Seminggu berlalu, Jisung dan Jaemin sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Namun harus sering-sering kontrol karena keduanya memiliki benturan yang cukup keras di kepala
"Hyung, kenapa ke sini?"
Akhir-akhir ini hubungan keduanya juga semakin dekat, Jeno yang tak malu skinship dengan Jaemin dan Jaemin yang dengan senang menerima semua perlakuan manis Jeno
Tentunya tak lepas dari si kecil Jisung yang semakin menempel dengan Jaemin. Dan di bumbui dengan kecemburuan Jeno karena Jaemin lebih memilih Jisung daripada dirinya.
"Aku ingin menjemput mu" Jeno mengelus pelan rambut Jaemin
"Hyung bilang sedang ada meeting"
"Iya, Hyung tunda dulu karena ingin menjemput mu. Ayo sekarang cepat naik"
Jeno membukakan pintu samping kemudi untuk Jaemin membuat Jaemin tersenyum malu lalu buru-buru masuk. Setelah itu Jeno memutari mobil dan langsung masuk
"Ingin menjemput Jisung?" Tanya Jeno
"Memang Jisung sedang di mana?"
"Jisung tadi bersama Mark Hyung dan Haechan ke rumah Paman Jhonny"
"Sudah lama atau belum Hyung?"
"Dari pagi"
Jaemin melihat arlojinya yang menunjukkan pukul 1 siang. Berarti anak itu sudah lama berada di rumah keluarga Seo
"Baiklah Hyung mari kita menjemput Jisung"
Jeno mengangguk dan melajukan mobilnya menuju mansion Seo. Tak lama mereka sampai dan di sambut oleh satpam yang membukakan gerbang tinggi itu
"Buna!" Pekik jisung dan langsung berlari menghampiri jaemin yang berada di ambang pintu
Hup
Jaemin mengangkat Jisung dan mencium pipi tembam anak itu dengan lembut. Membuat anak kecil itu tertawa senang karena mendapatkan kecupan dari Buna cantiknya.
"Jie, semakin tembam saja pipimu"
Jisung terkekeh.
Lalu Mark dan Haechan mendekati mereka bertiga.
"Ayo duduk dulu"
Mereka duduk dan beberapa maid dengan sigap mengantarkan minuman serta Camilan untuk teman-teman tuan muda mereka.
"Nana, Jisung tadi susah makan" adu Haechan, sedangkan jisung sudah mendelik ke aunty nya itu
Jaemin mengerutkan keningnya "kenapa? Jie belum makan?"
"Lum Buna"
"Kenapa hm? Jie ingin makan apa?"
"Jie mau suapi Buna"
Jaemin menghela nafas "jika sedang tidak bersama Buna, jie harus makan dengan siapapun itu oke? Jangan menunggu untuk Buna suapi"
"Jangan manja Jisung" tambah Jeno yang sedari tadi menyimak
Jisung mencebikkan bibirnya "iya Buna"
Dengan gemas Jaemin memeluk Jisung, anak itu sudah pandai bicara sekarang jadi sudah mengoceh sana-sini, membuat orang yang mendengarnya menahan gemas
"Sekarang jie makan oke?"
Jisung mengangguk
"Echan, maaf apa ada sesuatu untuk jisung makan?" Tanya Jaemin
"Ada, ayo ke dapur dan aku akan menunjukkan masakan maid di sini"
Seperginya kedua laki-laki manis dan satu balita itu, Mark dan Jeno terlihat membicarakan sesuatu
"Ku dengar kau ingin melamar Haechan?" Tanya Jeno
Mark mengangguk santai "hm, hubungan kita sudah berjalan lama dan aku ingin mengikat Haechan untuk selamanya"
"Kau sudah bicara dengan Daddy dan bubu?"
"Sudah, kata mereka aku harus meminta ijin kepada paman Jhonny dan bibi Ten dahulu baru Keluarga kita akan ke sini untuk melamar Haechan" jelas Mark
Jeno mengangguk "semoga berhasil"
"Lalu kau dengan Jaemin bagaimana?"
Jeno menyenderkan tubuhnya ke sofa "kita juga semakin dekat"
"Bagus jika begitu, setelah pernikahan ku kau harus segera menyusul"
"Rencananya memang seperti itu, dan Daddy serta bubu menyerahkan semuanya kepada ku dan Jaemin"
"Kau sudah bilang ke paman yuta?"
"Belum, aku akan langsung melamar saja"
"Kau gerak cepat ternyata" ejek mark
Jeno mendengus "jika tak bergerak cepat nanti Jaemin di ambil Orang"
Tadi saja pas ia menjemput Jaemin di cafe, ia melihat Jaemin sedang di dekati beberapa laki-laki. Beruntung mereka cepat pergi sebelum mendapatkan pukulan mentah dari Jeno karena sudah berani mendekati kelinci manisnya
"Resiko mempunyai kekasih primadona" gumam Mark
Sedangkan di dapur Jisung dengan anteng menerima tiap suapan dari Buna nya itu. Padahal ia tadi sangat susah saat Haechan membujuknya untuk makan namun sekarang lihat, anak itu dengan lahap makan dan bergumam kecil.
"Jadi kau akan menikah?"
Haechan mengangguk dengan malu-malu, semburat merah tercetak jelas di pipi gembul pemuda itu "kau harus menjadi Bridesmaids ku!"
"Iya-iya, apapun untuk mu"
Haechan tersenyum senang "terimakasih Nana"
"Hihihi sama-sama"
"Kau sendiri bagaimana dengan Jeno?" Tanya Haechan dengan mata tengilnya
"Kita semakin dekat" gumam Jaemin dan semburat merah muncul di bibi chubby nya
Haechan semakin gencar meledak Jaemin hingga membuat laki-laki manis itu seperti kepiting rebus saja.
"Eyyy, jangan lupa jika kau menikah kau juga harus menjadikan ku Bridesmaids"
"Mana bisa! Kau sudah menikah"
"Ah iya aku lupa" lesu Haechan
"Mungkin saat aku menikah nanti, kau sedang mengandung anak mu dan juga Mark Hyung"
Reflek Haechan menangkup pipinya yang bersemu merah. Membayangkan ia dan Mark mempunyai anak membuat dirinya tak kuasa menahan gejolak yang menggelitik perutnya bertubi-tubi.
"Eh? Echan sedang malu. Haha lucu sekali" ledek Jaemin
"Diam lah!"
"Hihihi, echan mukanya merah"
"Aunty hihihi" Jisung ikut-ikutan
Haechan mendelik "kenapa jie ikutan"
"Jie ikut Buna" jawaban polos Jisung membuat Jaemin dan Haechan tertawa kencang.
TBC
Ayo jangan lupa vote and koment. Koment kalian tuh mood banget deh, aku kadang suka banget baca koment kalian
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Duda
Teen FictionPak Duda tampan dengan anak laki-laki manis dan mahasiswa tahun terakhir yang terjebak dengan biaya kuliah. ⚠️ WARN BXB Nominist Guanren Markhyuk Jung Fams Nakamoto Fams Seo Fams Mpreg Rank! [12.06.23] #5 Jisung [17.06.23] #2 Jisung [23.06.23] #2 m...