Bonchap

35.8K 1.9K 55
                                    

Pagi ini hari pertama Na Jaemin resmi berganti marga Menjadi Jung Jaemin. Semalam setelah Jeno menggempurnya hingga jam 4 pagi mereka akhirnya istirahat dengan Jaemin yang hampir pingsan.

Jam 10 pagi suasana kamar hotel pengantin baru tersebut masihlah sepi karena penghuninya belum menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Bahkan keduanya malah menyamankan dirinya dengan saling mendekap satu sama lain.

Hingga setengah jam kemudian salah satu dari mereka ada yang bergerak dan mulai membuka matanya. Sinar matahari menembus dari tirai jendela membuatnya silau

"Ugh" Jaemin mengerjapkan matanya pelan

Badannya terasa remuk dan sulit digerakkan apalagi bagian belakangnya sakit bukan main membuat mata bulatnya berkaca-kaca. Setengah mati menahan tangis tapi tak bisa, perlahan isakan kecil terdengar

Jeno yang tidur jadi terusik mendengar suara isakan tangis di sebelahnya, dengan panik ia membuka matanya dan menemukan Jaemin yang sudah berlinang air mata

"Hei? Sayang kenapa?!" Panik Jeno

Jaemin menggeleng pelan lalu lanjut menangis, Jeno jelas kalang kabut mendengar tangisan Jaemin pagi ini membuat dirinya langsung berlari ke kamar mandi untuk mencuci mukanya dan memakai baju karena sebelumnya ia sudah memakai celana.

Setelah keluar dari kamar mandi ia masih bisa mendengar isakan kecil istrinya, membuat ia menghampiri Jaemin yang berbaring di ranjang.

"Hei? Nana kenapa menangis hm?" Tanya Jeno lembut dan mengelus pelan rambut Jaemin

"S-sakit hiks"

"Apa yang sakit? Bilang dengan Hyung? Mau ke dokter? Atau mau apa?"

Jaemin sebenarnya ingin sekali menampar Jeno yang sudah menyebabkan ia kesakitan namun ia tahan. Tak tega juga melihat wajah cemas dan panik Jeno

"Lubang Nana sakit~~~" rengek Jaemin

Jeno membeku 'apakah aku terlalu kasar semalam?'

"A-ah, mau Hyung olesi salep?" Tanya Jeno

Jaemin mengangguk lalu Jeno berjalan ke laci yang memang sudah di sediakan salep dan mengambilnya

"Sini Hyung oleskan"

Dengan ragu Jaemin tengkurap dan menyembunyikan wajahnya di bantal karena malu, Jeno terkekeh melihat kelucuan istirnya. Dengan perlahan jeno menyentuh pantat bulat Jaemin yang memang belum mengenakan apapun itu

Meneguk ludah susah payah saat ia dihadapkan dengan bongkahan putih dan kenyal tersebut, ingin sekali ia meremasnya dan mema—

Plakk

Jaemin terkejut dan membalikkan badannya dengan cepat saat mendengar suara tamparan. Bukan, Jeno bukan menampar pantat Jaemin melainkan menampar dirinya sendiri karena sempat berfikir kotor

"Hyung?! Kenapa?"

Jeno menggelengkan kepalanya dengan wajah cengo "t-tidak"

"Biar Nana sendiri saja Hyung"

"Tidak! Hyung saja"

Mau tak mau Jaemin mengangguk dan berbaring tengkurap lagi namun sekarang istrinya itu malah menunggingkan pantatnya sedikit membuat Jeno panas dingin di belakang

'sial! Aku terpancing' batin Jeno berteriak

Dengan cepat Jeno mengoleskan salep tersebut di area lubang Jaemin yang memang sedikit lecet akibat ulahnya semalam setelah selesai cepat-cepat Jeno berlari ke kamar mandi untuk menidurkan adiknya yang berdiri. Tak mungkin ia menyentuh istrinya lagi karena yang semalam saja belum sembuh.

Pak Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang