Part Twenty Nine

30.4K 2.2K 24
                                    

"jadi? Kau ingin membicarakan apa?" Tanya Mark dengan bingung

Jeno menghela nafas "aku ingin menikahi Jaemin"

Uhuk

Mark tersedak kopi yang baru saja ia minum, apa-apaan kata-kata Jeno itu?! Enteng sekali

"Kau jangan becanda!"

"Ck, aku serius Hyung"

"Kau dan Jaemin tak pernah berkomunikasi serius dan menyatakan cinta atau apa, tidak mungkin kau tiba-tiba ingin menikahi Jaemin" Mark mendengus

"Tapi aku mencintai Jaemin" Jeno frustasi

"Ya memang kau sudah memberitahu Jaemin? Jaemin mau dengan mu? Dan lagi! Selama ini Jaemin tidak tau jika kau tidak memiliki istri. Lihat! Mana mau Jaemin dengan duda tua seperti mu" Mark meng olok-olok jeno

Jeno sedikit melotot, ia lupa jika Jaemin belum mengetahui statusnya. Ah tidak, Jeno tidak tau saja jika jaemin sudah tau berkat perkataan Haechan beberapa bulan lalu. Jeno harus berterimakasih dengan calon istri Hyung nya itu

"Lihat kan! Status mu saja jaemin belum tau tidak lucu jika kau tiba-tiba melamarnya. Jaemin juga masih terlalu kecil Jen. Kau yakin ingin langsung melamarnya?"

"Lalu aku harus bagaimana" tanya Jeno frustrasi. Ia tak ingin kehilangan Jaemin, sudah cukup untuk ia mengulur waktu selama ini

"Kau harus melakukan pendekatan dulu dengan Jaemin, paling cepat satu Minggu saja. Jika dalam satu Minggu Jaemin memang memiliki perasaan lebih padamu kau bisa melamarnya namun jika Jaemin tak memiliki perasaan apapun dengan mu kau harus siap-siap patah hati " ejek Mark dengan nada super menyebalkan menurut jeno

Jeno mendengus "ck"

"Jadi bagaimana? Kau ingin mengikuti saran ku?"

"Hm"

"Nah, jadi kau harus membayar ku" Mark mengulurkan tangannya

Jeno mengerutkan keningnya "untuk apa?"

"Aku sudah memberikan saran untuk mu, apakah tidak ada imbalan? Kau bisa memberikan ku mobil atau motor"

Jeno mendengus "ku doakan Haechan tidak mau menikah dengan mu"

Setelah mengatakan itu Jeno beranjak meninggalkan Mark.

"YAK! JUNG JENO! SIALAN KAU!!"

--

Jeno membawakan beberapa makanan untuk Jaemin, Jisung sedang tidur jadi anak itu tidak rewel. Kesempatan untuk Jeno, karena jika Jisung sudah bangun pasti akan menempel dengan Jaemin dan tak mau di pisahkan

"Jaem?"

"Eung?" Jaemin memandang Jeno dengan mata bulat polosnya.

"Kau sudah makan?" Jeno menahan gemas sedari tadi

Jaemin menggeleng, winwin dan yuta sedang pulang karena rumah tidak ada yang mengurus. Dan lagi kedua orangtuanya juga harus bekerja

"Aku membawakan beberapa makanan, kau makan dulu"

Jeno membantu Jaemin untuk duduk bersandar, wajahnya sudah sembuh dari lebam-lebam namun kepalanya masih di perban

"Kau ingin yang mana?"

"Jjangmyeon"

Jeno mengangguk dan menyuapkan mie hitam tersebut ke mulut Jaemin dengan telaten. Ia bahkan masih menggunakan setelan kantornya, karena ia sedang bolos kerja demi bertemu dengan Jaemin tanpa ada jisun. Biasanya jam segini Jisung memang masih tidur jadilah Jeno membolos

Pak Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang