Part Twenty Four

30.2K 2.3K 28
                                    

Sekarang Jeno terdiam Bingung di ruang rawat jisung,  Sejak beberapa menit lalu Jaemin mengomelinya tanpa henti dan menunjuk-nunjuk dirinya padahal Jaemin baru saja selesai menangis dan tiba-tiba mengomelinya ini itu dengan wajah merengut lucu jangan lupakan pipi chubby nya juga ikut terangkat karena bicara tanpa henti

"Hyung! Kau pasti tidak menjaga jisung dengan benar kan? Kau pasti mengurus pekerjaan mu hingga melupakan Jisung! Huh! Aku sangat marah padamu!" Jaemin menunjuk wajah Jeno dengan alis menukik tajam dan mata melotot

Bukanya seram malah menggemaskan, Jeno sedari tadi hanya menahan gemas dengan Jaemin, ia hanya bisa terkekeh

"Jangan tertawa! Nana tidak melucu! Nana serius pokoknya Nana marah dengan Hyung"

Setelah itu jaemin kembali ke kursinya dengan menghentakkan kakinya lucu, bahkan ini sudah hampir jam 11 malam namun anak itu masih betah membuka matanya menunggu jisung sadar

"Ekhm.. aku ingin membeli kopi kau ingin sesuatu?" Tanya Jeno karena lelah juga mendengarkan ocehan Jaemin sedari tadi tidak berhenti-henti

Jaemin diam dengan wajah cemberut dan memainkan tangan jisung pelan. Ia sedang marah dengan Jeno!

Jeno sendiri menghela nafas lalu beranjak keluar untuk membeli kopi agar ia tak mengantuk dan membeli beberapa makanan, jaga-jaga juga Jaemin menginginkan makanan atau apa

Setelah Jeno keluar, barulah Jaemin menoleh dengan bibir mengerucut.

"Jie lihat Daddy mu meninggalkan Buna" adu nya dengan menggemaskan

Jisung tak merespon membuat Jaemin memandang sendu Jisung.

"Pasti sakit ya? Ugh Buna ingin menangis kembali melihat keadaan mu"

Jaemin melotot kaget saat tangan yang ia genggam bergerak, ia juga perlahan melihat jika mata lucu Jisung perlahan terbuka dan mengerjap.

"Jie" gumam Jaemin dan tak terasa air matanya lolos dengan sendirinya

Jisung menoleh dan menemukan Buna cantiknya di sebelahnya. Ia tentunya senang saat pertama kali membuka mata yang ia lihat adalah Buna kesayangannya

"Hiks hiks" Jisung menangis ingin di gendong Buna nya namun kepalanya sangat sakit dan kakinya juga pegal

"Jie hiks jangan menangis" Jaemin juga ikutan menangis

Beruntung Jeno kembali dengan membawa secangkir kopi dan susu kotak serta Camilan. Ia terkejut Melihat dua orang menangis di sana

"Hei hei kenapa menangis" kaget Jeno

Jaemin menoleh "hiks Hyung"

Jeno melihat jisung yang sudah terbangun dengan mata sembab ia lalu memencet tombol yang terhubung dengan dokter.

Beberapa menit kemudian dokter datang dengan suster untuk memeriksa keadaan Jisung.

"Kondisi Jisung sudah membaik jadi anda tidak perlu khawatir. Hanya tinggal pemulihan luka-luka. Saya harap Jisung cepat sembuh"

"Terimakasih dokter" Jeno berucap sambil membungkuk hormat

Setelah dokter keluar, Jaemin mendekati Jisung yang memasang wajah lucu dengan air mata yang masih mengalir

"Jie? Sakit ya?"

"Una~"

"Iya? Hm? Jie ingin apa?"

"Una" Jisung merentangkan tangannya meminta gendong

Jaemin menggeleng "tidak bisa, jie masih sakit. Jika jie sudah sembuh Buna akan menggendong jie oke?"

Jisung yang mengerti jika Buna nya menolak ia langsung menangis.

"Ugh jangan menangis" Jaemin panik

"Sudah Jisung, sekarang tidur" ucap Jeno

"Dy"

"Ayo tidur" Jeno menepuk pelan perut Jisung agar anak itu tidur

"Cucu"

🌱🌱

Pagi nya Jaemin terbangun dengan suara rengekan Jisung yang berada di atas ranjang rumah sakitnya.

Jaemin ingin Bergerak namun sulit dan saat mendongak ia melihat wajah damai Jeno yang tertidur sambil memeluknya seperti guling. Mereka berdua tidur di sofa semalam namun seingatnya Jeno dan dirinya tidur terpisah tapi kenapa sekarang mereka ada di 1 sofa dengan Jeno yang memeluknya

"Ugh" Jaemin berusaha menyingkirkan lengan kekar Jeno yang melingkar di pinggang rampingnya.

Tapi seakan tak mau lepas, Jeno justru mengeratkan pelukannya dan menyamankan posisinya dengan Jaemin. Bahkan kepala Jeno sudah tenggelam di ceruk leher Jaemin dengan nyaman.

Ck! Pintar sekali Jeno mengambil kesempatan!

Jisung semakin merengek dengan air mata yang tergenang di pelupuk matanya. Ia paling tidak suka jika Buna nya di peluk oleh orang lain selain dirinya termasuk Daddy nya sendiri. Pokoknya Buna Nana adalah hak milik Jisung! Tidak boleh di ganggu gugat

"Jeno Hyung lepaskan" Jaemin meronta di dekapan Jeno

"Eungh ck berisik" suara serak Jeno mengalun indah di telinga Jaemin apalagi dengan nafas hangat Jeno yang menerpa ceruk leher nya. Membuat ia merinding saja

Jaemin menghela nafas lalu melihat ke arah Jisung "jie sebentar ya"

Jaemin berusaha melepaskan pelukan Jeno dengan sekuat tenaga namun tangan kekar itu tak bergerak se inci pun.

Ceklek

Mata Taeyong membola Melihat jaemin dan Jeno yang berpelukan di sofa lalu Jisung yang merengek

"Bubu tolongin nana~" rengek Jaemin

Taeyong menghampiri Jeno dan Jaemin, sedangkan jaehyun memilih menenangkan Jisung yang sudah menangis.

"Jeno! Bangun" Taeyong berusaha membuat Jeno terbangun padahal Jeno sudah bangun dari 1 jam lalu namun ia enggan untuk melepaskan pelukannya

"Bubu~"

"Iya sebentar Nana, bubu akan membangunkan Jeno dulu"

Plakk

"Aduh!" Ringis Jeno dan segera melepaskan dekapannya lalu mengelus-elus tangannya yang di pukul taeyong dengan kencang

"Ckck jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan" desis taeyong dengan mata tajam

Jeno memutar bola matanya malas "apasih"

"Sana cuci muka, lihat lah wajah mu sudah seperti gelandangan" ejek Taeyong

Jeno melotot "ck"

"Tidak usah membantah! Sana cuci muka"

Jeno menurut dan berjalan gontai ke toilet, meninggalkan Jaemin yang dengan susah menenangkan Jisung dibantu Taeyong. Sedangkan jaehyun hanya tersenyum senang melihat Jeno yang sudah bergerak untuk mendapatkan hati Jaemin. Ia sedikit bangga

TBC
Jangan lupa vote and koment

Pak Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang