Part Thirty Eight

27.8K 2K 36
                                    

Keluarga Jung masih speechless dengan kediaman yuta yang baru. Pasalnya rumah dengan 3 lantai menjulang tinggi di hadapan mereka. Apalagi gerbang setinggi hampir 4 meter juga mengelilingi bangunan tersebut. Rumah yuta juga termasuk yang paling besar di komplek tersebut

"Woah, aku tidak yakin jika keluarga Winwin bukan orang kaya. Jika hanya keluarga Nakamoto tidak mungkin akan menempatkan mereka di komplek elit ini. Aku yakin sekali jika Winwin juga anak konglomerat cina" ucap jaehyun setengah berbisik ke Taeyong

Dan di angguki oleh taeyong "aku penasaran, siapa sebenarnya Dong Sicheng ini"

Mereka asik berbisik-bisik mengabaikan wajah cemberut Jaemin. Pasalnya mata bulatnya tidak menemukan keberadaan Jeno dan Jisung sama sekali. Hanya ada Mark, Jaehyun dan Taeyong. Haechan berada di rumah keluarga Seo karena ia merindukan orangtuanya, makanannya Haechan tidak ikut

"Ini, di minum dulu" Winwin datang dengan membawa nampan dan minuman untuk tamunya

Padahal ada beberapa maid yang bekerja di sana namun Winwin tetap menyajikan sendiri minum untuk tamunya.

"Ah terimakasih winnie"

"Sama-sama yongie"

"Di mana Yuta?" Tanya jaehyun

"Yuta Hyung sedang di kamar mandi"

Jaehyun hanya mengangguk lalu matanya melirik ke arah Jaemin. Ia sedikit terkekeh melihat ekspresi yang di buat oleh anak manis tersebut. Jaehyun duga pasti Jaemin menunggu Jeno, buktinya sekarang Jaemin sudah sangat rapi dan wangi lalu saat mereka datang tadi mata anak itu berbinar senang namun saat semuanya sudah masuk binar senang itu seketika redup saat tak menemukan Jeno.

"Nana?"

"Eh? Iya paman"

"Panggil Daddy Nana, kan Daddy sudah pernah memberitahu Nana"

"Iya dad"

Jaehyun senyum "sedang menunggu siapa?"

"Eung? T-tidak ada" bantahnya dengan lucu, kelihatan sekali gugup

Wajah gugup Jaemin sangat menggemaskan! Jika Jeno berada di sana sudah di pastikan Jaemin akan mendapatkan serangan kecupan bertubi-tubi.

"Jeno?" Tanya jaehyun dengan jahil

Jaemin memalingkan wajahnya ia malu saat ketahuan menunggu Jeno. Mark sudah tertawa kencang di dalam hati melihat wajah Jaemin

"Maaf Jeno terlambat"

Suara bass dan sedikit serak itu menyapa gendang telinga Jaemin. Seketika ia menoleh dan mata bulatnya menemukan pria berbadan kekar dengan wajah tampan sembari menggendong anak laki-laki manis.

"Jeno Hyung!!"

Bruk

Mendapatkan terjangan dari Jaemin membuat Jeno terkekeh. Laki-laki itu juga memeluk Jaemin dengan satu tangannya, karena tangan lainnya menggendong Jisung.

"Buna!" Pekik si kecil dengan senang

Mereka berpelukan, mengabaikan ke 4 orang yang menyaksikan keromantisan mereka.

"Jeno duduk dulu" suruh jaehyun

Jeno membawa Jaemin dan Jisung untuk duduk. Berhadapan dengan Winwin dan yuta

"Buna jie linduu" rengek Jisung dan meminta gendong Jaemin

"Buna juga merindukan jie"

Cup
Cup
Cup
Cup

Jaemin mencium seluruh permukaan wajah Jisung, anak itu semakin menggemaskan menggunakan Beanie hat berbentuk kucing di padukan dengan setelan piyama

Jisung tentu senang saat mendapatkan kecupan dari Buna kesayangannya. Ia langsung memeluk leher Jaemin dan menenggelamkan wajahnya di sana dengan nyaman

Sedangkan Jeno mendengus melihat Jaemin mengecup Jisung. Ia kan juga mau

"Jadi Jeno, silakan jelaskan sendiri maksud kedatangan mu kesini" suruh jaehyun

Mark memandang geli adiknya yang sedikit gugup itu. Dulu saat pernikahan pertama jeno, adiknya Bahkan tidak Segugup itu saat ingin melamar pasangannya namun sekarang wajah tampan Jeno sudah menampilkan raut gugup apalagi dengan keringat yang berada di pelipis pemuda tersebut

"Paman bibi, kedatangan Jeno dan keluarga ke sini karena ingin meluruskan hubungan Jeno dan Nana. Jeno sudah tidak muda lagi jadi Jeno berniat melamar Jaemin untuk menjadi pasangan hidup Jeno selamanya. Jeno akan berusaha membuat Jaemin bahagia hidup dengan Jeno dan juga Jisung. Jeno ingin menghabiskan waktu hidup Jeno dengan Jaemin dan juga Jisung. Jadi malam ini Jeno ingin melamar Jaemin, Jeno berharap paman dan bibi bisa merestui hubungan Jeno dan Jaemin" dengan satu tarikan nafas Jeno berucap lantang

Jaemin terdiam dengan jantung yang sudah berdetak kencang. Ia takut jika kedua orangtuanya tidak menerima Jeno tapi ia tetap yakin jika Yuta dan Winwin akan menerima Jeno.

Yuta berdehem "sebelumnya terimakasih karena sudah berkunjung, dan untuk nak Jeno. Paman dan bibi tentu merestui hubungan kalian. Tapi kembali lagi ke Jaemin, jika Jaemin memang mau dengan nak Jeno kita akan dengan senang hati merestui kalian berdua"

Sontak seluruh mata memandang jaemin, dan Jaemin dengan gugup menjawab

"N-nana mau" cicitnya dengan wajah memerah padam

Jeno tersenyum lega dan mengecup pelan pucuk kepala Jaemin. Terlalu senang sampai tidak melihat situasi

--

"Ayo jie, ugh kau menggemaskan sekali" Jaemin menggandeng Jisung yang berjalan pelan di sebelahnya

Mereka berada di mall Karena tadi sehabis acara melamar Jaemin, Jeno mengajak keduanya untuk jalan-jalan sembari melepas rindu

Dan disinilah mereka, di mall yang tak jauh dari kawasan perumahan Jaemin yang baru. Sejujurnya Jeno sempat terkejut melihat kediaman baru Jaemin yang sangat mewah tapi mengingat jika tuan Nakamoto adalah kakek Jaemin jadi Jeno tidak terlalu heran.

Pernah sekali Jeno berkunjung ke mansion utama Nakamoto yang berada di Osaka Jepang dan memang sangat besar serta luas. Tak heran jika anaknya akan di beri rumah mewah tersebut

"Kau ingin membeli sesuatu?" Tanya Jeno

"Tidak usah Hyung, aku bingung ingin membeli apa"

"Tidak usah bingung, jika ingin apapun bilang saja hm? Hyung akan belikan"

Jaemin mengangguk lucu, sekarang saat ia berjalan dengan Jeno sudah tidak ada tatapan mengejek yang ia terima. Dulu sebelum hidupnya berubah, ia selalu di pandang sebelah mata karena pakaiannya sedikit lusuh. Tapi sekarang dari ujung rambut hingga ujung kaki semuanya barang-barang branded

Jaemin tidak ingin sombong namun ia ingin sekali saja dipandang setara dengan yang lainnya, tidak ada tatapan mencemooh yang ia terima, tidak ada hinaan saat ia membeli sesuatu, tidak ada Caci maki yang ia terima saat berada di ruang publik dan ia akan menunjukkan jika dirinya bukan orang yang lemah.

Cukup kemarin ia ditindas dan di hina, sekarang yang ada hanya Nakamoto Jaemin bukan Na Jaemin.

"Buna, jie ingin itu" Jisung menunjuk toko boneka

"Baiklah, ayo kesana" dengan senang hati kedua orang dewasa itu membawa si kecil ke toko Boneka



TBC
Ada yang buat akun Threads ga nih, kalo ada bisa kali saling follow wkwk

Pak Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang