Part Ten

36.9K 2.9K 46
                                    

Berhubung banyak yang minta up jadi aku up deh, padahal cerita nya mau aku unpublish:) tapi gak jadi sih wkwkwk




.........

Yuta berangkat kerja dengan paksaan Jeno untuk menggunakan supir keluarga nya. Mau tak mau yuta menurut dan berangkat kerja dengan nyaman

"Jie" panggil jaemin

Heran, kenapa Jeno tak pulang-pulang. Jaemin jadi sedikit sensi dengan Jeno gara-gara insiden tadi ia harus mendadani jisung lagi

"Astaga kemana Daddy dan anak itu" gumamnya

Winwin sedang keluar membeli bahan kue dan sangat lama. Jadi hanya ada Jeno Jaemin dan jisung di rumah. Ia akan berangkat ke kampus ngomong-ngomong jadi ia sudah rapi

Lalu matanya melihat Jeno yang bermain kejar-kejaran di halaman depan rumah Jaemin. Jisung yang memang sudah lancar berjalan bahkan berlari mengejar Jeno yang jalan dengan cepat

"Unaa~" jisung berlari menghampiri jaemin yang berdiri di ambang pintu

"Jie awas jatuh"

Setelah sampai di depan Jaemin, jisung menyengir lucu.

"Jie main sama Daddy dulu oke? Buna ingin ke kampus"

Jisung mengerutkan keningnya lucu "Ung?"

"Hahahaha... Buna ingin ke kampus sayang" kekeh jaemin dan mencubit pelan pipi tembam Jisung

"Una"

"Apa sayang?"

"Ndong"

"Eh, tidak bisa. Buna ingin ke kampus"

Jeno yang melihat perdebatan itu langsung menghampiri jaemin dan jisung. "Kenapa?"

"Jeno Hyung, aku ingin kuliah dan maaf tidak bisa menjaga jisung"

Jeno mengangguk "ya sudah, ayo jie kita pulang dan temui bubu"

Jisung menggeleng "Ndak!"

"Tapi b-buna ingin kuliah" Jeno terbata menyebutkan Jaemin dengan embel-embel Buna

Sedangkan Jaemin sudah memanas dengan pipi merah lucu. Jeno terkekeh

"Jie pulang dulu ya, nanti saat buna tidak ada tugas kuliah pasti akan main ke rumah jie" bujuk Jaemin

Kembali ke awal jika jisung adalah balita paling keras kepala. Ia tak mau berpisah dengan Buna nya

"Ndak!"

Jeno menghela nafas "bagaimana jika ku antar saja, sekalian aku akan pulang"

Jaemin mengangguk dan membawa jisung masuk ke mobil Jeno.

--

Sesampainya di kampus, Jeno turun dengan Jaemin menggendong jisung yang memeluk lehernya erat sekali.

"Ayo jie pulang dulu, nanti kita jemput Buna lagi" Jeno sudah akan memindahkan si kecil ke gendongan nya

"Aaa! Ndakkk" pekik jisung nyaring dan membuat beberapa mahasiswa melirik mereka

"Bagaimana Hyung? Aku ada kelas sebentar lagi"

Jeno juga bingung "jie ayo kita beli mainan"

Jisung menggeleng kencang.

"Nana?" Renjun dan Haechan melihat Jaemin dan Jeno langsung menghampiri keduanya

"Loh Jeno sedang apa disini?" Tanya Haechan

"Hm" cuek Jeno

Memang terkadang Jeno sangat cuek dan dingin. Makannya ia tak punya banyak teman

"Ish! Nana ayo masuk. Dosen sebentar lagi juga masuk" ajak Haechan

"Ngomong-ngomong anak siapa yang kau gendong?" Tanya Renjun

Jika Jeno, Renjun memang sudah kenal tapi ia tak tau anak Jeno seperti apa. Jadi ia tak tau jika yang digendong Jaemin adalah anaknya Jeno

"Jisung" jawab Jaemin

Jeno mengambil paksa Jisung dari Jaemin dan langsung menangis dengan kencang bahkan sempat berteriak marah.

"Jeno!" Pekik Jaemin tak terima

"Sttt.. diamlah jika tak begini jisung tak mau berpisah denganmu"

"Tapi jangan mengambilnya secara paksa! Lihat! Jisung menangis, bagaimana jika dia sampai sakit hah?!" Omel jaemin

"Lalu kau mau bagaimana? Kau mau membawa jisung ke kelasmu?"

Haechan dan Renjun hanya diam menyaksikan perdebatan mereka mengenai jisung.

"Jika membuat jisung tak menangis aku akan membawa nya ke kelas" final Jaemin dan mengambil jisung lalu berjalan masuk ke kampus

Memang di kampusnya tak melarang membawa anak kecil masuk ke kelas. Asal kan anaknya anteng dan tidak membuat gaduh

Jeno meremas rambut nya dan berlari menyusul Jaemin.

"Mereka seperti sepasang suami istri" ucap Renjun

"Iya, bahkan jisung sangat lengket dengan Jaemin" tambah Haechan

Keduanya juga menyusul masuk ke kampus dan langsung ke kelas. Sepanjang koridor banyak yang memandang jaemin dengan heran, anak beasiswa itu membawa siapa ke sekolah?

'lihat dia membawa anak, jangan-jangan itu anak hasil ia menjual diri selama ini ckck'

'kau benar, anaknya sampai sebesar itu'

'manusia rendah'

'sudah berapa banyak laki-laki yang ia tiduri'

'aku penasaran berapa harga yang tetapkan'

'memang kenapa? Kau ingin mencoba?'

'tentu saja, lihat badannya memang ramping dan wajahnya cantik. Pasti banyak laki-laki diluar sana yang mengincar nya'

Memang tak menampik jika Jaemin adalah laki-laki dengan wajah cantik seperti perempuan dan badan langsing lalu kulit putihnya seputih susu

Namun sayang ia tetap di pandang sebelah mata karena faktor ekonomi keluarganya dan juga ia anak beasiswa.


TBC
Jangan lupa vote and koment Juseyoo🙇🏻‍♀️

Pak Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang