "bibi, siapa nama anak ini?"

"Namanya Jung Jisung"

Mulut Jaemin berbentuk O dengan mata melebar lucu. "Jisung?"

"Uuna!" Pekik Jisung dengan tepukan tangan senang saat buna nya memanggil namanya

Bibi sedikit terkejut namun ia hanya diam dan pamit pergi. Sedangkan Jaemin terkekeh

"Aigoo, kenapa kalian senang sekali? Ayo cerita dengan bubu" kata taeyong yang baru saja kembali

"Hehehe tidak ada bubu"

Taeyong menggeleng "Jaemin kau masih sekolah kelas berapa?"

"Bubu, panggil Nana saja"

"Ah, nana? Lucu sekali" kekeh taeyong

"Itu panggilan mama dan papa tapi bubu juga boleh memanggil seperti itu"

Taeyong mengangguk "jadi Nana kelas berapa? Kau pasti masih kelas 11 atau kelas 12 kan?"

"Bukan, Nana sudah kuliah tahun terakhir bubu"

Taeyong syok.

TBC
Vote + Follow + koment^^