Saat itu, malam sudah cukup larut, Lelouch sudah menidurkan Nunnally dan akan ikut tidur juga. Sedangkan Suzaku yang tidak bisa tidur memutuskan untuk pergi ke hutan tempat Mary berada.
Begitu memasuki hutan, dirinya menemukan Mary yang duduk di atas dahan pohon sambil menatap langit malam dimana bulan sedang bersinar dengan terang, menyinari malam yang sunyi tanpa adanya satu bintang pun.
"Mary!" Ucap Suzaku sambil tersenyum dan melambaikan tangannya.
Mary yang melihat itu pun melompat turun dari atas pohon sehingga kini dirinya berdiri di depan Suzaku.
"Kenapa kau disini malam-malam? Anak kecil itu seharusnya sudah tidur jam segini." Ucap Mary sambil menyentil kening Suzaku yang membuat anak itu meringis.
"Aku tidak bisa tidur." Ucap Suzaku sambil mengusap bekas kemerahan di keningnya.
"Bagaimana kalau kita melihat bulan?" Ucap Mary.
"Ya!" Ucap Suzaku yang bersemangat dan segera memanjat pohon yang tadi Mary gunakan untuk bersantai.
Mary juga ikut memanjat hingga sampai di dahan pohon yang ia tadi duduki dan duduk di samping Suzaku. Mereka sama-sama mendongak menatap bulan di langit yang sedang bersinar terang.
"Lihat, indah, kan? Tidak ada yang menutupi cahaya dari terangnya bulan. Selama ini bintang terus menarik perhatian, sehingga bulan jadi tidak menarik perhatian. Padahal bulan seindah ini." Ucap Mary.
"Ya, memang indah. Bulan juga selalu menyinari malam. Kalau bukan karena bulan, tidak mungkin aku bisa mencarimu." Ucap Suzaku yang membuat Mary terkekeh mendengar itu.
Tapi kekehan itu terhenti saat dirinya teringat Suzaku di masa depan. Ia pun menatap Suzaku dengan ekspresi seriusnya.
"Suzaku." Ucap Mary yang membuat Suzaku menoleh menatapnya. "Maukah kau berjanji padaku? Berjanjilah...apapun yang terjadi ke depannya, jangan sampai kebencian mengubahmu."
"Apa maksudmu?" Ucap Suzaku yang tak mengerti.
Mary pun menunjukkan jari kelingkingnya di hadapan Suzaku.
"Berjanjilah!" Ucap Mary yang bersikeras, membuat Suzaku akhirnya menautkan jari kelingkingnya dengan Mary.
"Aku berjanji." Ucap Suzaku yang membuat Mary langsung tersenyum mendengar itu.
Suzaku yang sudah baru saja sadar menyadari dirinya berada di ruang perawatan untuk para tentara. Ia kemudian memegang kepalanya yang kembali berdenyut.
"Suzaku, apa kau baik-baik saja? Apa kau merasa pusing?" Ucap Cecile yang khawatir akan kondisi Suzaku mengingat Suzaku tidak sadar cukup lama.
"Nona Cecile, apa yang terjadi?" Ucap Suzaku sambil memegang kepalanya.
Cecile pun terdiam mendengar itu. Ia tidak tau harus mengatakan apa mengenai hal yang terjadi pada Euphemia dan juga tentang Zona Khusus Jepang yang gagal terbentuk.
"Bagaimana dengan Putri Euphemia?" Ucap Suzaku.
"Itu..." Ucap Cecile yang tak bisa menjawab dan pada akhirnya hanya bisa memasang ekspresi sedih.
Melihat ekspresi sedih itu, Suzaku bisa menduga apa yang terjadi. Matanya menatap kosong ke depan seolah ia kehilangan cahaya kehidupan.
Beberapa jam setelah Mary membawa Euphemia, diumumkan bahwa Euphemia meninggal ke seluruh dunia. Meski tidak mengetahui kondisi pasti dari tubuh Euphemia, pihak Kerajaan Britannia langsung membuat kesimpulan itu.
"Euphy..." Ucap Suzaku sambil menatap lencana tanda bahwa dirinya adalah Ksatria Euphemia.
"Berjanjilah...apapun yang terjadi ke depannya, jangan sampai kebencian mengubahmu." Ucap Mary.
'Bagaimana aku tak membencinya, Mary? Dialah yang sudah membunuh Euphy. Zero! Aku akan membunuhmu!' Pikir Suzaku dengan tatapan penuh akan kebencian dan hasrat membunuh.
Sementara itu, Mary dengan tenang menonton TV yang menampilkan pengumuman Lelouch terkait pembentukan negara baru, Republik Jepang Serikat.
Gerakan tangannya yang menyuapkan keripik kentang harus terhenti karena mendengar suara pintu kamarnya yang terbuka. Dirinya pun menoleh dan melihat Euphemia yang berdiri dengan ekspresi kebingungan.
"Dimana ini?" Ucap Euphemia.
"Kau ada di mansionku, Euphemia." Ucap Mary dengan tenang menatap Euphemia yang baru saja dirinya selamatkan.
Dengan sudah payah, dirinya mengobati Euphemia yang membuat staminanya jadi habis. Untuk itu, ia berniat mengisi tenaganya dengan makan.
"Kau siapa?" Ucap Euphemia.
"Aku Mary, orang Jepang." Ucap Mary yang membuat Euphemia terkejut mendengar itu.
"Orang Jepang...? Bunuh...orang Jepang..." Ucap Euphemia yang membuat Mary menghela nafas mendengar itu.
'Ternyata efek Geass-nya masih ada.' Pikir Mary lalu berjalan mendekati Euphemia yang berusaha melawan kekuatan Geass.
Mary pun memukul tengkuk Euphemia sehingga gadis itu kehilangan kesadarannya.
"Kau tenang saja, aku akan menghilangkan efek Geass Lelouch nanti setelah makan." Ucap Mary lalu kembali menatap TV dimana ia bisa melihat Lelouch dalam topeng Zero sedang dipuja-puja. "Aku juga harus menemuinya nanti."
Mary pun memindahkan Euphemia ke kamarnya dan membaringkan gadis itu di ranjangnya.
"Kau beruntung waktu berputar kembali, Euphy." Ucap Mary sambil mengelus pipi Euphemia yang pucat karena gadis itu masih belum pulih sepenuhnya.
'Tapi aneh sekali, wajahku tidak muncul di TV. Padahal seharusnya wajahku sudah tersebar kemana-mana.' Pikir Mary.
Pada saat dirinya bertarung melawan Britannia, topinya terbang yang menyebabkan wajahnya terlihat. Tapi sebelum wajahnya terlihat di TV, kamera yang digunakan malah rusak. Lebih tepatnya, kamera itu rusak karena ulah seseorang.
Hermes tersenyum melihat wajah Mary yang sedang berpikir keras.
"Baguslah, wajahnya tidak tersebar. Untung aku cepat menghancurkan semua kamera." Ucap Hermes lalu menoleh menatap Apollo yang berdiri di sampingnya. "Kau juga membantunya kan, Apollo?"
Apollo hanya memasang ekspresi datar dan mengedikkan bahunya. Ia berlalu pergi meninggalkan Hermes yang menatap kesal dirinya. Apollo pun tersenyum samar karena merasa senang berhasil membantu Mary dalam pertarungan itu.
Apollo sebagai Dewa Matahari membuat pandangan para tentara menjadi silau sehingga tidak bisa melihat wajah Mary dengan jelas. Berkat itu juga, Mary bisa mengalahkan mereka dengan lebih mudah.
Meski para Dewa tidak bisa banyak ikut campur dalam urusan manusia, bukan berarti mereka tidak bisa membantu secara tidak langsung. Apalagi Mary melawan banyaknya pasukan sendirian, dirinya mana mungkin bisa bertahan lama sehingga mereka memutuskan untuk membantunya.
Hanya ada beberapa orang saja yang melihat wajah Mary saat itu, salah satunya adalah Suzaku yang membuat ingatannya kembali sepenuhnya.
Hal yang tidak diinginkan Mary terjadi, Suzaku menyimpan dendam pada Lelouch sebagai Zero. Janji yang mereka buat pada akhirnya Suzaku ingkari saat berpikir ia sudah kehilangan gadis yang dicintainya.
Yang bisa Mary lakukan kini hanya satu, menghibur Lelouch yang merasa sedih kehilangan Euphemia. Biar bagaimanapun, mereka adalah saudara yang dekat satu sama lain.
Mary memeluk Lelouch dan mengusap surai hitam pria itu di sebuah ruangan dimana hanya ada mereka berdua disana.
"Kau sudah berjuang dengan baik, Lelouch. Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Itu semua kecelakaan." Ucap Mary yang seolah tau bahwa Lelouch kehilangan kendali Geass-nya.
Lelouch tak ingin memikirkannya lagi, ia memilih memeluk Mary erat sembari berusaha menenangkan dirinya sendiri.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
With You (Code Geass x OC)
FanfictionSeorang gadis sedang menonton anime favoritnya. Ia terus tersenyum melihat wajah dari karakter favoritnya yang kini menjadi seorang kaisar. Tapi itu tak berlangsung lama karena setelahnya, karakter favoritnya itu harus tewas. Gadis itu pun bangkit b...