Part Thirty

30.3K 2.3K 66
                                    

Jeno tersenyum senang saat guanlin dan Haechan meninggalkan ruangan Jaemin, menyisakan dirinya dan juga Jaemin

"Na? Kau ingin sesuatu?" Tanya Jeno dengan antusias

Jaemin menggeleng "tidak Hyung"

"Ingin buah? Akan Hyung kupaskan"

"Tidak usah Hyung"

"Ingin minum?"

"Makan sesuatu?"

"Atau ingin apa?"

Pertanyaan beruntun Jeno membuat Jaemin terkekeh pelan. "Nana tidak ingin apapun Hyung"

Jeno menghela nafas lalu mengangguk lesu, ia kan ingin menjadi berguna untuk Jaemin sekali-kali

"Hyung tidak ke kantor?"

"Tidak"

"Kenapa? Hyung sedang libur?"

"Tidak juga"

Jaemin mengenyritkan dahinya bingung "lalu?"

"Hanya ingin menjaga mu saja"

Jaemin mengerjapkan matanya cepat, sial! Jantungnya berdegup keras mendengar penuturan Jeno.

--

Jeno memandang nyalang laki-laki yang saat ini sedang berbincang dengan Jaemin. Rasa-rasanya Jeno ingin menghajar wajah sok tampan itu

"Maaf ya? Aku tidak tau jika fans ku akan menyerang mu"

Jaemin menggeleng "sudahlah tidak apa-apa, bukan salah mu juga"

Yeonjun memandang sendu Jaemin, ia kecolongan! Kasian sekali Jaemin harus kenal getahnya

"Sekali lagi aku minta maaf" yeonjun menundukkan kepalanya

"Iya tidak apa-apa, Nana sudah mendingan" Jaemin tersenyum manis

Sebenarnya terbuat dari apa hati seorang Na Jaemin ini? Mudah sekali memaafkan

Jeno berdecak keras di sofa, ia tak tau apa yang mereka obrolkan karena jarak sofa dan ranjang Jaemin sedikit jauh dan lagi is sebal dengan eskpresi Jaemin yang menampilkan senyum manisnya itu

"Hyung? Kau kenapa?" Tanya Jaemin yang mendengar decakan Jeno

"Tidak apa-apa" dengus nya

Yeonjun juga bingung "sebenarnya dia siapa?"

"Oh, Jeno Hyung adalah Te—

"Aku calon suaminya!" Jeno menghampiri jaemin dan memeluk anak itu dengan pandangan menusuk ke arah yeonjun

Jelas Jaemin terkejut mendengar penuturan Jeno, dan Yeonjun juga tak kalah terkejutnya. Jika saingannya anak kuliahan ia masih mampu tapi sekarang saingannya orang yang sudah mapan:( Yeonjun mana bisa mengalahkan Jeno yang dari tampangnya saja menunjukkan jika laki-laki itu sangat berwibawa

Apalagi dengan wajah yang sering berlalu-lalang di televisi dan majalah setiap harinya. Itu membuat yeonjun secara tidak langsung kalah telak dengan Lee jeno.

"O-oh" gugup Yeonjun

"J-jika begitu, a-aku pamit dulu" buru-buru Yeonjun keluar dari ruangan Jaemin

Sepeninggalan Yeonjun, Jeno masih tak melepaskan pelukannya dengan Jaemin. Apalagi Jaemin yang dengan nyamannya menyenderkan kepalanya di dada bidang laki-laki itu. Ah Jeno sangat suka mendekap tubuh ramping Jaemin rasanya bisa pas.

"Nana"

"Eung?"

"Jika Hyung mengatakan, suka dengan mu bagaimana?"

Jaemin terdiam mencerna perkataan Jeno yang menyapa Gendang telinga nya. Seolah mimpi jika seorang Jung Jeno mengatakan hal tersebut kepadanya

"H-hyung jangan bercanda!"

"Aku tidak becanda, aku serius"

Terdiam lagi, perkataan serius Jeno membuat Jaemin mati kutu. Beruntung Jeno mendekapnya jadi ia tak bisa melihat wajah Jeno yang malah akan membuatnya gugup setengah mati

"H-hyung"

"Hm?"

"Nana juga menyukai Hyung" gumam Jaemin pelan dan teredam dengan dekapan Jeno

Bagai mendapatkan dorprize, Jeno sangat senang dan langsung memeluk Jaemin erat sambil mengecup pelan Pucuk kepala Jaemin.

"Terimakasih" gumamnya

Jaemin mengangguk dan menyamankan sandaran Nya di dekapan laki-laki itu.

--

Ceklek

"Buna!" Pekik jisung yang berada di gendongan Renjun

Jeno memejamkan matanya, menahan kesal. Kenapa Renjun cepat sekali kembalinya!

"Maaf Hyung, Jisung tadi mencari jaemin terus" ucap Renjun

Jeno mengangguk dan melepaskan dekapannya, membiarkan anaknya mengambil alih Jaeminnya.

"Nana, aku pamit pulang dulu oke? Jika ada sesuatu langsung kabari aku atau Haechan"

Jaemin mengangguk "terimakasih injun"

Renjun menggeleng "tidak, jangan mengatakan terimakasih. Aku saja tidak berguna menjadi sahabat mu"

"Injun tidak boleh berkata seperti itu! Injun dan echan sangat berarti untuk nana"

Renjun tersenyum, ia berjanji akan lebih baik lagi menjaga sahabat manisnya itu. Terkadang kepolosan Jaemin sering di manfaatkan orang-orang tak bertanggung jawab makannya Renjun selalu siap siaga di sebelah Jaemin. Namun kemarin ia sedang kecolongan

"Baiklah baiklah, aku pulang dulu"

Setelah kepergian Renjun, Jaemin langsung di peluk oleh Jisung. Menyingkirkan Jeno yang sudah mendengus kesal

"Ji, kau ikut dengan bubu dulu saja" ucap Jeno

"Ugh! Ndak!"

"Buna harus istirahat, Daddy panggilkan bubu oke?"

"Ndak Dy"

"Iya! Kau harus menurut dengan Daddy"

Jisung memberengut kesal mendengar perkataan Daddy nya itu. Jaemin hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Jeno dan jisung.

"Kepala mu masih sakit tidak?" Tanya Jeno

"Tidak Hyung, hanya terkadang pusing dan sedikit perih"

Jeno mengangguk "jangan kebanyakan berpikir, kau harus hati-hati mulai sekarang"

"Iya"

Jeno tersenyum, ia bahagia sekali hari ini. Ternyata Jaemin juga memiliki perasaan yang sama dengannya, padahal ia baru beberapa hari mendekati Jaemin namun sudah membuahkan hasil.

Jeno jadi tidak sabar ingin cepat-cepat menikahi Jaemin dan memeluknya setiap hari. Saat ia bangun tidur hingga tertidur lagi, lalu ingin juga membuatkannya adik untuk Jisung





TBC
Happy Eid Al Adha semuanya

Pak Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang